Bangun Karakter Anak dan Ketahanan Budaya Melalui Permainan Tradisional

8 Agustus 2021, 20:54 WIB
DEWAN Kebudayaan Kota Cimahi (DKKC) melalui Komite Pengetahuan, Teknologi, Permainan dan Olahraga Tradisional (PTPOT) DKKC gelar pertunjukan permainan tradisional Sunda secara daring di kanal youtube Dewan Kebudayaan Kota Cimahi. /

GALAMEDIA - DEWAN Kebudayaan Kota Cimahi (DKKC) melalui Komite Pengetahuan, Teknologi, Permainan dan Olahraga Tradisional (PTPOT) DKKC gelar pertunjukan permainan tradisional Sunda secara daring di kanal youtube Dewan Kebudayaan Kota Cimahi.

Kegiatan yang diawali dengan workshop permainan sarung melalui video dan secara langsung ini melibatkan 20 orang anak binaan beberapa kumunitas seni Kota Cimahi dimulai sejak tanggal 15 Juli 2021.

Ketua Komite PTPOT DKKC, Apih Trisno mengatakan, pertunjukan ini tadinya siap digelar secara langsung pada peringatan Hari Anak Nasional, 23-24 Juli 2021 di Plaza Rakyat Kota Cimahi, karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) masih diperpanjang akhirnya diputuskan pertunjukan permainan tradisional anak-anak Kota Cimahi hasil dari workshop secara daring dan pengambilan gambar melalui audio visual baru bisa dilaksanakan pada 7 Agustus 2021 di lapangan terbuka Alam Wisata (AWC) Kota Cimahi, ditayangkan di kanal youtube DKKC, Senin, 11 Agustus 2021.

“Karena PPKM, proses latihan dibuat singkat. Apih Ajat sebagai pengatur laku kegiatan ini sangat ketat dalam membagi waktu, membagi jumlah peserta latihan, dan memantau 20 orang anak yang terlibat agar vitalitas dan kesehatan tubuhnya terjaga dan tidak menjadi klaster baru penularan covid 19. Alhamdulillah dalam serba keterbatasan kegiatan bisa berjalan, dalam situasi seperti ini kami DKKC masih bisa hidupkan denyut nadi kebudayaan lokal di Kota Cimahi,” ujar Apih Trisno, Minggu, 8 Agustus 2021.

Baca Juga: Jorge Martin Jadi Jawara MotoGP Styria 2021, Marc Marquez Merosot ke Posisi Delapan

Semetara itu ketua DKKC, Hermana HMT menjelaskah, permainan tradisional Sunda sangat penting diajarkan pada anak-anak. Bahkan bukan diajarkan semata, tapi anak-anak mesti mampu menguasainya. Permainan tradisional Sunda mengandung nilai-nilai luhur, pesan-pesan pendidikan dan moral bagi pelakunya.

“Nilai-nilai itu merupakan jati diri bangsa, juga jiwa bagi pemajuan kebudayaan daerah dan nasional di Republik Indonesia ini,” katanya.

Menurutnya, nilai-nilai luhur dalam permainan tradisional itu di antaranya; membangun kebersamaan, tumbuhkan sikap jujur, terbuka, berani, saling percaya, disiplin, tanggung jawab, kepemimpinan, tolong-menolong, lapang dada, taat, wasdpada, tangkas, kreatif, cinta lingkungan hidup, cinta tanah air, hidup sehat, riang gembira dan lain sebagainya.

“Permainan tradisional itu membentuk karakter dan tingkatkan kecerdasan IQ dan SQ anak,” tegasnya.

Dikatakannya, efek negatif dari teknologi digitalisasi mulai membetuk karakter manusia Indonesia banyak yang soliter. Diantara mereka sudah jarang bermasyarakat secara langsung apalagi pada masa pandemi covid-19 ini.

"Dengan adanya kebijakan PPKM mereka sangat asik dengan dunia Gadget (Handphone dan lain sejenisnya). Mereka lebih asik bermain game di handphone, berdiam diri di rumah tanpa banyak gerak, tidak merasakan sengatan matahari dan melupakan permainan tali, galah asin, petak umpet dan sebagainya," terangnya.

Baca Juga: Tragedi Mengerikan Terjadi di MotoGP Styria 2021, Dua Motor Terbakar

Menurutnya, setiap orang tidak bisa menghindari kemajuan teknologi dan harus menjadi bagian penting dari peradaban itu, namun dalam mengkanter efek negatif dari teknologi digital, sangat penting permainan tradisional Sunda khususnya di Kota Cimahi dan Jawa Barat diperkenalkan kembali pada anak-anak masa kini dan harus menjadi bagian kehidupan mereka sehari-hari.

"Sehingga nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pemainan tradisional tetap terjaga dan meresap ke dalam memorinya, menguatkan karakter dirinya, karakter bangsa, sekaligus memperkokok ketahanan budaya nasional," tambahnya.

“DKKC berharap, Dinas Penddikan Kota Cimahi dan seluruh Kota/Kabupaten di Jawa Barat, di Indonesia dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdibudristek) RI menetapkan permainan tradisional untuk anak-anak di daerah menjadi pelajaran ekstrakulikuler wajib mendampingi pramuka di Sekolah Dasar. Setidaknya seminggu satu kali anak-anak diajak bergembira melalu kigiatan permainan tradisional,” pungkasnya.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler