Menggali Pahala Terbesar: Amalan Shaleh yang Dianjurkan di 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

23 Juni 2023, 06:16 WIB
Menggali pahala terbesar: amalan shaleh yang dianjurkan di 10 hari pertama bulan dzulhijjah /madaninews/

GALAMEDIANEWS - Allah, dengan segala keagungan-Nya, menunjukkan cinta yang sangat besar kepada hamba-hamba-Nya. Salah satu keagungan-Nya di bulan dzulhijjah dalah memberikan nikmat kepada hamba-hamba-Nya, seperti kesehatan, rezeki, dan waktu yang baik.

Bulan Dhu al-Hijjah adalah salah satu dari empat bulan suci, yaitu Rajab, Dhu al-Qi'dah, Dhu al-Hijjah, dan Muharram. 

Keutamaan yang Allah tetapkan pada bulan dzulhijjah atau empat bulan suci ini adalah melipatgandakan pahala bagi orang-orang yang beramal saleh. Hal ini mendorong para hamba untuk lebih rajin melakukan amal kebaikan selama bulan-bulan tersebut. 

Baca Juga: Keutamaan Sedekah Pada Hari Jum’at: Pahala Dilipat Gandakan, Umur Dipanjangkan

Demikian pula, dosa yang dilakukan selama bulan-bulan ini dianggap lebih berat di sisi Allah, sehingga memotivasi para hamba untuk mencapai tingkat kesalehan yang lebih tinggi dengan menjauhkan diri dari tindakan kemaksiatan.

Dengan demikian, kebahagiaan, ketenangan, dan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat dapat tercapai.

Dalam menyambut bulan Dzulhijjah, umat Muslim diberikan anjuran untuk meningkatkan amal shaleh, karena Allah akan melipatgandakan pahala dari setiap perbuatan yang kita lakukan.

Berikut Amalan-amalan Shaleh yang dianjurkan untuk dilakukan pada bulan Dzulhijjah

1. Puasa Arafah

Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 9 di bulan Dzulhijjah, dan 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah dalam penanggalan Hijriyah.

Puasa Arafah dianjurkan bagi umat Muslim yang tidak sedang melakukan ibadah haji di Makkah. Pelaksanaan puasa Arafah sama dengan pelaksanaan puasa sunnah lainnya.

Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

“Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)

2. Takbir dan Dzikir

Meningkatkan pengucapan dzikir, termasuk membaca "La ilaha illallah" (bertahlil), "Subhanallah" (bertasbih), "Astaghfirullah" (beristigfar), "Alhamdulillah" (bertahmid), "Allahu Akbar" (bertakbir), dan memperbanyak doa dalam 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah , adalah amalan yang dianjurkan tidak hanya selama bulan Dzulhijjah, tetapi juga sebaiknya menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari kita.

Baca Juga: Resep Bumbu Nasi Goreng Makanan Gurih, Nikmat dan Harum ala Rudy Choirudin

Ibnu ‘Abbas berkata, “Berdzikirlah kalian pada Allah di hari-hari yang ditentukan yaitu 10 hari pertama di bulan Dzulhijah dan juga pada hari-hari tasyriq.” Ibnu ‘Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijah, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. Muhammad bin Ali pun bertakbir setelah shalat sunnah”

3. Menunaikan ibadah haji

“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” (QS. Al Baqarah [2]; ayat: 196-197)

4. Berqurban 

Hari raya Idul Adha, yang juga dikenal sebagai hari raya qurban, ditandai dengan kompetisi antara umat Muslim untuk menyisihkan sebagian harta mereka guna membeli hewan seperti kambing, lembu, atau unta yang akan disembelih setelah pelaksanaan shalat Idul Adha.

Prosesi penyembelihan ini dilakukan pada tanggal 10 di bulan Dzulhijjah, dan setelahnya terdapat periode tiga hari yang dikenal sebagai hari tasyrik.

Baca Juga: Menggali Keberkahan Puasa Dzulhijjah: 3 Keutamaan Serta Lafal Niatnya yang Memperkuat Koneksi dengan Allah


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al-Hajj [22]; ayat: 37)

5. Bertaubat (tidak bermaksiat)

Kita sebagai umat Islam memiliki kewajiban untuk mentaati perintah bertaubat dan menjauhi perbuatan maksiat. Namun, penting untuk dicatat bahwa dalam awal bulan Dzulhijjah, ditekankan pula agar umat Islam khususnya bertaubat dari segala dosa dan maksiat yang mereka lakukan.

Artinya, pada awal bulan Dzulhijjah, kita diarahkan untuk sibuk terlibat dalam amal-amal shaleh dan meninggalkan segala bentuk perlakuan zalim terhadap sesama.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang“. (QS. An-Nahl [16]; ayat : 119.

Nah, itu dia amalan yang besar pahalanya bila dilaksanakan yang dianjurkan di 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah.***

Editor: Tatang Rasyid

Sumber: dppai.uii.ac.id

Tags

Terkini

Terpopuler