GALAMEDIANEWS - Nabi Muhammad SAW memberikan satu isyarat kepada kita semua, bahwa sebelum sampai ke bulan Ramadhan cepat carilah bekal.
Yang bisa menguatkan jiwa kita, yang memberikan tenaga kepada kita, dan memberikan kekuatan spiritual. Sehingga ketika sampai bulan Ramadhan, kita dapat bersemangat dan bersungguh-sungguh untuk beraktivitas, seperti sahabat terdahulu dapat beraktivitas.
Orang jahiliyah saja semangat dalam beraktivitas, mengapa kita yang sudah lewat dari jahiliyah menjadi lemah, menjadi banyak tidur, menjadi banyak lemasnya, menjadi jarang beraktivitas.
Sementara orang-orang terdahulu membangun, kekuatan yang sangat luar biasa di Ramadhan, mereka dapat memanfaatkan siang dan malamnya, khatam Al Quran sehari sekali, ada yang sehari dua kali.
Karena itu orang-orang yang tidak memiliki persiapan, sejak bulan Sya'ban maka umumnya dia akan merasakan, hal yang berbeda saat masuk Ramadhan.
Seperti orang lemas tidak punya air, maka lemas pula saat dia berpuasa, karena tidak punya gairah untuk meningkatkan ibadah.
Yang diriwayatkan oleh sahabat Usamah Bin Zaid, Nabi SAW itu saat masuk bulan Sya'ban punya kebiasaan.
Kebiasaan untuk meningkatkan amalan, beliau juga mencontohkan langsung kepada kita, bagaimana beliau meningkatkan amalannya, dan amalan yang spesifik yang banyak dikerjakan oleh Nabi SAW, itu ternyata puasa.
Baca Juga: Jadwal Tayang dan Sinopsis Avatar The Last Airbender di Netflix, Ancaman Negara Api, Berapa Episode?
Para sahabat heran, kenapa karena di bulan Rajab juga berpuasa, bahkan di bulan Sya'ban menariknya lebih banyak di bulan Rajab. Hingga para sahabat mengkonfirmasi terhadap kebiasaan beliau itu berpuasa, kata Nabi bulan Sya'ban itu sebetulnya agung tidak seperti yang dibayangkan.
Bulan Sya'ban mempunyai keistimewaan yang sangat istimewa seperti bulan lainnya, kata Nabi banyak orang tidak sadar bahwa Sya'ban mempunyai keistimewaan. Keistimewaan di bulan Syaban adalah bulan itu amal-amal kita dilaporkan, disampaikan, diangkat langsung kepada Allah. Allah maha tahu tidak dilaporkan pun Allah mengetahui, namun di sini Allah ingin menunjukan keistimewaan.
Bagaimana banyaknya malaikat melihat, mencatat amal kita dan menyampaikan kepada Allah langsung itu kebanggaan, maka apa yang langsung Nabi berikan bimbingan kepada kita.
Kata Nabi aku sangat menginginkan saat amalku diangkat, disampaikan kepada Allah aku dalam sedang keadaan berpuasa. Nabi yang sudah mendapat jaminan surga dan dekat dengan Allah, masih juga ingin dinilai terbaik oleh Allah, ketika tiba masa Sya'ban.
Dalam Puasa kita akan terbiasa menjaga 2 hal pertama menjaga amal sholeh, menjaga amal sholeh kita supaya konsisten ditingkatkan, karena itu saat puasa kita senang membaca Al Qur’an, bersedekah.
Baca Juga: Fakta Menarik: 3 Alasan Mengapa Film Agak Laen Booming di Bioskop
Kedua menjaga diri untuk tidak beramal salah atau maksiat, maka orang-orang beriman yang melakukan puasa itu pasti, menghindari diri dari perbuatan maksiat, karena minimal dia takut batal puasanya.
Oleh karena itu orang berpuasa pastilah amalannya baik, jika sudah baik maka disampaikan kepada Allah dalam keadaan yang terbaik. Maka bisa dibayangkan Nabi dalam kondisi bulan Sya'ban tersebut bahwa beliau terbiasa menunaikan puasa itu salah satunya. Rahasia terbesarnya diangkat dan disampaikannya, amalan langsung seorang hamba.
Nisfu Syaban jatuh pada tanggal 15 Syaban 1445 Hijriah, atau pada hari Minggu, 25 Februari 2024 menurut kalender Masehi. Sehingga Nisfu Sya'ban, yang bertepatan dengan Sabtu, 24 Februari 2024, menjadi waktu yang sangat dinantikan oleh umat Islam, karena di malam itu adalah malam diangkatnya amal.
Sehingga dianjurkan bagi umat muslim untuk berpuasa dan memperbanyak amal sholeh, sebelum malam Nisfu Sya'ban atau sebelum diangkatnya amal-amalan.***