Quick Count, Representasi Akurasi Hasil Pilkada, Begini Cara Kerja Hitung Cepat yang Cukup Akurat

- 10 Desember 2020, 14:21 WIB
Pelipatan surat suara Pilkada Kabupaten Bandung 2020. Foto Ilustrasi
Pelipatan surat suara Pilkada Kabupaten Bandung 2020. Foto Ilustrasi /Pikiran-rakyat.com/Ade Mamad/

Hitung cepat memberikan gambaran dan akurasi yang lebih tinggi, karena hitung cepat menghitung hasil pemilu langsung dari TPS target, bukan berdasarkan persepsi atau pengakuan responden.

Cara kerja quick count
Quick count bekerja dengan mengambil data dari C1 Plano di TPS terkait yang kemudian diolah secara sistematis berdasarkan kerja matematis. Sampel data yang didapat itu kemudian diolah secara acak dari beberapa TPS yang dijadikan sebagai data, baik secara nasional, kabupaten/provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan kelurahan.

Para lembaga survei ini tak perlu mencari data dari ribuan TPS yang ada di Indonesia. Mereka cukup menentukan beberapa TPS yang bakal menjadi sumber hitungnya itu, dikumpulkan, kemudian diolah. Paling tidak dari data yang diambil tersebut dapat mewakili hasil hitung di beberapa TPS.

Sementara itu, menurut Dian Permata, Peneliti Founding Fathers House (FFH) menjelaskan bila ada sekitar 810.000 TPS dan 80 daerah pilih (dapil), sampel yang ditarik harus dihitung secara menyeluruh sehingga dapat mewakili jumlah dan sebaran jumlah TPS ada.

Baca Juga: Politikus Top Berjatuhan ke Pelukannya, FBI Akhiri Petualangan Fang Fang Mata-mata Karismatik China

Data tersebut diolah melalui hasil pelaporan para relawan lembaga survei ada di lapangan. Mereka melaporkan hasil data yang didapat kepada PIC lembaga masing-masing. Setelah itu, pihak PIC (person in charge) yang bekerja di lembaga survei pun mengolahnya dengan menggunakan hitungan statistik dan matematis.

Setelah diolah, data diinput ke dalam satuan sistem big data yang telah disediakan. Terakhir, data jadi itu diumumkan melalui beberapa media untuk disampaikan kepada publik.

Kemungkinan margin of error
Hal selanjutnya yang banyak dipertanyakan setelah hasil quick count keluar ialah tingkat kepercayaan (level of confidence) dan rentang angka penyimpangan (margin of eror). Setiap data yang dikembangkan secara akademis sudah barang tentu punya plus–minus masing-masing.

Misalnya masalah penginputan data, yang dilakukan oleh manusia. Ini mungkin dapat terjadi human error, baik di ranah relawan yang bertugas mencatat data di lapangan maupun pada petugas penginput data. Mereka yang bertugas menghimpun data harusnya individu yang kompeten agar data yang disampaikan tidak termanipulasi oleh apa pun.

Baca Juga: KPK Terus Buru Dokumen Kasus Dugaan Korupsi Bansos Juliari Batura, Tinggal Dua Lokasi Tersisa

Halaman:

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x