GALAMEDIA - Pada 26 Desember 2004 silam, Indonesia dilanda tsunami, daerah yang paling parah terkena dampaknya adalah Aceh dan Nias. Korban akibat tsumani Aceh mencapai 200.000 jiwa.
Badan Informasi Geospasial mengungkapkan Indonesia merupakan wilayah rawan bencana gempa bumi dan tsunami. Untuk mengatasi dan meminimalisir resiko ketika gempa bumi atau tsunami terjadi maka diperlukan mitigasi bencana yang terencana.
Menurut Peneliti senior bidang geologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Danny Hilman Natawidjaya menjelaskan bahwa ada tiga prinsip yang harus diketahui dalam mitigasi bencana.
Baca Juga: Tsunami Besar Mengancam 10 Wilayah di Pulau Jawa, Lima Diantaranya di Jawa Barat
Pertama, pengetahuan dan pemahaman sumber bencana melalui riset yang serius. Kedua, instrumentasi yang tepat sesuai dengan sumber dan tujuannya.
Dan ketiga, tindakan mitigasi yang efektif sesuai dengan karakter sumber bencana, kondisi wilayah dan masyarakat.
”Kita harus meningkatkan mitigasi itu tidak hanya regional, nasional, tapi harus disesuaikan dengan sumber bencana setiap wilayah,” ungkapnya seperti dakam keterangan tertulisnya dari humas LIPI belum lama ini.
Menurut Danny, tindakan mitigasi bencana yang bisa dilakukan ialah melalui penataan tata ruang yang aman bencana; membuat aturan kode bangunan tahan gempa.
Baca Juga: Puasa Senin Kamis: Singkong Karamel Gula Merah Pas untuk Buka Puasa, Ini Resep dan Cara Masaknya
Selain itu, digalakannya pendidikan dan penyiapan masyarakat yang tangguh terhadap bencana, sesuai dengan karakter sumber bencana di setiap wilayah serta harus spesifik.