Baca Juga: Hoaks! Sinovac Vaksin yang Paling Lemah dan Hanya Dipesan Indonesia, Berikut Penjelasannya
Menurut Kiai Ali, jika nabi bisa dilihat bahkan hidup kembali saat ini, mengapa nabi tidak langsung turun menyelesaikan konflik-konflik umat Muslimin? Kemudian, apa urgensi mengaku-ngaku bertemu Nabi baik dalam mimpi atau bahkan terjaga?
Karena itulah, hadits-hadits “mimpi bertemu Nabi”, jika dipahami sepotong-sepotong tanpa mempertimbangkan riwayat lainnya, akan berdampak pada kerancuan pemahaman. Apalagi hadits-hadits tersebut digunakan sebagai klaim-klaim demi kepentingan tertentu.
Baca Juga: Ditawari Jabat Wamen Agama, Sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti Ogah Gabung Kabinet Indonesia Maju
Pemahaman sedemikian ini disuguhkan untuk menjaga diri agar semakin berhati-hati dengan maraknya pendakuan diri sebagian orang sebagai orang keramat dan sejenisnya, yang mengaku bertemu nabi.
Terkait peristiwa-peristiwa spiritual seperti mimpi, tentunya adalah wilayah pribadi masing-masing yang kiranya tidak pantas diumbar dan diserukan, apalagi menyangkut sosok Kanjeng Nabi.
Selain itu, penting sekali mempelajari hadits dengan lebih komprehensif, agar terhindar dari kerancuan dan kekeliruan persepsi akan nabi. Semoga kita senantiasa tergolong umat Nabi Muhammad dan mendapat syafaatnya kelak. Wallahu a‘lam.***