Catat! Jangan Beri Kucing Anda Nasi, Ini Bahayanya

- 31 Januari 2021, 10:44 WIB
'Tayo' kucing peliharaan Sonia saat masih hidup.
'Tayo' kucing peliharaan Sonia saat masih hidup. /tangkap layar/instagram@soniarizkikarai/

GALAMEDIA - Karbohidrat seperti nasi adalah salah satu sumber energi utama. Bagi sebagian besar orang Indonesia tida bisa lepas dari nasi.

Sehingga tak jarang, orang Indonesia memberikan nasi kepada newan kesayangannya.

Namun hal itu ternyata tak baik bagi kucing. Bahkan dokter hewan menegaskan pentingnya menghentikan kebiasaan memberi nasi kepada kucing.

Menurut dokter hewan Radhiyan Fadiar Sahistya, kucing tidak mampu mencerna karbohidrat menjadi sumber energi secara baik, sebab energi utama kucing berasal dari protein.

Baca Juga: Nahdlatul Ulama Berusia 95 Tahun, Jokowi Minta NU Berperan Besar Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

Saat kadar protein berkurang, kucing menggunakan lemak sebagai sumber energi.

Menurut Radhiyan seperti dikutip galamedia dari Antara, berlebihan memberikan nasi dapat mengakibatkan kasus diabetes kepada kucing, terutama kucing yang sudah menginjak usia dewasa.

Sama seperti manusia, memberikan makanan dengan nutrisi seimbang kepada hewan peliharaan juga penting agar "anak-anak bulu" bisa tumbuh dengan baik. Semua harus dalam porsi yang pas.

Bila berlebihan, anjing atau kucing bisa mengalami gangguan ginjal, khususnya yang berusia di atas tujuh tahun.

Radhiyan menjelaskan, itulah mengapa makanan-makanan hewan peliharaan dari pabrik dipisahkan berdasarkan kategri usia, yakni makanan untuk anak kucing atau anjing juga untuk hewan yang sudah dewasa.

Baca Juga: Taklukan Santos, Palmeiras Juara Piala Libertadores

Anak kucing atau anak anjing sebetulnya masih mendapat asupan nutrisi dari air susu induk.

Organ pencernaan mereka belum berkembang sempurna sehingga butuh nutrisi berbentuk cairan.

Ketika sudah menginjak usia satu hingga dua bulan, mereka bisa belajar makan selain air susu.

Berikan makanan yang ukurannnya kecil dan lembut agar anak anjing atau kucing tidak kesulitan memakannya.

Setelah berusia dua hingga tiga bulan, Anda bisa mulai memberikan makanan dengan tekstur yang lebih padat.

Baca Juga: Banjir Dahsyat Terjang Belanda, Lebih dari 1.800 Orang Meninggal Dunia pada 31 Januari 1953

Kadar protein dalam makanan khusus kucing atau anjing dewasa lebih rendah untuk menunjang fungsi ginjal yang menurun.

Kucing dan anjing juga butuh asupan serat. Bila kurang serat, mereka bisa mengalami diare, tapi bila berlebihan juga bakal mengakibatkan sembelit. Vitamin juga dibutuhkan dalam porsi yang pas.

Kekurangan vitamin mengakibatkan hilang nafsu makan, sementara kelebihan vitamin bisa berujung kepada masalah kesehatan.

Lemak, sumber energi kedua baik untuk anjing dan kucing, lebih banyak diberikan pada formulasi pakan yang ditujukan untuk anjing atau kucing yang sedang bunting serta menyusui, atau hewan yang sedang sakit.

Baca Juga: Dunia Internasional Sambut Pengangkatan Gus Yaqut Sebagai Menteri Agama, CDI: Bangkitkan Harapan

Sebab, lemak bisa meningkatkan selera makan dan menyediakan 2,5 kali energi lebih besar dibandingkan protein dan karbohidrat dengan berat yang sama.

"Namun pemberian lemak secara berlebihan tidak baik karena bisa memicu gangguan kesehatan," kata dia.

Ada dua jenis makanan dari pabrik yang ditujukan untuk anjing dan kucing, yakni makanan kering dan makanan basah.

Dia menjelaskan, makanan basah punya kandungan air yang lebih tinggi tapi dari segi nutrisi kandungan dalam makanan kering lebih tinggi.

Jika Anda memilih untuk memberi makanan hewan peliharaan yang diproduksi pabrik, berikan sesuai dengan kebutuhan. Jangan berikan makanan anjing kepada kucing.***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x