The Adventure of kabayan, Babi Ngepet (61): Babi Hutan Berkalung Berlian Hebohkan Warga

- 19 Februari 2021, 15:33 WIB
The Adventure of Kabayan, Babi Ngepet: Babi Hutan Berkalung Berlian Hebohkan Warga
The Adventure of Kabayan, Babi Ngepet: Babi Hutan Berkalung Berlian Hebohkan Warga /galamedia

GALAMEDIA - Pesugihan Babi Ngepet, Cara Cepat Menjadi Kaya, cerita fiksi serial The Adventure of Kabayan yang berjudul Babi Ngepet ini, merupakan lanjutan dari cerita sebelumnya; The Adventure of Kabayan, Baju Hikmat.

Pada episode sebelumnya,  "Sekarang kita mulai!" ujar Ki Jumanta. "Selamat menyaksikan!" lalu memerintahkan anak buahnya untuk melepaskan babi hutan dari kerangkeng.

Babi hutan keluar dari kerangkeng memasuki arena yang dipagari bambu setinggi leher orang dewasa.

Penonton bersoarak menyaksikan babi hutan yang berjalan pelan mengelilingi arena.

"Nyaan, bagong bikang,"

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (54)

"Dikongkorong berlian, rante emas. Jih, naon maksudna Ki Jumanta teh?" bisik seorang penonton.

"Lain naon mangsudna, Mang. Ini mah memang aslinya demikian saat Ki Jumanta melakukan perburuan di Kampung Cingur."

"Jih aheng?"

Nyi Iteung yang dilepas di arena berjalan pelan dalam wujud babbi hutan, berjalan pelan menelisik keadaan sekitar.

"Naon maksudna aing pangna dikencarkeun di dalam arena?" gumammnya. "Apakah benar mau diadu sama anjing?"  Berikut lanjutannya;

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (55)

"Itulah babi hutan berkalung berlian dengan rantai emasnya!" teriak Ki Jumanta. "Sekarang kita lepas tiga anjing pertama sekaligus, seperti biasa!"

Belum juga mulut KiJumanta terkatup tiba-tiba terdengar teriakan menggelegar, membelah keriuhan.

"Hentikan!"

Hampir semua pasang mata yang hadir diputar untuk mencari pemilik suara.

Berdirilah sesosok lelaki paruhbaya dengan tubuh tinggi besar, tidak jauh dari panggung kecil yang ditempati Ki Jumanta. Ki Dirga.

"Apa maksudnya?" teriak Ki Jumanta dengan muka memerah gigi gemeretak.

"Masih nanya! Hentikan!"

"Memang anda siapa berani menghentikan acara yang biasa digelar di Kampung Kerot?"

"Bukan maksud menghentikan acara yang biasa. Tapi saya harap babi hutan itu jangan dijadikan sebagai korban sasaran anjing-anjing pemburu!"

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (56)

"Hak saya! Babi hutan ini hasil buruan saya, mau diapakan juga hak saya!"

"Tidak! Tuan saya yang lebih berhak terhadap babi hutan ini!"

"Memang ini babi hutan peliharaan Tuan anda?"

"Bukan juga?"

"Aneh? Kalau bukan mengapa anda ingin mengambilnya dari saya?"

"Tanya warga kampung Cingur saja! Sekarang lepaskan, serahkan pada kami!"

"Enak saja! Sembarang bicara!" Ki Jumanta loncat dari panggung menyambar Ki Dirga.

"Jadi tidak mau diserahkan dengan baik-baik?" Ki Dirga menghindari serangan lawan.

"Anda saja datangnya dengan cara yang tidak baik!" Ki Jumanta menginjak tanah, setelah sambarannya lolos.

Warga yang berkerumun dan menyaksikan keributan tersebut lari berhamburan menjauh dari arena.

Ada yang berbalik ke kanan, ada yang belok ke kiri. Hingga sebagian bertabrakan dan roboh ditanah, saling tindih. Keadaan riuh, tidak menentu.

"Euy, meungpeung keur kacau gancang si Nyai kencarkeun!" bisik Kabayan pada kedua temannya.

"Siap!" Ajum dan Kemed mengendap-endap untuk membuka pintu bambu yang luput dari penjagaan.

"Gancang, aman, Euy!" Kabayan mengawasi agak jauh. Matanya tertuju pada babi hutan yang seakan-akan telah jinak sama Kabayan.

"Kang, Kabayan!" teriak Nyi Iteung riang.

"Kabayan, babi hutan teh nyegrok, Bro! Siga ngarti rek ditulungan ku kita semua," ujar Ajum seraya menggeser pintu bambu.

Bersambung....***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x