Pulau Natal, Pulau yang Dekat dengan Indonesia Namun Milik Australia

- 26 Maret 2021, 10:38 WIB
Ilustrasi Australia
Ilustrasi Australia /Portal Surabaya/Ist

GALAMEDIA – Indonesia memiliki banyak pulau yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Namun, apakah kalian pernah mendengar Pulau Natal?

Kali ini akan dibahas mengenai Pulau Natal yang letaknya tidak terlalu jauh dari Indonesia, tapi ternyata pulau ini milik Australia.

Dikutip melalui Youtube Invoice Indonesia, Pulau Natal (Christmas Island) adalah wilayah luar negeri dari Australia yang secara resmi dikenal sebagai Teritory of Christmas Island.

Baca Juga: Sempat Terjadi Aksi Dorong-dorongan, PN Jakarta Tim Batasi Jumlah Pengacara Habib Rizieq Shihab

Pulau Natal adalah salah satu dari dua negara bagian dan teritori Australia. Wilayah lainnya adalah Kepulauan Cocos dan Kepulauan Keeling.

Wilayah Pulau Natal terletak di Samudera Hindia. Pulau ini berada sekitar 350 KM di Selatan Pulau Jawa dan sekitar 1550 KM di Barat Laut Daratan Australia.

Pulau ini memiliki luas sekitar 135 KM persegi yang hampir sama dengan luas Kota Batu di Jawa Timur yang memiliki luas 136 KM persegi.

Pulau ini sebagaian besar merupakan hutan hujan tropis dimana sekitar 63% wilayahnya merupakan Taman Nasional.

Pulau Natal memiliki garis pantai sepanjang 80 KM. Tetapi, hanya sebagian kecil dari garis pantainya yang mudah untuk diakses.

Baca Juga: Habib Rizieq Tiba di PN Jaktim, Polri Kembali Imbau Simpatisan Tak Datang, Demi Jaga Prokes

Hal tersebut dikarenakan garis keliling Pulau Natal diwarnai dengan permukaan tebing yang tajam sehingga membuat banyak pantai di pulau ini sulit dijangkau.

Flying Fish Cove (Teluk Ikan Terbang) adalah Ibu Kota dan pemukiman utama Australia di Pulau Natal.

Bedasarkan sensus penduduk yang dilakukan setiap lima tahun sekali, Pulau Natal memiliki populasi penduduk sebanyak 1.843 jiwa pada tahun 2016.

Secara historis, mayoritas penduduk Pulau Natal adalah orang Tionghoa, Melayu, dan India yang berasal dari Singapura. Saat ini, mayoritas penduduknya berasal dari kelompok etnis Tionghoa.

Bahasa utama Pulau Natal adalah bahasa Inggris, China, dan Melayu. Agama Islam dan Buddha adalah agama dengan pemeluk terbesar di Pulau Natal.

Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 26 Maret 2021: Rencana Baru Alya, Kevin Berhasil Merusak Keluarga Buwana

Penduduk pulau ini adalah warga negara Australia dan memiliki hak suara mereka dalam pemilihan Federal Australia.

Pulau Natal saat ini merupakan wilayah luar Australia yang tidak memiliki pemerintahan sendiri.

Pada Maret 2019, wilayah Pulau Natal dikelola oleh Departemen Infrastruktur Pembangunan Regional dan Kota Australia. Sistem hukum wilayah ini berada di bawah kewenangan Gubernur Jenderal dan Hukum Australia.

Penambangan fosfat dulunya merupakan satu-satunya kegiatan ekonomi yang signifikan di wilayah ini. Fosfat telah ditambang di pulau ini sejak tahun 1899.

Pada 2018 ususal perluasan operasi penambangan fosfat dibatalkan oleh pemerintah Australia karena masalah lingkungan.

Baca Juga: GAWAT! Guru Besar UGM Sebut 3 Pulau Besar di Indonesia Defisit Air, 2 di Antaranya Bikin Kaget

Akibatnya, masa depan pulau terletak pada ekonomi yang lebih terdiversifikasi. Di mana, pariwisata memainkan peran utama dalam membangun ekonomi di pulai ini.

Pulau Natal mulai muncul di daftar para navigator Inggris dan Belanda sejak awal tahun 1600an. Tetapi, baru pada tahun 1643, Kapten William Mynors dari British East Indian Company menamai pulau ini setelah melihatnya pada hari natal. ***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x