WASPADA! Bumi Akan Alami Mati Suri, Ilmuwan Prediksi Penyebabnya Cuaca Ruang Angkasa?

- 14 Oktober 2021, 13:58 WIB
Ilustrasi luar angkasa.
Ilustrasi luar angkasa. /Unsplash.com/NASA

GALAMEDIA - Belum lama ini, para ilmuwan kembali memperingatkan badai Matahari yang diperkirakan akan menghantam Bumi hari ini.

Diketahui, badai matahari tersebut dapat merusak komunikasi GPS dan radio.

Para astronom telah memperingatkan kekuatan destruktif badai Matahari yang diprediksi akan menerjang Bumi dalam beberapa waktu ke depan.

Baca Juga: Duga Baim Wong Dapat Fee dari Tayangan Kakek Suhud di Channel YouTube, Pengamat: Ini Tragedi Artis yang Belagu

Di antara berbagai ancaman yang mengintai di kedalaman ruang, badai Matahari merupakan ancaman yang paling dekat dengan Bumi.

Dipicu oleh ledakan radiasi elektromagnetik, plasma, dan partikel bermuatan dari Matahari, peristiwa cuaca ruang angkasa ini berpotensi melumpuhkan satelit atau mengganggu jaringan listrik.

Dalam 200 tahun terakhir, para astronom telah mencatat dua badai Matahari yang bertanggung jawab atas gangguan global, salah satunya adalah peristiwa Carrington tahun 1859.

Baca Juga: PALING BARU! 20 Kode Redeem FF 14 Oktober 2021, Raih Skin Langka dan Senjata Keren

Jika peristiwa tersebut terjadi hari ini, kemungkinan akan mematikan internet, melumpuhkan satelit GPS dan memicu pemadaman listrik global.

Diketahui, peristiwa mengerikan tersebut pernah hampir saja melanda planet Bumi kita tercinta pada 2012 lalu

Menurut NASA, ancaman ruang angkasa tersebut memiliki potensi cukup besar untuk menjatuhkan peradaban modern kembali ke abad ke-18.

Baca Juga: PALING BARU! 20 Kode Redeem FF 14 Oktober 2021, Raih Skin Langka dan Senjata Keren

“Beruntungnya, badai Matahari tersebut berayun melewati planet ini tanpa mendaratkan pukulan sekilas,” kata NASA yang dilansir Galamedia dari Express pada Rabu, 13 Oktober 2021.

Sebaliknya, ledakan plasma dan medan magnet menyapu pesawat ruang angkasa STEREO-A.

Fisikawan memeriksa CME dan pada tahun 2014 menyusun laporan suram tentang kerusakan yang mungkin ditimbulkannya pada infrastruktur Bumi.

Baca Juga: Ini Cerita Asli Atlit Selam Ciamis Peraih Medali Emas  Yang Viral Pulang Naik Bus Umum

Menurut laporan mereka, total dampak ekonomi dari badai Matahari tersebut akan melampaui 1,45 triliun poundsterling atau senilai Rp 28,5 kuadriliun dengan dampak per hari sebesar 30 miliar poundsterling atau senilai Rp 589 miliar.

Badai Matahari awalnya akan mengganggu sinyal GPS dan memicu pemadaman radio, membuat dunia dalam keadaan kacau.

Kemudian ketika sebagian besar bahan Matahari langsung jatuh ke atmosfer, para ahli memperkirakan pemadaman listrik yang meluas akan menonaktifkan hampir semua yang dicolokkan ke stop kontak.

Baca Juga: Tekankan Pentingnya G20, Sri Mulyani Lakukan Pertemuan dengan Menteri Keuangan AS Janet Yellen

Menurut NASA, badai Matahari bahkan akan menonaktifkan fasilitas dasar seperti toilet karena pemasok air perkotaan bergantung pada pompa listrik.

Baru-baru ini, para peneliti di University of California, Irvine, telah menerbitkan sebuah makalah di mana mereka mengidentifikasi badai Matahari sebagai satu-satunya ancaman terbesar bagi web di seluruh dunia .

Dalam studi tersebut, pakar Ilmu Komputer Sangeetha Abdu Jyothi mengatakan dampak dari badai Matahari besar dapat menyebabkan antara 20 dan 40 juta orang tanpa akses listrik selama dua tahun.

Baca Juga: Tekankan Pentingnya G20, Sri Mulyani Lakukan Pertemuan dengan Menteri Keuangan AS Janet Yellen

"Ahli astrofisika memperkirakan kemungkinan badai Matahari dengan kekuatan yang cukup untuk menyebabkan gangguan bencana yang terjadi dalam dekade berikutnya menjadi 1,6 hingga 12 persen,” katanya.

"Memperhatikan ancaman ini dan merencanakan pertahanan terhadapnya, seperti upaya awal kami dalam makalah ini, sangat penting untuk ketahanan internet jangka panjang," katanya, melanjutkan.

Negara seperti AS dan Inggris telah mengambil beberapa langkah untuk mempersiapkan pemadaman badai Matahari.

Baca Juga: Mujahid 212 Desak Prabowo Legowo, Serahkan Tiket Pilpres 2024 pada Anies Baswedan dan Fadli Zon

Di Inggris misalnya, Mark Prouse, wakil direktur Departemen Bisnis, Energi dan Strategi Industri mengatakan National Grid menimbun transformator cadangan dan melakukan latihan untuk kemungkinan seperti itu.

Badan antariksa seperti NASA dan European Space Agency (ESA) juga mempelajari Matahari dari dekat untuk lebih memahami bagaimana kita dapat memperkirakan badai Matahari jauh sebelumnya.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x