Contoh Ceramah Singkat Kultum Ramadhan: Nikmatnya Maksiat

- 13 April 2022, 16:05 WIB
Ilustrasi. Contoh Ceramah Singkat Kultum Ramadhan: Nikmatnya Maksiat.
Ilustrasi. Contoh Ceramah Singkat Kultum Ramadhan: Nikmatnya Maksiat. //Pexels.com/Chattrapal (Shitij) Singh

Artinya kalau seseorang ingin masuk neraka Jahannam maka dia akan melewati pagar-pagar syahwat tersebut. Dia akan merasakan kelezatan-kelezatan sehingga akhirnya terjerumus ke dalam neraka Jahannam. Dan maksiat juga demikian, mendatangkan kelezatan. Secara umum akan mendatang kelezatan.

Kelezatan Sementara
Zina itu mendatangkan kelezatan. Oleh karena itu banyak orang yang suka dengan zina. Kemudian meminum khamr juga mendatangkan kelezatan. Orang-orang hobi dan kecanduan minum khamr. Tidak usah jauh-jauh. Ghibah, ngerumpi, menceritakan kejelekan orang lain juga mendatangkan kelezatan.

Sebagai bukti, bahwasanya acara-acara ghibah itu paling disenangi dan disukai oleh masyarakat. Mengapa? Karena mereka menemukan kelezatan tatkala menghadiri acara-acara ghibah. Demikian juga orang yang berghibah ria. Seandainya Anda terjerumus dalam ghibah, Anda akan merasakan kelezatan tatkala sedang mengghibah.

Baca Juga: Sedang Berlangsung! ini LINK NONTON LIVE STREAMING Bali United Youth vs Atletico Madrid U-18

Namun lihatlah, setelah maksiat apa yang terjadi? Kelezatan tersebut telah selesai. Yang tersisa hanyalah hisab. Akan dihisab oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yang tersisa adalah kegelisahan, gundah gulana, kekawatiran, dan ketidaktenangan. Ini dirasakan oleh setiap pelaku maksiat. Hal ini tidak bisa dipungkiri.

Orang yang berzina, tatkala berzina memang dia merasakan kelezatan. Namun setelah berzina, fitrahnya akan berbicara. Dia tahu bahwasanya ini salah. Maka akan timbul kegelisahan, kekhawatiran, dan ketakutan.

Ini menunjukkan bahwasanya kelezatan maksiat hanya bersifat sementara. Kapan? Hanya tatkala dia sedang bermaksiat. Setelah selesai maksiat, kelezatannya hilang. Orang yang berghibah, tatkala dia sedang berghibah dia merasakan kelezatan. Namun setelah dia mengghibah coba cek hatinya. Hatinya akan terasa keras dan kaku. Mengapa? Karena kelezatan ghibah telah selesai. Yang tersisa hanyalah penderitaan.

Demikian juga orang minum khamr. Tatkala dia minum khamr, dia merasakan kelezatan. Namun setelah minum khamr, yang tersisa adalah kegelisahan. Maka dia ingin mencari kelezatan berikutnya. Sehingga maksiat tadi mengantarkan dan menjerumuskan dia kepada maksiat berikutnya. Mengapa? Karena dia ingin mencari kelezatan yang telah hilang tersebut. Kelezatan yang bersifat sementara.

Kelezatan Abadi
Hal ini berbeda dengan keimanan. Kelezatan yang ditimbulkan oleh keimanan, kita katakan itu adalah kebahagiaan. Kebahagiaan adalah kelezatan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala masukkan ke dalam hati seseorang. Berbeda dengan kelezatan maksiat yang hanya bersifat jasmani, berkaitan dengan jasad saja.

Baca Juga: PERSIB Resmikan CIRO ALVES: Profil, Biodata, Nama Lengkap Pemain Runner Up Piala Dunia U-20

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x