Dampak Faktor Makanan terhadap Risiko Penyakit

- 1 Juli 2023, 08:23 WIB
Ilustrasi: Cek dampak dari makanan terhadap risiko penyakit./ Pixabay @Divily
Ilustrasi: Cek dampak dari makanan terhadap risiko penyakit./ Pixabay @Divily /

Dari 702.308 kematian orang dewasa akibat penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2, sebanyak 318.656 (45%) terkait dengan konsumsi makanan dan nutrisi tertentu yang dianggap sangat penting untuk hidup sehat, dan konsumsi berlebihan makanan lain yang tidak.

Persentase tertinggi kematian terkait penyakit kardiometabolik (9,5%) terkait dengan konsumsi natrium yang berlebihan. Tidak cukup mengonsumsi kacang-kacangan dan biji-bijian (8,5%), lemak omega-3 dari makanan laut (7,8%), sayuran (7,6%), buah-buahan (7,5%), biji-bijian utuh (5,9%), atau lemak poliunsaturasi (2,3%) juga meningkatkan risiko kematian dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi makanan/nutrisi ini dengan jumlah yang optimal.

Baca Juga: Dukungan Finansial Pengobatan COVID-19: BPJS Kesehatan Tanggung Biaya Setelah Status Endemi

 

Mengonsumsi terlalu banyak daging olahan (8,2%), minuman manis yang mengandung gula (7,4%), dan daging merah tak diolah (0,4%) juga meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.

Studi ini menunjukkan bahwa proporsi kematian yang terkait dengan pola makan yang tidak optimal bervariasi antara kelompok demografi. Misalnya, proporsi tersebut lebih tinggi pada pria daripada wanita; pada orang kulit hitam dan Hispanik dibandingkan orang kulit putih; dan pada mereka dengan tingkat pendidikan lebih rendah.

"Studi ini menunjukkan jumlah kematian akibat penyakit kardiometabolik yang dapat dikaitkan dengan kebiasaan makan masyarakat Amerika, dan jumlahnya sangat besar," jelas Dr. David Goff, direktur Divisi Ilmu Kardiovaskular NHLBI.

Kedua, studi ini menunjukkan bagaimana penurunan kematian akibat penyakit tersebut terkait dengan perbaikan pola makan, dan hubungan ini kuat.

"Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dalam mencegah penyakit jantung, tetapi kita juga tahu bahwa kebiasaan makan yang lebih baik dapat memperbaiki kesehatan kita dengan cepat, dan kita dapat bertindak berdasarkan pengetahuan tersebut dengan membuat dan mengembangkan perubahan kecil yang dapat berakumulasi seiring waktu," ujar Dr. David Goff lagi.

Halaman:

Editor: Feby Syarifah

Sumber: National Institutes of Health


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah