Di Tengah Pandemi, Wayang Orang Sriwedari Mulai Hidup Lagi

- 27 Agustus 2020, 16:32 WIB
 Gedung WO Sriwedari, satu-satunya sisa kejayaan Taman Sriwedari peninggalan Keraton Surakarta
Gedung WO Sriwedari, satu-satunya sisa kejayaan Taman Sriwedari peninggalan Keraton Surakarta /Tok Suwarto/

GALAMEDIA - Kesenian tradisional Wayang Orang (WO) "Sriwedari" yang selama pandemi Covid 19 ibarat mati suri, kini mulai menunjukkan tanda-tanda hidup kembali. Bahkan, pertunjukan seni tradisional Jawa yang memadukan konsep drama, tari, seni suara, teater dan musik karawitan itu, sejak pekan lalu sudah mulai ditonton secara langsung alias offline meski dengan penonton terbatas.

WO Sriwedari sendiri, saat ini tinggal satu-satunya yang tersisa di Taman Sriwedari peninggalan Keraton Surakarta. Kondisi Taman Sriwedari yang menjadi obyek sengketa antara Pemkot Solo lawan ahli waris bangsawan KRMT Wirjodiningrat dan ada proyek pembangunan Masjid Taman Sriwedari, kini dalam keadaan tak terawat.

Ketua Komisi IV DPRD Kota Solo, Putut Gunawan, yang akhir pekan lalu menonton pementasan WO Sriwedari bersama anggota Komisi IV, menyatakan, komisinya memiliki kepedulian terhadap kesenian tradisional wayang orang yang popularitasnya di tahun 1970-an merambah Nusantara itu.

Baca Juga: Dunia Fesyen Indonesia Berduka, Perancang Barli Asmara Dikabarkan Meninggal Dunia

Dia menyebut anggota Komisi IV DPRD Kota Solo menonton pertunjukan secara langsung, sebagai langkah awal kepeduliannya agar kesenian wayang orang yang merupakan ikon Kota Solo tetap lestari.

“Ini satu langkah awal kepedulian Dewan terhadap nasib Wayang Orang Sriwedari. Kita akan membahas lagi, dukungan apa yang bisa diberikan untuk pelestarian seni tradisi agar menemukan penontonnya kembali. Setidaknya, kawan-kawan di Dewan mengagendakan nonton dan membawa rombongan, setiap seorang anggota membawa satu rombongan,” katanya, Kamis, 27 Agustus 2020.

Pertunjukan WO Sriwedari secara langsung, selain dengan jumlah penonton terbatas sesuai protokol kesehatan juga hanya dipentaskan seminggu 3 kali, yakni setiap Kamis, Jumat dan Sabtu. Putut berharap, masyarakat Kota Solo mendukung pelestarian kesenian tradisional dengan menonton wayang orang dan pertunjukan kethoprak di Taman Balekambang, maupun di sanggar dan panggung lain.

Baca Juga: Merasa Dirugikan, Konsumen Gugat Pengembang Apartemen Mewah di Bandung

Ketua Komisi IV DPRD Kota Solo itu, juga menjanjikan akan menghidupkan kembali jaringan atau komunitas penonton seni tradisi agar mau menggairahkan hiburan berbasis budaya.

Halaman:

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x