Kenali Gejala Disleksia pada Anak

- 9 November 2023, 14:05 WIB
Ilustrasi Gejala Disleksia pada anak
Ilustrasi Gejala Disleksia pada anak /Freepik/prostooleh



GALAMEDIANEWS – Disleksia merupakan gangguan proses belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis dan mengeja. Penderita biasanya akan mengalami kesulitan mengidentifikasi kata-kata yang diucapkan dan mengubahnya menjadi huruf atau kalimat.

Ciri anak disleksia yang paling nampak adalah kesusahan memproses bahasa. Biasanya anak dengan disleksia akan memerlukan waktu yang lambat untuk berbicara dan menulis. Bahkan susah untuk menggabungkan kata-kata yang ingin diungkapkan. Berikut  beberapa ciri anak dengan disleksia yang belum masuk sekolah:

Baca Juga: Prediksi Skor Toulouse vs Liverpool: Pekan ke-4 Liga Eropa, Cek Head to Head dan Susunan Pemain

·         Mengalami kesusahan untuk belajar atau mengingat huruf alphabet

·         Sering melakukan salah pengucapan pada kata-kata yang terlihat sama, “baby talk” adalah hal yang biasa

·         Kesusahan mengenali huruf-huruf, misalnya kesalahan mengenali huruf “t” menjadi “d”

·         Kesusahan untuk mengenali ritme dalam sebuah kalimat

 Jenis disleksia yang ditemukan pada anak, di antaranya:

1.      Phonological Dyslexia

Jenis disleksia ini berkaitan dengan kesulitan dalam kesadaran fonemik pada anak, yaitu kemampuan mengenal huruf dalam satu kata. Anak kesulitan memecah kata menjadi suku kata dan menghubungkan kata dengan suara yang tepat.

2.      Rapid Naming Dyslexia

Jenis disleksia yang menggambarkan kondisi ketidakmampuan untuk menyebutkan huruf atau angka dengan cepat. Anak membutuhkan waktu lama memproses informasi sehingga saat membaca lebih lambat dibanding kondisi normal.

3.      Surface Dyslexia

Jenis disleksia yang berkaitan dengan ketidakmampuan membaca kata yang dieja secara berbeda dengan pengucapannya. Anak akan sulit untuk memahami kaya setelah melihatnya, kondisi ini dikenal juga sebagai kondisi disleksia visual.

Baca Juga: Prediksi Skor Piala Dunia U-17 Indonesia vs Ekuador 10 November 2023: Cek H2H, Kondisi Tim dan Susunan Pemain

4.      Double Deficit Dyslexia

Jenis disleksia yang berasal dari kombinasi phonological dyslexia dan rapid naming dyslexia. Anak yang menderita double deficit dyslexia cenderung mengalami gejala atau tanda-tanda yang berkaitan erat dengan kedua kondisi tersebut.

Anak disleksia bukannya yang tidak mampu, melainkan yang punya kemampuan yang luar biasa. Kemampuan hanya perlu diasah dengan metode yang tepat, salah satunya dengan mengajarkan anak baca tulis secara teratur.

Pada dasarnya, kondisi disleksia pada anak bukanlah hal yang berbahaya, tetapi hanya ada gangguan belajar saja. Jika rajin terus melakukan terapi, terus berlatih maka kondisi anak juga akan mengalami peningkatan dan bisa baca tulis serta memiliki kemampuan bahasa yang meningkat secara signifikan.

Penyebab disleksia yang utama berasal dari genetika. Seorang anak yang menderita disleksia kemungkinan memiliki orang tua, saudara atau anggota keluarga lainnya yang juga memiliki penyakit yang sama. Penyakit disleksia menyebabkan disfungsi otak bagian pengelolaan bahasa yang berguna untuk memahami bahasa dengan baik. Disfungsi gangguan fungsi otak ini menyebabkan penderita disleksia menjadi lebih lambat dan susah dalam memahami bahasa. Penyakit disleksia ini berbeda-beda pada setiap orang dan tidak selalu berdampak buruk bagi kehidupan mereka.

Ketika seorang anak mengalami disleksia, ada beberapa terapi yang dapat dilakukan. Terapi yang dilakukan berguna untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis anak. Terapi ini membantu anak untuk dapat bersosialisasi dan membaur dengan anak lainnya di sekolah. Terapi disleksia baik dilakukan begitu gejala disleksia dikenali.

Baca Juga: Prediksi Skor Ajax vs Brighton: Pekan ke-4 Liga Eropa, Cek Head to head dan Susunan Pemain

Rangkaian terapi yang umum dilakukan oleh anak penderita disleksia, meliputi:

1. Tes Psikologi

Tes psikologi dilakukan pada awal sebelum penempatan terapi yang akan dilakukan pada anak. Tes psikologi digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan anak sehingga dapat menentukan jenis terapi yang akan dilakukan. Tes psikologi ini juga dapat melihat apakah ada masalah lain yang dialami anak, seperti ADHD atau Depresi.

2. Program Membaca

Program membaca dilakukan menyesuaikan dengan tingkat keterampilan membaca anak. Program ini membantu anak untuk membaca dengan cepat, memahami bacaan, hingga menulis dengan lebih baik. Contoh dari program membaca yaitu Orton-Gillingham dan Multisensory Instruction.

Jika Anda menemukan tanda dan gejala anak mengalami disleksia, maka segera konsultasikan ke dokter atau yang ahli di bidangnya. Mereka akan melakukan diagnosa pada anak untuk memberikan penanganan yang tepat untuk penderitanya.***

Editor: Ryan Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x