50 Tahun Sentra Keramik Kiaracondong Tak Lekang oleh Waktu dan Diburu Wisatawan

- 23 September 2020, 15:53 WIB
Sentra Keramik Kiaracondong Bandung
Sentra Keramik Kiaracondong Bandung /Retno/job/

Baca Juga: Jabar Intens Tingkatkan Tes PCR, Dua Daerah Tembus Standar WHO

“Saya suka produksi sampai luar negeri, karena banyak wisatawan luar yang tertarik dengan desain keramik yang kami buat. Untuk bahan pembuatan keramik sendiri ada kaolin dan tanah sukabumi, sama dengan pembuatan produk lain yaitu dibakar, kalau dulu kan pake bakaran tradisional kalau saat ini sudah memakai teknik terbaru dengan menggunakan panas mencapai 1500 derajat celcius,” katanya.

Di tempat sentra keramik milik Oma ini, pengunjung atau pembeli diperbolehkan melihat langsung proses pembuatannya mulai dari pencetakan, pembakaran, pengecetan hingga beragam hasil keramik yang telah dibuat. Jenis kerajinan keramik yang paling banyak dicari yaitu Gucci dan piring keramik.

Ia menyayangkan sudah sejak lama dirinya melakukan usaha ini tetapi belum pernah ada media elektronik yang meliput.

Sentra Kemarik Kiaracondong Kota Bandung
Sentra Kemarik Kiaracondong Kota Bandung

“Alhamdulillah tidak pernah sepi, bahkan barusan ada yang mengambil dari Bangka Belitung karena toko ini sudah terkenal sampai mancanegara. Banyak juga dari kalangan mahasiswa yang datang melakukan penelitian sambil belajar bersama disini, tetapi yang disayangkan sudah lama saya bisnis ini tapi belum pernah ada televisi yang meliput dari pembuatan bahan mentah sampai jadi padahal itu merupakan saranan edukasi untuk anak-anak,” tegasnya.

Baca Juga: Jika Tak Bisa Ditunda, Pemerintah Harus Terbitkan Perppu Pilkada di Masa Pandemi Covid-19

Salah seorang pedagang lain yang juga berjualan di sentra keramik kiaracondong ialah Maesaroh. Dirinya menjelaskan jika sebelumnya bisnis nya tersebut juga memperlihatkan proses pembuatan dari mentah hingga jadi. Namun sudah berapa tahun belakangan ini, dirinya hanya menjaga toko sementara proses pembuatannya dilakukan di Garut. Dia meneruskan usaha orang tuanya yang sudah berjalan sekitar 40 tahun lalu.

“Dulu ini ada tempat pembuatannya, tapi sekarang sudah tidak saya ambil di Garut, Cianjur, Sukabumi dan Cicalengka. Saya ini meneruskan usaha orang tua saya, yang paling banyak di pesan yaitu piring keramik oleh orang Irian, karena mereka menggunakan piring tersebut sebagai maskawin tradisi orang sana,” tuturnya saat ditemui di toko miliknya, Jalan Kiaracondong.

Terhitung setiap 3 bulan sekali 1 kontener dikirim ke daerah Irian Jaya Papua, dan setiap seminggu ada 500 biji yang diantar dengan truk ke beberapa kota. Kalau dahulu pembuatan keramiknya ini menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakarnya, tetapi sekarang sudah menggunakan bahan bakar gas.

Halaman:

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x