"Selain itu bisa ada penyakit kulit dermatitis atopik dan esofagutis eosinifilik. Kalau ini semua ada tata laksananya beda dengan rinitis alergi biasa," ungkap Niken.
Jika penghindaran alergen seperti kontrol lingkungan atau obat tidak memberi respon membaik, ada modalitas lain, yakni pemberian imunoterapi dengan memberikan alergen dosis tertentu secara berkala sehingga ada kekebalan.
Niken mengatakan pemberian obat ini tidak bisa sebentar, minimal 3 tahun sehingga perlu kepatuhan dari pasien dengan edukasi ketaatan pasien dan keluarga.
Kondisi lain bisa dilakukan tindakan bedah jika alergi pada dewasa seperti mengecilkan bagian rongga hidung yang membesar.
"Atau kalau sangat sensitif sarafnya di blok sehingga berkurang hidung tersumbatnya, tata laksanya harus di edukasi kepada pasien karena harus ada ketaatan," kata Niken.
Perawatan yang intensif dan berkelanjutan adalah kata kuncinya. Terutama di usia anak-anak penyakit ini bisa dikontrol dengan seksama.
Patuhi apa yang direkomendasikan dari dokter dan jika mengalami sakit tiba-tiba segera datang ke rumah sakit terdekat untuk pengobatannya. ***