Inti Ajaran dalam Kitab Suci Alquran, Injil, Taurat, dan Zabur, Ini 8 Poin Kebaikan Itu

- 14 November 2020, 13:16 WIB
Ilustrasi Alquran
Ilustrasi Alquran /Pixabay/Tayeb/

3. Aku melihat orang yang berada dan berpangkat menjunjung tinggi dan menjaga baik-baik miliknya. Lalu kubaca “Mā ‘indakum yanfadu, wa mā ‘indallāhi bāqin” (Surat An-Nahl ayat 96). Setiap kali memiliki sesuatu yang berharga, kuhadapkan ia kepada Allah (melalui sedekah) agar kekal terpelihara.

4. Aku perhatikan kebanyakan orang memberikan perhatian pada harta, bibit bebet bobot, kemuliaan, dan nasab kebangsawanan. Ketika kupelajari, aku menarik simpulan bahwa semua itu tidak bermakna apapun. Lalu kuamati “Inna akramakum ‘indallāhi atqākum” (Surat Al-Hujurat ayat 13). Lalu aku beramal ketakwaan sehingga aku menjadi orang mulia di sisi Allah.

Baca Juga: Olahraga Angkat Beban Bagi Pria, Ini Ragam Manfaatnya, Salah Satunya Meningkatkan Hormon Testosteron

5. Aku lihat banyak orang saling menjatuhkan nama baik dan saling melaknat yang bersumber dari kedengkian belaka. Kemudian kuperhatikan firman Allah “Nahnu qasamnā baynahum ma‘īsyatahum fil hayatid duniya,” (Surat Az-Zukhruf ayat 32). Kubuang segera sifat hasad dan kujauhi mereka karena aku yakin bahwa nasib manusia sudah diatur Allah. Aku pun membuang kehendak untuk memusuhi mereka.

6. Kuperhatikan lagi sebagian orang menganiaya dan memerangi sebagian yang lain. Aku lalu merujuk pada firman Allah, “Innas syaythāna lakum ‘aduwwun, fattakhidzūhu ‘aduwwan,” (Surat Fathir ayat 6). Lalu kumusuhi setan semata dan aku berusaha keras untuk menjaga kewaspadaan terhadapnya karena Allah telah bersaksi bahwa setan adalah musuhku. Dengan demikian, aku meninggalkan permusuhan kepada jenis manusia.

Baca Juga: Terbaru, Harga Emas Hari Ini, Sabtu 14 November 2020, Ada yang Turun, Naik, dan Stabil

7. Aku saksika sebagian orang mengejar remukan roti dan potongan daging, bahkan sampai menjatuhkan harga dirinya. Sebagian orang bahkan terperosok di jalan yang tidak halal untuk itu. Lalu kurenungkan firman-Nya, “Wa mā min dābbatin fil ardhi illā ‘alallāhi rizquhā,” (Surat Hud ayat 6).

Aku yakin bahwa aku salah satu makhluk melata di muka bumi yang rezekinya ditanggung oleh Allah. Oleh karena itu, aku menyibukkan diri dengan ibadah yang Allah perintahkan kepadaku, dan meninggalkan nasib rezekiku di tangan-Nya.

8. Aku juga memperhatikan banyak orang bersandar kepada makhluk lain seperti mereka. Sementara aku merujuk pada firman Allah, “Wa man yatawakkal ‘alallāhi fa huwa hasbuhū,” (Surat At-Thalaq ayat 3). Oleh karena itu, kusandarkan diri dan nasibku kepada-Nya, lalu Dia

“Wahai Hatim, semoga Allah memberikan taufik-Nya kepadamu. Aku memperhatikan ilmu di Kitab Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Qur’an. Kudapati semua kebaikan dan inti agama berkisar pada delapan poin tersebut. Siapa yang mengamalkannya, sungguh ia telah mengamalkan ajaran empat kitab suci tersebut,” kata Syaqiq. ***

Halaman:

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x