The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (37)

- 20 November 2020, 13:23 WIB
The Adventure of Kabayan
The Adventure of Kabayan /galamedianews.com


Herdi Pamungkas

GALAMEDIA - Pada episode sebelumnya,  Nyi Iteung yang berlari-lari di atas pematang menghindari kejaran warga kampung mulai menyadari keadaan. Menghentikan langkahnya sejenak.

"Iteung harus pergi ke mana? Perut sudah mulai keroncongan? Hari akan beranjak gelap," kembali menoleh ke belakang. Tidak tampak seorang warga pun yang mengejarnya.

"Kawasna mah sudah aman?" sungutnya. "Kalau begini mah Iteung mau cari makan, mungkin ada warung buka? Kalau kembali ke rumah Kang Sarkawi rasanya tidak mungkin?" sesampainya di tepi pematang, lalu loncat ke jalan perkampungan. Menelusuri jalan dengan langkah agak cepat.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (29)

"Itu di pinggir jalan ada orang yang sedang berbaring di bawah pohon? Kayak Kang Kabayan dan teman-temannya," Nyi Iteung semringah. Tidak menyadari kalau kini dirinya tidak mungkin bisa dikenali.

Kemed, Ajum, Kabayan, mendengkur keras, mungkin merasa kelelahan telah melakukan pencarian yang hingga kini belum jelas arahnya.  Berikut lanjutannya;

"Duh, kenapa datang ke Kampung Cingur bukannya ketemu Nyi Iteung? Malah ketemu masyalah," ujarnya sembari berdiri tegak menatap bentangan jalan Kampung Cingur.

"Kang Kabayan!" tiba-tiba terdengar teriakan yang tidak asing lagi bagi dirinya.

"Sada Nyi Iteung?" Kabayan memutar tubuhnya. Menengok ke sebelah kiri. "Iteung!"

"Akang!" Nyi Iteung berlari menuju ke arahnya.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (30)

"Nyai," Kabayan menyambutnya dengan rangkulan. "Bagja, Nyai! Akang teh nyari-nyari! Katempuhan buntut maung sagala majarkeun teh nyumputkeun Nyai. Nyai diculik ku akang cenah," pelukannya semakin erat.

"Kabayan! Hudang! Bro!" Kemed menampar-nampar pipi temannya. "Awas eta babi hutan!"

"Kabayan, eling, Bray!" kenapa kamu meluk-meluk babi hutan. Kenapa lagian babi hutan yang tadi dikejar-kejar warga malah datang lagi kemari?"

Kabayan pun terbangun, betapa terkejutnya, ketika seekor babi hutan berada dalam pelukannya.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (31)

"I, Ih, Urang mimpi aneh?" Kabayan bangkit dan melepaskan pelukan.

"Akang! Ieu Iteung!" Nyi Iteung tidak beranjak dari depan Kabayan meski pun pelukannya telah dilepas.

"Tuh, sesegrok, Bray!" tatap Kemed yang mulai meped ke belakang Kabayan.

"Siga nu lapareun ieu mah!" ujar Ajum. "Tuh, kabeneran urang nyakuan roti!" lalu Ajum mebrinya.

"Nuhun, Kang!" dengan cepat roti disantapnya.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (32)

"Nyaan, Euy! Ieu mah bangong teh lapar matak nyampeurkeun kita wae teh. Kabeneran saya punya timbel, pek makan sabeulah sewang jeung hulu peda!" Kabayan meletakan setengah nasi timbel dan peda merah di atas rumput.

Tidak lama kemudian babi hutan pun menyantapnya kembali dengan lahap hingga habis.

Kabayan dan kedua temannya menyaksikan dibarengi dengan rasa heran.

"Nyaan saya mah baru sekarang lihat babi hutan doyan roti sama nasi timbel, Bray?" Ajum geleng-geleng kepala.

"Moal kitu lamun ieu bagong teh kukutan? Bukankah babi hutan mah biasanya juga doyan singkong sama beubeutian, Euy?"

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (33)

"Jigana mah betul, Bray. Kukutan. Lihat di lehernya juga ada kalung berlian, rantainya terbuat dari emas. Bagong mahal boa?"

Bersambung....

Editor: Brilliant Awal


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x