The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (32)

- 9 November 2020, 13:44 WIB
The Adventure of Kabayan
The Adventure of Kabayan /



Herdi Pamungkas

GALAMEDIA - Pada episode sebelumnya,  "Di mana. Babi Hutan, Mang?" Nyi Iteung mendekat ke lelaki paruhbaya.

"Gelo! Nyampeurkeun!" lelaki paruhbaya loncat menjauh.

"Boa, bagong mogok! Berani nyerang orang. Jangan-jangan ini binatangnya yang telah membunuh Mang Sukria sama istrinya?" teriak seorang warga.

"Bisa jadi!" timpal warga lain.

"Mungkin babi hutan ini akan mencari lagi mangsa berikutnya?"

"Tangkap! Kita setorkan ke Pak Tua Kampung!"

"Heueuh! Tangkaaap!" teraik warga bersama. Mereka bergerak mengurung Nyi Iteung.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (22)

"Ih, kenapa warga kampung mau nangkap Iteung? Bukannya ada babi hutan? Tapi malah Iteung yang akan ditangkap!" seraya bergerak dengan lincah menghindari warga yang berusaha ingin menangkapnya.

"Kalau begini mah harus lari ke sawah! Tapi bukankah Iteung suka jatuh kalau lari di atas pematang?" Berikut lanjutannya;

"Beunang siah!" dari belakangnya loncat seorang lelaki sambil mengayunkan parang ke arah punggung.

"Ah," Nyi Iteung menghindar dengan ringan. Lalu loncat ke kiri, berlari menuju pematang sawah.

"Lumpat ka sawah! Kejar!" teriaknya.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (23)

"Nyaan orang kampung teh kalahka ngudag Iteung!?" berlari dengan cepat di atas pematang.

Nyi Iteung merasakan hal aneh ketika berlari di atas pematang sawah. Saat meloncat dan menginjakan kaki di atas tanah yang licin begitu lincah, mudah dan ringan.

"Aneh? Mungkin berkat baju ajaib ini? Padahal dulu ketika ketakutan dikejar kebo Pak Haji Sobana sempat terpeleset," sambil berlari bahkan sempat menoleh ke belakang. Warga yang mengejar semakin ketinggalan jauh.

"Wuih, lari Iteung jadi cepat begini!" ujarnya.

Warga yang mengejar semakin tertinggal jauh. Nyi iteung kembali menoleh ke belakang, sudah tidak tampak terhalang dapuran pohon padi yang akan segera menguning.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (24)

"Ah, ayeuna mah mau naik lagi ke jalan perkampung." melompat dari pematang ke jalan kampung. Lagi-lagi merasa aneh karena tidak tergelincir. Meskipun sedikit licin.

Nyi Iteung kembali berjalan pelan sambil melenggak-lenggok. Menyuri jalan perkampungan. Namun kini telah hampir berada di ujung Kampung.

"Lha, kok kayaknya rumah Pak haji Sobana sudah terlewat jauh?" gumamnya. "Kalau balik lagi ke belakang takutnya warga mengejar lagi?"

Pandangannya mengarah ke depan, nu jauh beberapa depa ke depan. Tampak ada tiga orang pemuda yang sedang duduk-duduk di bawah pohon bahu kiri jalan. Mereka tidak lain Kabayan, Kemed, dan Ajum.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (25)

"Siga Kang Kabayan jeung babaturannana? Lagi pada ngapain mereka berada di sana? Kawas sedang berbincang serius," Nyi Iteung mempercepat langkahnya. "Asa ku kebetulan,"

"Kang Kabayan, lagi ngapain?" tanya Nyi Iteung setelah beberapa depa lagi dari mereka.

"Awww!" Kabayan dan kedua temannya loncat kaget.

"Babi hutan!" Kemed membalikan tubuhnya lalu lari.

"Mana?" Nyi Iteung menoleh ke belakang. Hingga keningnya dikerutkan. "Mana, Kang?"

"Ampun! Nyegrok! Ngadeukeutan urang, Bray!" Kemed semakin kencang, kedua temannya mengikuti dari belakang.

Bersambung....

Editor: Brilliant Awal


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x