Miliki Penduduk Muslim Terbesar Industri Keuangan Syariah Tumbuh Positif di Tengah Pandemi

29 Desember 2020, 10:23 WIB
Update Terbaru, Menteri Keuangan Sri Mulyani Menyatakan Realisasi Anggaran PEN Capai 55,1 Persen. /Youtube/Menteri Keuangan RI/

 

GALAMEDIA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut industri keuangan syariah tumbuh positif dan lebih tinggi dibandingkan keuangan konvensional meski ditekan pandemi Covid-19. Halitu dikarenakan Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar dan didukung kenaikan kelas menengah.

"Itu memberikan dukungan terhadap pertumbuhan permintaan dari pelayanan keuangan syariah," kata Sri Mulyani dalam simposium virtual Sharia Business and Academic Synergy di Jakarta, Selasa 29 Desember 2020.

Menkeu mencatat industri keuangan syariah sejak tiga dasawarsa terakhir berkembang mengesankan dengan pertumbuhan aset keuangan syariah hingga September 2020, di luar saham syariah, mencapai Rp1.710,16 triliun dengan pangsa pasar 9,69 persen.

Baca Juga: Viral Penampakan 'Mengerikan' di Bandara Soekarno-Hatta Penuh Sesak oleh WNA

Aset keuangan syariah, lanjut dia, meliputi perbankan syariah mencapai Rp575,85 triliun, industri keuangan bukan bank syariah Rp111,44 triliun dan pasar modal syariah Rp1.022,87 triliun.

Dalam tekanan akibat pandemi pun, kata dia, intermediasi perbankan syariah justru tumbuh stabil dan lebih tinggi dibandingkan perbankan konvensional yang menurun, kondisi yang kerap terjadi dalam krisis seperti pada 2008.

Sampai September 2020, aset perbankan syariah tumbuh 10,97 persen, lebih tinggi dibandingkan perbankan konvensional 7,7 persen.

Baca Juga: IHSG Berpeluang Menguat Didorong Sentimen Panandatanganan Paket Situmulus di AS

Begitu juga dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan syariah tumbuh 11,56 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan konvensional mencapai 11,49 persen.

Sementara itu, dari penyaluran kredit, lanjut dia, juga tumbuh lebih tinggi mencapai 9,42 persen dibandingkan perbankan konvensional mencapai 0,55 persen.

Dari sisi rasio modal perbankan syariah mencapai 23,5 persen dan rasio kredit bermasalah (NPF) mencapai 3,31 persen.

“Kinerja bank syariah ini perlu menjadi salah satu jembatan dan modal awal bagi kita untuk terus mengembangkan sebuah ekosistem keuangan syariah yang berkualitas baik,” katanya.

Baca Juga: Ace Hasan: Negara Kokoh Karena Ditopang Spiritualitas

Sementara itu, dari sisi pasar modal syariah nilai kapitalisasi saham, kata dia, secara umum menurun namun pertumbuhan jumlah investor saham syariah per tahun tumbuh 108 persen.

“Dalam setahun terakhir sampai Juni 2020, investor saham syariah mengalami kenaikan 32 persen dibandingkan posisi sebelumnya pada 2019,” imbuhnya.

Sementara itu, periode Januari-Juni 2020, transaksi saham syariah naik 26 persen mencapai 633 ribu transaksi dibandingkan periode sama 2019 mencapai 501 ribu transaksi.

Baca Juga: Trenggono: Jangan Sampai Kalah pada Pihak yang Ingin Merampok Kekayaan Laut Kita

Sedangkan volume transaksi dalam semester pertama 2020 mencapai 6,2 miliar atau naik 57 persen dari periode sama 2019 mencapai 3,9 miliar.

Mengingat potensi keuangan syariah yang besar, Sri Mulyani menambahkan dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki karakter yang sesuai dengan prinsip keuangan syariah dan sesuai dengan nilai universal Islam yakni keadilan, kejujuran dan dapat dipercaya.

Baca Juga: Selama Dua Hari, Pemprov DKI dan Menteri Pertanian Gelar Pangan Murah di Tujuh Pasar Tradisional

“Kualitas SDM juga bisa meningkatkan pembangunan ekonomi Islam yang berkelanjutan, inklusif dan bisa memenuhi harapan masyarakat dan sesuai nilai universal Islam,” katanya.

 

Editor: Kiki Kurnia

Terkini

Terpopuler