Negara-negara Maju Diminta Tidak Timbun Vaksin Covid-19

26 Januari 2021, 22:07 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. /Pixabay/Shafin Al Asad Protic


GALAMEDIA - Negara-negara maju diminta tidak menimbun vaksin COVID-19. Justru negara-negara di seluruh dunia harus bekerja sama untuk melawan pandemi.

Kasus kematian akibat COVID-19 di Afrika Selatan hampir mencapai setengah dari total korban jiwa di Afrika. Negara-negara di Afrika saat ini kesulitan mengamankan persediaan vaksin COVID-19 untuk memulai vaksinasi 1,3 miliar penduduk.

"Kami meminta agar mereka yang menimbun segera membagikan vaksinnya sehingga negara lain dapat memiliki persediaan," kata Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, saat pertemuan World Economic Forum (WEF) yang diadakan virtual Selasa 26 Januari 2021.

Baca Juga: Ambroncius Nababan Marah ke Natalius Pigai Soal Vaksin, Refly Harun: Lah, Apa Urusannya

"Negara-negara kaya membeli vaksin dalam jumlah besar .... Beberapa negara membeli dosis vaksin empat kali lipat lebih banyak dari kebutuhan warganya ... (sehingga) itu mengurangi jatah vaksin bagi negara lain," kata dia.

Sementara Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus minggu lalu menuturkan, akses vaksin yang tidak setara sebagai "kegagalan moral yang merusak".

Karena itu, Ia mendesak negara-negara dan pembuat vaksin untuk memastikan vaksin terbagi rata ke seluruh negara dunia.

Baca Juga: KPK Tengarai Dana Korupsi Sebuah Perusahaan BUMN Mengalir ke Kemensetneg

Uni Afrika, lembaga yang dikepalai oleh Ramaphosa, bulan ini telah mengamankan 270 juta dosis vaksin COVID-19 sebagai tambahan atas 600 juta dosis vaksin yang diperoleh dari skema pengadaan vaksin global, COVAX.

COVAX merupakan kerja sama pembelian vaksin yang digerakkan oleh WHO, bersama Koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI) dan Aliansi Vaksin Global (GAVI).

Tahun ini dijadwalkan ratusan juta dosis vaksin siap. Tetapi belum ada yang disalurkan ke Afrika.

Baca Juga: Ambroncius Nababan Ditetapkan Jadi Tersangka kasus Dugaan Rasis Setelah Penyidik Lakukan Ini

Meski demikian, beberapa negara di Eropa, Asia, dan Amerika, telah menerima jatah vaksin dan memulai program vaksinasi massal.

Afrika Selatan sejauh ini telah melaporkan lebih dari 1,4 juta kasus positif dan 41.000 di antaranya meninggal dunia. Jumlah kasus positif di Afrika telah melewati angka 3,4 juta jiwa dan 86.000 di antaranya tewas akibat COVID-19.

Upaya Afrika Selatan mengamankan persediaan vaksin sampai dua pertiga dari 60 juta total penduduknya terhambat masalah keuangan. Tidak hanya itu, negara-negara berpendapatan tinggi dan menengah juga harus membiayai sendiri pengadaan vaksin via COVAX.

Baca Juga: Kasus Korupsi PT Asabri Rugikan Negara Rp22 Triliun, Politisi Demokrat: Ungkap Siapa-siapa yang Terlibat!

Afrika Selatan dijadwalkan menerima 1,5 juta dosis vaksin buatan AstraZeneca/Oxford University, yang diproduksi di India, pada Januari dan Februari 2021.

Otoritas di Pretoria mengatakan pihaknya akan menerima sembilan juta dosis vaksin buatan Johnson & Johnson, tetapi waktu pengiriman masih belum diketahui.***

 

Editor: Dadang Setiawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler