Mutasi Covid-19 Terindikasi di Indonesia, Prof Wiku: Penjagaan Kami Lakukan di Pintu Masuk

3 Maret 2021, 15:20 WIB
Juru bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito. /twitter.com/Menlu_RI

GALAMEDIA - Sejak bulan Maret 2020 lalu, publik digemparkan dengan masuknya virus Covid-19 ke Indonesia. Awal Maret 2020 lalu terkonfirmasi dua orang yang terindikasi positif Covid-19.

Ternyata penyebaran virus Covid-19 tersebut sangat pesat, genap satu tahun virus Covid-19 di Indonesia dan sudah tercatat 1,34 juta jiwa yang terinfeksi.

Kabar mengejutkan datang dari Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono yang mengkonfirmasi bahwa ada dua kasus mutasi virus jenis baru yang bernama B117-UK tepat tanggal 1 Maret 2021 kemarin.

Baca Juga: Ridwan Kamil Dijagokan Gantikan AHY Melalui KLB, PD Jabar: Mengapa Mereka Jadi Semakin Kerasukan Saja Ya?

Upaya pemerintah untuk menekan angka penyebaran varian baru B117 ini sudah dilaksanakan Satgas Penanganan Covid. Informasi ini diberikan melalui siaran persnya pada 3 Maret 2021, sebagaimana dikutip Galamedia.

Dalam siaran persnya, Satgas Penanganan Covid dalam tahap awalnya akan memonitoring dan dan mengevaluasi virus baru B117.

Melalui juru bicara Satgas Penangan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito menjelaskan akan melakukan penjagaan di pintu masuk Indonesia dengan surveilans terhadap pelaku perjalanan internasional.

"Saat ini pemerintah sudah melakukan surveilans kedatangan dari luar negeri untuk mencegah masuknya strain Covid-19 di pintu masuk Indonesia," ujar Prof Wiku.

Baca Juga: Kejutan untuk Pelatih Kiper Persib di Stadion GBLA, Selamat Ulang Tahun Coach

"Selanjutnya merupakan tanggungjawab kita semua mencegah penularan terjadi di masyarakat dengan disiplin melakukan protokol kesehatan," lanjur dia saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Selasa 2 Maret 2021 yang dikutip Galamedia, 3 Maret 2021.

Masyarakat diimbau untuk tidak memandang vaksin sebagai satu-satunya solusi mengatasi pandemi. Meskipun vaksin memang dapat menyelamatkan nyawa, namun perubahan perilaku harus menjadi pondasi utama menghentikan penularan virus Covid-19 di Indonesia.

Prof Wiku juga menjelaskan berdasarkan analisa terakhir dari World Health Organization (WHO), menyebutkan adanya kenaikan kasus di 4 benua. Yaitu benua Amerika, Asia Tenggara, Eropa dan Mediterania Timur.

Baca Juga: Link Live Streaming dan Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 3 Maret 2021: Nana Selamatkan Dewa

Seminggu sebelumnya WHO menyatakan penyebaran Covid-19 telah turun di seluruh dunia namun sayangnya akhir-akhir ini kembali memuncak.

"Besar kemungkinan kenaikan kasus global ini terjadi karena disiplin protokol kesehatan di banyak negara mulai mengendur karena terlena dengan kedatangan vaksin," tambah Prof Wiku.

Protokol kesehatan harus terus digalakkan karena penanganan Covid-19 ini tidak bisa bergerak sendiri melainkan bantuan dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler