NPK Kujang Buktikan Hasil Cabai Selamat Saat Musim Hujan

13 Maret 2021, 21:45 WIB
Jejen (baju merah) dan sejumlah petani menunjukan cabai hasil panen miliknya yang mulus dan tidak terserang hama walaupun pada musim hujan, setelah memakai NPK Kujang Sabtu 13 Maret 2021./Agus Somantri/Galamedia /

GALAMEDIA- Hujan ekstrem beberapa bulan terakhir menjadi momok menakutkan bagi sebagian petani terutama komoditas cabai atau keluarga genus capsicum.

Saat ini, tak sedikit petani cabai merugi karena tanamannya terserang hama jamur atau patek.

Lantaran saat musim hujan kelembaban cenderung tinggi, tak sedikit petani cabai mengalami gagal panen. Dampaknya, harga cabai saat ini naik karena stok yang langka.

Baca Juga: Partai Demokrat Moeldoko Digugat Kubu AHY ke Pengadilan, Razman: Kita Hadapi, Biar Kita Adu

Namun rupanya, ada petani cabai yang berhasil selamat melalui hujan ekstrem. Cabai yang ia tanam tumbuh subur tanpa gangguan berarti.

Ia adalah Jejen, petani cabai asal Kampung Curug Pasantren, Desa Karyasari, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut. Di lahan seluas 1 hektare, cabai yang ia tanam tumbuh dengan ranum. Meski belum merah merona, cabai di ladang Jejen terlihat berwarna hijau segar dan sehat menggelayut di ruas batang pohonnya.

"Kalau melihat kondisi seperti ini, hampir dipastikan panen bakal optimal. Cabai tumbuh mantap, sehat dan tahan penyakit," ujarnya, Sabtu 13 Maret 2021.

Terpantau, buah cabai di ladang milik Jejen nampak mulus mengkilat. Saat dipegang, cabainya terasa pejal dan terkesan kuat. Tidak ada kesan lembek.

Baca Juga: Persib vs Tim PON Jabar, Robert: Kami Masih Membangun Stamina

Menurut Jejen, cabai di ladangnya saat ini lebih tahan penyakit meski tumbuh di tengah hujan ekstrem. Tak terlihat gejala cabai busuk karena jamur dan penyakit.

"Alhamdulillah cabai kali ini tumbuh baik. Padahal biasanya, saat menanam cabai di musim hujan sering gagal. Tapi setelah didampingi Pupuk Kujang, cabai yang saya tanam selamat dari hujan ekstrem. Tanaman cabai tumbuh mantap. Sudah dua kali saya didampingi Pupuk Kujang. Hasil panen selalu memuaskan dan optimal," ucapnya.

Jejen pun makin sumringah karena ia bakal panen pada momentum yang sangat tepat. Ia menaksir, bakal mendapat cuan berlipat karena cabai sedang langka dan naik harganya. Alhasil, saat panen nanti, cabainya bakal ditunggu dan mudah dijual.

"Ketika komoditi cabai langka dan banyak dicari, Sesuai hukum pasar harganya pasti meningkat. Cabai banyak dicari dan ditunggu karena pemasok kesulitan mencari cabai. Tapi saya malah ada barangnya. Ini momentum bagus," katanya.

Baca Juga: Bandel Tak Mau Pake Celana Dalam di Pesawat, Penumpang Perempuan Diselotip di Kursi Sepanjang Penerbangan

Pertumbuhan cabai yang baik di ladang milik Jejen tak lepas dari rangkaian program pendampingan PT Pupuk Kujang. Salah satu anak usaha Pupuk Indonesia ini mengaplikasikan pupuk di ladang cabai milik Jejen. Pupuk tersebut adalah Pupuk NPK Kujang untuk komoditi cabai.

Pupuk NPK ini telah diformulasikan dengan kadar hara yang disesuaikan untuk kebutuhan tanaman tertentu. Selain NPK customized untuk cabai, Departemen Riset Pupuk Kujang juga siap mengembangkan formula-formula NPK khusus yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan konsumen.

Kabar gembira di ladang cabai milik Jejen ini rupanya mulai berhembus di komunitas petani. Jejen menuturkan, sejumlah petani cabai dan anggota kelompok tani penasaran dengan hasil panen di ladang miliknya.

Baca Juga: KNPI Kota Bandung Dukung Penuh Rapimpurnas dan Kongres Pemuda - KNPI XVI tahun 2021.

“Banyak yang penasaran dengan kinerja NPK cabai dari Pupuk Kujang yang diaplikasikan ke ladang saya. Beberapa rekan petani mulai berdatangan dan ingin melihat langsung kondisi tanaman cabai di ladang ini. Secara umum, mereka takjub dengan kondisi cabai yang selamat dari hujan ekstrem dan tumbuh sehat dan ranum. Banyak yang bertanya, kapan NPK cabai dari PT Pupuk Kujang dilaunching dan tersedia di pasaran?” ucapnya.

Lebih efisien
Sementara itu, Drikarsa, salah satu dari Tim Riset Pupuk Kujang Cikampek mengatakan, pembuatan pupuk NPK formulasi khusus untuk cabai ini terinspirasi dari masalah keseharian petani.

Menurutnya, saat menanam suatu komoditi, petani kerap mencampur beragam formula unsur hara supaya tanaman tumbuh optimal. Namun sayangnya, masih ada yang menakar tidak sesuai kebutuhan. Bahkan tak jarang berlebihan dan mubazir.

Hal itu, terang Drikarsa, membuat petani mengeluarkan modal lebih besar untuk membeli beragam pupuk untuk tanaman mereka.

Baca Juga: Kapolri Tambah Kuota Calon Perwira Orang Asli Papua

Sebab, petani membeli beragam pupuk secara terpisah. Padahal, bertani bisa lebih hemat dan efisien jika ada pupuk dengan formula lengkap yang spesifik untuk suatu komoditi.

"Sebagai Solusi Agribisnis, yang turut menjalankan program holding yaitu Program Agro Solution, Pupuk Kujang hadir memberikan solusi dengan berkomitmen mendampingi petani mulai dari awal budidaya hingga membantu meningkatkan produktivitas hasil tani dengan menyediakan produk pupuk yang sesuai kebutuhan," ucapnya.

Berangkat dari hal itu, lanjut Drikarsa, Pupuk Kujang membuat NPK formula khusus yang berisi unsur hara yang disesuaikan dengan kebutuhan jenis tanaman yang lebih spesifik.

Pada tanaman cabai misalnya, Pupuk Kujang membuat NPK yang mengandung unsur hara yang sesuai untuk tanaman cabai atau genus capcisum.

Baca Juga: Minions Siap Tempur di All England 2021 Usai Absen Selama Pandemi

"Dengan pupuk ini, diharapkan petani bisa lebih efisien dalam bertani. Sehingga modal tanam bisa lebih terukur. Diharapkan dengan pupuk ini, petani bisa lebih beraturan dan tidak mencampur-campur formula dengan takaran yang asal," ujarnya saat melakukan pendampingan di kebuh cabai milik Jejen.

Drikarsa menyebutkan, saat menanam cabai misalnya, perlu dihindari pemberian unsur hara yang berlebihan. Sehingga tanaman tidak rusak karena kelebihan unsur hara.

Dengan NPK spesifik untuk cabai ini, takaran tiap unsur haranya sudah disesuaikan. Jadi memang pas mendekati kebutuhan tanaman cabai.

"Terbukti di sini, efektif dalam artian pertumbuhan hasil panen dan efisien dalam hal biaya. Karena yang digunakan itu hanya 1 formula. Dari awal sampai akhir. Kalau kita bandingkan dengan taraf dosis, memang lebih rendah dari kebiasaan petani," katanya.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler