Kondisi Indonesia Hari Ini, Din Syamsuddin: Sedang Menjauh dari Cita-cita Dasar, Ini 2 Hal yang Disorot

23 Maret 2021, 08:13 WIB
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Din Syamsudin. /Katriana/Antara

GALAMEDIA - Mantan Wakil Ketua Umum (waketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin merasa prihatin terhadap kondisi kehidupan berbangsa, bernegara di tanah air Indonesia ini.

Menurutnya, Kondisi Indonesia hari ini sedang menjauh dari cita-cita dasar, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Saya menyimpulkan bahwa kehidupan kebangsaan dan kenegaraan Indonesia tercinta ini, menjauh dari cita-cita dasar," tutur Din Syamsuddin dalam keterangannya, yang dilansir Galamedia dari Youtube Fadli Zon Official pada Selasa, 23 Maret 2021.

Baca Juga: Terkesan Seperti Memainkan Rakyat Boven Digoel Papua, Andi Arief Kecewa Atas Putusan KPU dan MK

Terdapat dua hal dasar disoroti Din Syamsuddin, yang dirasanya menimbulkan sebuah keresahan, diantaranya: pertama tujuan berbangsa dan bernegara membangun Indonesia yang merdeka bersatu berdaulat adil dan makmur.

Kedua, Misi pemerintah seperti melindungi, menciptakan kesejahteraan, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.

Dua hal tersebut menurut Din Syamsuddin sedang menjauh, dari jalan kebenaran bangsa dan negara Indonesia ini. Terutama pada struktur kenegaraan, sehingga terjadi deviasi dan distorsi kehidupan nasional dari nilai-nilai dasar tersebut.

Baca Juga: Tanggapi Kisruh Politik Saat Ini, Puan Maharani Ingatkan Anggota DPR untuk Terapkan Etika Politik

"Dua hal itu sedang menjauh. Terutama pada struktur kenegaraan, sehingga terjadi deviasi dan distorsi kehidupan nasional dari nilai-nilai dasar tersebut," ujar Din Syamsuddin.

Banyak hal yang mendorong Din Syamsuddin untuk mengutarakan keresahannya tersebut. Salah satunya Din menyoroti kesimpulan pada muktamar Muhammadiyah tahun 2010 di Yogyakarta, menyimpulkan terdapat 119 Undang-undang yang dinilai bertentangan dengan konstitusi.

"Jiwa, semangat, dan nilai dari pembukaan itu juga terdapat deviasi dan distorsi," ungkap Din Syamsuddin. Muktamar Muhammadiyah tahun 2010 di Yogyakarta tersebut, kemudian dikembangkan oleh kongres umat Islam Indonesia pada tahun 2015.

Baca Juga: Elektabilitas PDIP Jeblok, Demokrat Naik Dekati Golkar, AHY Ikut Naik, Hasil Survei CPCS

Pada saat itu Din Syamsuddin sedang menjabat sebagai ketua MUI. Dalam deklarasi Jogja tersebut terdapat frasa "Telah dan tengah terjadi deviasi, distorsi, ditambah satu diksi disorientasi kehidupan nasional dari nilai-nilai dasar".

"Ini bisa dipertanggungjawabkan secara akademik," tambahnya. Din Syamsuddin juga menilai bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang berbahaya bagi masa depan bangsa kalo tidak segera direkonstruksi, serta dikembalikan ke cita-cita awal.

Baca Juga: Survei CPCS: Meski Pertumbuhan Ekonomi Negatif , 70,7 Persen Kinerja Jokowi-Ma’ruf Memuaskan Masyarakat

Dalam kesempatannya diwawancarai oleh Fadli Zon tersebut, Din Syamsuddin juga mengutarakan niatan dirinya yang bermaksud untuk meluruskan bangsa, bukan untuk bersikap radikal ataupun ingin menghancurkannya.

Din Syamsudin menilai masih banyak orang yang salah memahami, bahwa sebenarnya kini Din Syamsudin sedang berjuang untuk meluruskan kiblat bangsa tersebut.

"Inilah perjuangan sekarang lewat berbagai lini dimana saya berada di dalamnya, termasuk di KAMI semata-mata untuk meluruskan kiblat bangsa," tegas Din Syamsuddin. ***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah

Tags

Terkini

Terpopuler