Panca Jawab Tudingan Moeldoko dengan Surat SBY ke Prabowo dan Sandiaga Uno

30 Maret 2021, 14:38 WIB
Cipta Panca Laksana. / /Dharma Anggara

GALAMEDIA – Dosen Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP), Cipta Panca Laksana membantah tudingan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang dilayangkan kepada Ketua Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Tudingan yang dimaksud Panca adalah terkait adanya kecenderungan tarikan ideologis di Partai Demokrat. Menurutnya, tudingan tersebut tidak mungkin terjadi di dalam tubuh Partai Demokrat, karena SBY sendiri senantiasa berusaha menjaga ideologi partainya yakni nasionalis dan religius.

“Jadi tidak benar tuduhan Moeldoko ada tarikan ideologis di Partai Demokrat. Karena pak SBY selalu berusaha menjaga ideologi partai Demokrat: Nasionalis Religius,” tulis Panca yang dikutip dari akun Twitter pribadinya @panca66, 30 Maret 2021.

Hal tersebut dapat dibuktikan dengan keberadaan surat SBY. Sebagai informasi, SBY pernah sempat menyurati beberapa petinggi Partai Demokrat dengan harapan mereka dapat memberi saran kepada Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno perihal kampanye akbar pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019 silam.

Baca Juga: KPU Pangandaran Gelar Bhakti Sosial dengan Menanami Ratusan Bbibt Pohon di Hutan Gundul

Di dalam surat tersebut, SBY menyebut kampanye akbar Prabowo-Sandiaga yang akan digelar di Stadion Utomo Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, 7 April 2019, tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif (memposisikan dirinya ke dalam posisi yang sama dengan orang lain atau kelompok lain).

“Pak SBY sudah mengingatkan dalam kampanye akbar Prabowo Sandi, “Karena menurut saya apa yang akan dilakukan dalam kampanye akbar di GBK tersebut tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif,” ungkap Panca.

Sebagai informasi, kampanye akbar ini diawali dengan aktivitas shalat subuh berjamaah. Selanjutnya diisi dengan ceramah-ceramah dan doa bersama dari beberapa ulama.

Di dalam kampanye tersebut, Prabowo Subianto yang memakai baju safari coklat lantas bertegur sapa dengan beberapa pendukungnya yang datang. Ketidaklaziman tersebut mulai muncul saat sebelum Prabowo mengakhiri pidatonya.

Baca Juga: Perusahaan Farmasi asal Jepang Ajukan Regulasi Vaksin DBD TAK-003, Termasuk di Indonesia

Ketidaklaziman yang dimaksud SBY adalah ketika Prabowo berjanji akan membawa Habib Rizieq Shihab (HRS) pulang ke Indonesia. Tentu, janji tersebut langsung disambut dengan sorak-sorai lautan manusia yang memenuhi Stadion GBK.

Kemudian acara ini ditutup dengan pemutaran video HRS yang mengajak rakyat Indonesia untuk mencoblos Prabowo - Sandiaga pada Pilpres 2019 dan memilih calon legislatif (caleg) dari partai-partai pengusung Prabowo - Sandiaga.

Sebelumnya, Moeldoko juga mengatakan bahwa dirinya telah menerima jabatan sebagai Ketum Partai Demokrat berdasarkan KLB di Deli Serdang disebabkan karena adanya perubahan demokrasi di dalam Partai Demokrat.

Setelah itu, dia menuturkan bahwa telah terjadi pertempuran ideologis yang kian kuat menjelang tahun 2024, termasuk pertempuran ideologis di Partai Demokrat.

“Ada kecenderungan tarikan ideologis juga terlihat di tubuh Partai Demokrat. Jadi ini bukan sekedar menyelamatkan Demokrat, tapi juga menyelamatkan bangsa dan negara. Itu semua berujung pada keputusan saya menerima permintaan untuk memimpin Demokrat,” ungkap Moeldoko melalui akun Instagram pribadinya @dr_Moeldoko. ***

Baca Juga: Kuasa Hukum, Donal Fariz: Legal Standing AHY Jelas sebagai Ketua Umum Partai Demokrat

SUMBER
https://twitter.com/panca66/status/1376749064394436611
https://twitter.com/panca66/status/1376748240117190657

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler