Rocky Gerung Soal Terorisme: Harusnya Ada Badan Nasional Penanggulangan Buzzerisme dan Dunguisme

31 Maret 2021, 17:59 WIB
Rocky Gerung sebut buzzer dan kedunguan lebih berbahaya dari terorisme. /Youtube Rocky Gerung Official

 

GALAMEDIA – Pasca aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, publik terus disuguhkan dengan rentetan aksi penangkapan, penggerebakan, dan penyerangan teroris dalam beberapa hari ini.

Banyak masyarakat sudah tidak percaya dengan isu terorisme dan menyakini bahwa islam sudah menjadi sasaran akhir sebagai agama yang dicap radikal.

Pengamat politik Rocky Gerung bahkan menyebutkan bahwa buzzer dan kedunguan jauh lebih berbahaya dari radikalisme, terorisme, maupun komunisme.

Dia pun menyinggung soal Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang sudah berdiri menangani teroris.

Baca Juga: Ditahan Borneo FC, PSM Lolos ke Perempat Final, Bagaimana Persija dan Bhayangkara Solo FC?

Namun, Rocky Gerung mempertanyakan tidak adanya badan serupa untuk menanggulangi buzzer dan kedunguan dalam Youtube Rocky Gerung Official, 31 Maret 2021.

“Tapi tidak ada Badan Nasional Penanggulangan Buzzerisme, kan nggak ada tuh, jadi buzzernya beroperasi terus. Nggak ada Badan Nasional Penanggulangan Kedunguan, juga nggak ada,” katanya.

Baginya, buzzer dan kedunguan jauh lebih berbahaya karena jelas nyata sudah mengancam bangsa.

“Padahal dua soal itu yang paling membahayakan bangsa ini. Buzzerisme dan Dongokrasi tuh, kedunguan yang menyelinap,” tutur Rocky Gerung sambil menyebut itu adalah omelan dirinya.

Baca Juga: Mabes Polri Diserang Teroris Tak Dikenal, Denny Siregar : Sungguh Kebodohan yang Hakiki

Kemudian, Rocky Gerung menanggapi soal atribut FPI yang dijadikan barang bukti oleh Densus 88 saat penggeberekan rumah yang dianggap tersangka teroris.

“Orang jadi mempersoalkan, itu poster yang mana. Kan FPI udah dibubarin. Berarti nanti bakal ada Perpres baru, pembubaran poster. Ini pikirannya gimana gitu, pembubaran poster Habib Rizieq,” katanya.

Dalam penjelasan tersebut, Rocky Gerung menyebut bahwa pemerintah tidak punya kemampuan untuk menciptakan perdamaian.

Baca Juga: Detik-detik Mabes Polri Diserang, Seorang Terduga Teroris Sempat Menodongkan Senjata

Baginya, penguasa sengaja menciptakan stigma negatif terhadap islam, ormas islam, dan tokoh ulama tertentu.

“Ini keadaan yang bakal berlanjut, bersamaan dengan sidangnya Habib Rizieq. Jadi orang tetap hubungkan bahwa stigma itu dimaksudkan untuk memungkinkan Habib Rizieq dijerat oleh delik,” ucap Rocky Gerung.

Selain itu, dia pun menyebutkan bahwa berbagai isu ini terjadi karena pemerintah tidak mau menerima perbedaan di luar kehendak dan kepentingannya.***

 

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler