Tanggapan Rocky Gerung Terkait Pengeboman Gereja di Makassar, Apakah Itu Rekayasa? Pengalihan Isu?

- 29 Maret 2021, 15:20 WIB
Pengamat politik, Rocky Gerung.
Pengamat politik, Rocky Gerung. /YouTube Rocky Gerung Official

GALAMEDIA - Telah terjadi pengeboman sebuah gereja di Makassar, pada Minggu, 28 Maret 2021.

Hal tersebut mendorong ahli filsuf sekaligus pengamat politik Rocky gerung, untuk angkat bicara menanggapinya.

Rocky mengawali tanggapannya dengan mengkaitkan peristiwa tersebut dengan isu-isu yang tengah menerpa tanah air ini.

"Setiap kali ada upaya untuk membongkar suatu kejahatan, lalu timbul kejahatan baru," ujar Rocky sesuai lansiran Galamedia dari Youtube Rocky Gerung Official pada Senin, 29 Maret 2021.

Dalam penuturannya Rocky mengecam aksi terorisme dimanapun itu terjadi.

Baca Juga: Perjalanan Hidup Kawaki di Serial Anime dan Manga Boruto: Naruto Next Generation, Villain Terkuat?

Akan tetapi, Rocky Gerung mencoba menganalisis mengenai kepentingan apa dibelakangnya yang mendorong aksi tersebut.

Rocky Gerung menuturkan kasus terorisme merupakan sebuah kasus yang tidak bisa dipisahkan, dengan kepentingan politik dibelakangnya.

"Bukan masalah di Makassarnya sebenarnya, yang menjadi pokok persoalan," ujar Rocky.

"Tentu terorisme itu ada, yang menjadi teroris ada, ada yang ingin menghasilkan kekerasan dalam memaksakan kepentingan politik," tambahnya.

Rocky menganalisis peristiwa tersebut berdasarkan sudut pandang publik, yang bertanya-tanya ada kepentingan apa sebenarnya dibalik itu semua.

Baca Juga: Mendadak Diincar Saat Ramdhan, Ini Manfaat Kolang-kaling Bagi Tubuh Manusia

Kita ketahui sebelumnya bahwa tanah air ini tengah dirundung oleh beberapa isu panas, seperti Kudeta Demokrat, Sertifikasi da'i, serta kasus Habib Rizieq Shihab.

Apakah isu-isu tersebut ada kaitannya dengan pengeboman yang terjadi di Makassar?

"Publik melihat dibelakang itu apa? Kenapa pada hari minggu ketika ada ibadah, kenapa waktunya bersamaan dengan sidang HRS, kenapa Moeldoko pernah ngomong tentang radikalisme, kenapa pa Mahfud MD juga bulan lalu sudah mewanti-wanti tentang keadaan perlunya stabilitas?," ujar Rocky.

Dari analisis tersebut, Rocky menuturkan bahwa pemerintah sebenarnya sudah mengetahui sebelumnya bahwa ada potensi kekerasan yang akan terjadi.

Rocky juga menyayangkan kepada sikap pemerintah yang tidak mencegah potensi kekerasan tersebut.

"Kan artinya kekuasaan tau ada potensi kekerasan, lalu kenapa enggak dicegah?" ungkapnya.

"Kan kalo itu diucapkan (Mahfud MD) sejak tiga bulan lalu, itu artinya intelegen sudah mencium itu. Bukan setelah terjadi lalu sibuk mencari keterangan," tambahnya.

Baca Juga: Pantas Dijuluki Red Planet, Netizen Takjub Dikira Genteng Saat Hujan ternyata Hamparan Pasir Beku Planet Mars

Rocky mewajarkan jika ada kecurigaan dari publik, yang mengaitkan peristiwa bom di Makassar tersebut dengan kepentingan politik.

"Kecurigaan itu adalah sah, karena kait-mengkait akhirnya terbaca dan mulai tersambung," ujar Rocky.

Jika publik percaya kepada peristiwa bom di Makassar adalah rekayasa, Rocky mengungkapkan maka potensi bahaya yang lain akan timbul.

Potensi yang dimaksudkan adalah akan terjadi hilangnya kepercayaan publik kepada pemerintah, jika hal tersebut memang benar rekayasa.

Kemudian kedepannya, keterangan dari pemerintah tidak akan bisa lagi mententramkan publik dari polemik yang terjadi di tanah air ini.

Baca Juga: Pertamina Rugi 400 Ribu Barel BBM dalam Kebakaran, Dalam 5 Hari Diprediksi Normal Kembali  

Lebih lanjut, Rocky juga mengatakan ada semacam pengalihan isu untuk menutupi kasus HRS, serta upaya untuk membenturkan kembali polemik agama.

"Ada semacam pancing-memancing untuk menutupi isu yang sedang berlangsung hari-hari ini soal Habib Rizieq misalnya,"

"Ada upaya untuk membenturkan kembali soal agama," tambahnya.***

Editor: Dicky Aditya

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x