Hati-Hati, Jelang Lebaran Asupan Garam pada Makanan Jangan Berlebihan, Bisa Mengganggu Sel Kekebalan Tubuh!

12 Mei 2021, 15:09 WIB
Ilustrasi garam /PIXABAY/Bru-nO

GALAMEDIA - Tak terasa, umat muslim diseluruh dunia kini akan segera menyambut Hari Raya Idul Fitri.

Untuk itu beragam persiapan tengah ditata untuk menyempurnakan Hari Raya Idul Fitri meskipun di masa pandemi seperti ini.

Salah satu yang dipersiapkan adalah beragam jenis makanan khas lebaran, mulai dari opor ayam, rendang hingga ketupat siap menemani waktu lebaran Anda.

Namun Anda perlu hati-hati jangan sampai asupan garam anda berlebihan saat lebaran.

Pasalnya, bila asupan garam berlebihan, bisa mengurangi jumlah energi, terlebih saat momen lebaran tahun ini.

Perihal asupan garam berlebihan itu erat kaitannya dengan jumlah energi yang dapat dihasilkan sel sistem kekebalan tubuh (imun).

Baca Juga: Bingung Ucapkan Idul Fitri pada Bos? Ini 5 Ucapan Lebaran Resmi Khusus untuk Atasan di Kantor

Hal itu berakibat sistem kekebalan tubuh yang tidak bekerja secara normal.

Hal itu sebagaimana yang diungkapkan penelitian dalam jurnal Circulation.

Bahkan, baru-baru ini, laporan yang dipublikasikan Live Science menunjukkan, kelebihan natrium berhubungan dengan banyak masalah di tubuh.

Hal itu meliputi tekanan darah tinggi, risiko stroke, gagal jantung, osteoporosis, kanker perut, bahkan hingga penyakit ginjal.

"Hal pertama yang anda pikirkan adalah risiko kardiovaskular. Tetapi, banyak penelitian menunjukkan bahwa garam dapat mempengaruhi sel kekebalan dengan berbagai cara," ucap profesor di Hasselt University di Belgia, Markus Kleinewietfeld dikutip dari Live Science.

Lebih lanjut, dirinya menyebutkan bahwa kelebihan asupan garam dapat berakibat timbulnya penyakit inflamasi.

"Bila garam mengganggu fungsi kekebalan untuk jangka waktu yang lama, hal itu berpotensi mendorong penyakit inflamasi atau autoimun dalam tubuh,"

Beberapa tahun yang lalu, sekelompok peneliti di Jerman menemukan konsentrasi garam yang tinggi dalam darah dapat secara langsung memengaruhi fungsi sekelompok sel sistem kekebalan bernama monosit.

Baca Juga: Bertepatan dengan Momen Idul Fitri, Simak Khutbah Jumat Bertema 'Menjadi Insan Pemaaf'

Hal itu berfungsi mengidentifikasi dan melahap patogen dan sel yang terinfeksi atau mati di dalam tubuh.

Dalam studi baru, Kleinewietfeld dan rekan-rekannya melakukan serangkaian eksperimen untuk mencari tahu caranya.

Lantas, mereka menemukan dalam tiga jam setelah terpapar konsentrasi garam tinggi, sel kekebalan menghasilkan lebih sedikit energi, atau adenosin trifosfat (ATP).

Para peneliti melihat konsentrasi garam yang tinggi menghambat sekelompok enzim yang menyebabkan mitokondria menghasilkan lebih sedikit ATP.

Dengan lebih sedikit ATP (lebih sedikit energi), monosit matang menjadi fagosit yang tampak abnormal.

Menurut peneliti, fagosit yang tidak biasa ini lebih efektif dalam melawan infeksi.

Akan tetapi, hal itu belum tentu baik, karena peningkatan respons kekebalan dapat menyebabkan lebih banyak peradangan dalam tubuh, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Pada kesempatan lain, sekelompok partisipan eksperimen makan pizza utuh dari restoran Italia.

Hasilnya, setelah makan pizza, yang mengandung 10000 mg garam, mitokondria partisipan menghasilkan lebih sedikit energi.

Tetapi efek ini tidak bertahan lama, sekira delapan jam setelah partisipan makan pizza, tes darah menunjukkan mitokondria mereka berfungsi normal kembali.

Namun, tidak jelas apakah mitokondria terpengaruh dalam jangka panjang apabila seseorang secara konsisten makan makanan tinggi garam.

Para peneliti berharap bisa memahami apakah garam dapat berdampak pada sel lain, pasalnya mitokondria ada di hampir setiap sel di tubuh.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler