China Meradang dan Merasa Terancam, Kapal Perang AS Mendadak 'Kuasai' Selat Taiwan

23 Juni 2021, 19:24 WIB
Dokumentasi: Kapal perang Amerika Serikat , Mustin dan Benfold, berlayar melintasi Selat Taiwan, dipandang dapat meningkatkan ketegangan dengan China./ANTARA/Reuters/ /

GALAMEDIA - China meradang dan merasa terancam dengan hadirnya kapal perang Amerika Serikat (AS) yang mendadak 'kuasai' Selat Taiwan.

China mengecam AS sebagai "pencipta risiko" keamanan terbesar di kawasan tersebut. Kapal perang AS diketahui kembali berlayar melalui jalur perairan sensitif yang memisahkan Taiwan dari China, yakni Selat Taiwan.

Armada ke-7 Angkatan Laut AS mengatakan kapal perusak peluru kendali kelas Arleigh Burke USS Curtis Wilbur itu melakukan "transit rutin di Selat Taiwan" pada Selasa, 22 Juni 2021 sesuai dengan hukum internasional.

Baca Juga: Bansos Rp 300 Ribu Juni 2021 Segera Cair, Pastikan Anda Memenuhi 7 Syarat, cekbansos.kemensos.go.id

"Transit kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," demikian pernyataan angkatan laut AS.

Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China mengatakan pasukan mereka memantau kapal perang AS itu sepanjang perjalanannya dan telah memberikan peringatan.

"Pihak AS sengaja memainkan trik lama yang sama dan menciptakan masalah dan mengganggu hal-hal di Selat Taiwan," katanya, dikutip Antara dari Reuters.

"Ini sepenuhnya menunjukkan bahwa Amerika Serikat adalah pencipta risiko terbesar bagi keamanan regional, dan kami dengan tegas menentang ini," lanjutnya.

Baca Juga: Relawan Jokowi Sebut Puan Maharani Tak Laku, Ganjar Pranowo Tetap Kesulitan Maju di Pilpres 2024

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan kapal AS itu telah berlayar ke arah utara melalui selat dan "situasinya berjalan seperti biasa".

Kapal yang sama milik AS transit di Selat Taiwan sebulan yang lalu, dan hal itu mendorong China menuduh Amerika Serikat telah mengancam perdamaian dan stabilitas.

Misi terbaru AS itu datang sekitar seminggu setelah Taiwan mengatakan 28 pesawat angkatan udara China, termasuk pesawat tempur dan pembom berkemampuan nuklir, memasuki zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan, yang merupakan serbuan terbesar yang dilaporkan hingga saat ini.

Baca Juga: Anies Batasi Kegiatan Warga Jakarta Hingga 5 Juli 2021, Ini Dia Penjelasannya

Insiden itu muncul setelah para pemimpin negara Kelompok Tujuh (G7) yang mengeluarkan pernyataan bersama yang menegur China atas serangkaian masalah dan menekankan pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Pernyataan bersama negara G7 itu dikecam oleh China dan dianggap sebagai "fitnah".

Angkatan Laut AS telah melakukan operasi transit di Selat Taiwan setiap bulan atau lebih.

Amerika Serikat, seperti kebanyakan negara, tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan yang demokratis tetapi merupakan pendukung internasional terpenting dan penjual senjata utama bagi Taiwan.

Ketegangan militer antara Taiwan dan China telah meningkat selama setahun terakhir, dengan Taipei mengeluhkan China yang berulang kali mengirim angkatan udaranya ke zona pertahanan udara Taiwan.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler