Miris, Masyarakat Masih Percayai Hoaks dr Lois, Kabareskrim: Banyak Korban Meninggal Dunia

19 Juli 2021, 18:10 WIB
Dokter Lois usai menjalani pemeriksaan di Mabes Polri, Selasa 13 Juli 2021. /Foto: Pikiran-Rakyat/ Muhammad Rizky Pradila/ /

GALAMEDIA - Masyarakat sampai saat ini masih saja ada yang mempercayai hoaks tentang Covid-19 yang disampaikan oleh dokter Lois Owien di beberapa platform media sosial.

Kabareskrim Polri, Komjen Pol. Agus Andrianto pun angkat bicara. Menurut dia, kondisi itu sangat miris.

"Sudah banyak yang menjadi korban meninggal dunia karena Covid-19, kok masih percaya hoaks," ujar Agus saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin, 19 Juli 2021.

Lois menjadi tersangka penyebar hoaks tentang penanganan Covid-19 di beberapa pernyataannya di media sosial.

Salah satunya menyebutkan pasien Covid-19 meninggal dunia karena interaksi antarbermacam-macam obat.

Baca Juga: Rekor! Sehari 1.338 Orang Meninggal Akibat Covid-19, Usai Idul Adha Angka Kasus Diprediksi Bertambah

Dia tidak mempercayai Covid-19 sehingga tidak menggunakan masker dalam aktivitas sehari-hari.

Kabareskrim menegaskan, manusia diciptakan secara beragam, ada yang memiliki tubuh dengan daya tangkal Covid-19, ada pula yang tidak.

Terlebih lagi adanya varian Delta yang memiliki daya tular yang cepat dan mudah.

Oleh karena itu, ujarnya, vaksinasi menjadi salah satu upaya mencegah penularan virus SARS-CoV-2 meluas.

Orang yang sudah divaksin memiliki daya tangkal terhadap virus, kalau terpapar proses penyembuhannya lebih cepat.

"Allah tidak akan mengubah nasib setiap kaum dengan apa yang kita kerjakan. Mau vaksin, ya kalau terpapar virus corona-nya tidak terlalu parah karena punya daya tangkal (proses illahiyah), yang enggak mau ya macam-macam risiko illahiyah-nya," paparnya, dikutip dari Antara.

Baca Juga: Rocky Gerung: Nasib Manusia Memang Ditentukan di Langit, Tapi Negara Memperburuk Nasib Kita

Agus mengajak masyarakat bersedia divaksin karena pemerintah sudah menyiapkan vaksin Covid-19 secara gratis.

Semakin banyak masyarakat divaksin, maka kekebalan kelompok atau "herd immunity" segera terwujud.

Hingga saat ini baru 7,5 persen masyarakat Indonesia telah menerima vaksin dosis kedua, sedangkan dosis pertama mencapai 19 persen. Target vaksinasi secara nasional 75 persen penduduk Indonesia.

Agus belum menyampaikan perkembangan terbaru dari pekara penyebaran hoaks yang dilakukan Lois.

Beredar informasi ada warga meninggal dunia karena mempercayai hoaks yang disampaikan Lois terkait interaksi antarobat. Hal ini diceritakan oleh Helmi Indra warga Depok lewat sosial media.

Baca Juga: Update Corona Indonesia 19 Juli 2021: Total 2.911.733 Positif Covid-19 dengan Penambahan 34.257

Dalam unggahannya, Helmi menceritakan ayahnya mempercayai vaksin Covid-19 haram sehingga tidak mau divaksin. Hingga tanggal 6 Juli, ayahnya terkonfirmasi positif Covid-19.

Ayahnya menolak mengonsumsi obat-obat yang direkomendasikan pemerintah untuk pengobatan Covid-19 karena percaya dengan penjelasan Lois tentang interaksi antarobat penyebab kematian.

Mengenai hal itu, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan pihaknya akan mengecek kebenaran informasi tersebut.

"Nanti dicek kebenarannya," ujar Argo.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler