Jepang Butuh 345 Ribu Pekerja Asing, Disnakertrans Jabar Sosialisasikan SSW

5 Agustus 2021, 21:48 WIB
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jabar Rachmat Taufik Garsadi /HUMAS JABAR


GALAMEDIA - Sebagai salah satu negara maju, Jepang memiliki daya tarik tersendiri bagi para pekerja di dunia termasuk para Pekerja Migran Indonesia (PMI) untuk bisa bekerja di Negara Sakura. Namun, mayoritas mereka kesulitan untuk bisa masuk kesana karena terkendala sejumlah persyaratan kerja yang ketat.

Terkait dengan hal itu, Pemerintah Indonesia telah menandatangani Memorandum Of Cooperation (MoC) dengan Jepang. Sehingga, peluang PMI untuk bekerja disana kembali terbuka lebar.

Pemerintah telah melakukan skema penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal, melalui program Specified Skilled Worker (SSW) / Tokutai Ginou.

"Kegiatan ini sangat strategis dalam menyikapi kondisi ketenagakerjaan global saat ini" ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jabar, Rachmat Taufik Garsadi melalui siaran pers kegiatan Sosialisasi Penempatan Tenaga Kerja dari Jabar Ke Jepang melalui program SSW, Kamis, 5 Agustus 2021.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 6 Agustus 2021: Sempat Ingin Kabur, Rendy dan Angga Datang Hadang Elsa

Rachmat manambahkan program ini sebagai upaya meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat yang ingin bekerja maupun perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja sesuai dengan mekanisme antar kerja baik secara lokal maupun internasional.

"Harapannya, dapat meningkatkan produktivitas bagi para pencari kerja" tegasnya.

Saat ini, lanjut dia, banyak perusahaan yang tutup. Begitupun dengan pasar luar negeri yang masih banyak yang tutup, hanya beberapa negara yang masih membuka. Namun demikian, penyiapan tenaga kerja maupun sistem ketenaga kerjaanya harus terus disiapkan.

"Sehingga nanti apabila, negara - negara ini membuka kembali maka langsung mengirimkan tenaga kerja kita." ujarnya.

Dia mengatakan, salah satu pasar kerja yang sangat potensial saat ini adalah negara Jepang. Dulu, jepang sangat tertutup untuk menerima tenaga kerja asing, namun setelah ada perjanjian MoC dengan Indonesia, maka peluang terbuka lebar.

"Tinggal sekarang bagaimana kita bisa mengisi peluang kerja di Jepang yang sudan terbuka dan sangat potensial tersebut? Solusinya dengan program SSW ini," tegasnya.

Melalui program SSW ini, terangnya,
merupakan salah satu solusi bagi masyarakat yang kesulitan mendapatkan pekerjaan, dan menjembatani apa yang dibutuhkan oleh dunia kerja.

Harus diakui, saat ini banyak sekali masyarakat Indonesia yang bekerja di luar negeri (PMI). Namun mayoritas mereka bekerja diwilayah domestic worker, bekerja di rumah atau menjadi asisten rumah tangga. Hal ini, jelasnya, karena keterbatasan kemampuan dan jejaring yang ada.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 6 Agustus 2021: Akhirnya! Elsa-Ricky Dijebloskan ke Penjara

"Melalui program SSW ini kita berharap akan ada pekerja yang punya kemampuan lebih khusus, baik untuk tingkat SMK, D3, maupun S1 sehingga bisa menggakses pekerjaan yang lebih baik dan memiliki penghasilan lebih tinggi" harapnya.

Sementara itu, advisor ISO Jepang, Yadi Suryadi mengatakan, dari 14 sektor pekerjaan yang ada di Jepang lima di antaranya menjadi prioritas yakni Perawat lansia, pertanian, peternakan, pengolahan makanan, dan service.

"Jepang membutuhkan 345 ribu orang selama lima tahun kedepan dan ini menjadi peluang" tambahnya.

Karena sudah ada penandatangan MoC antara Indonesia dan Jepang, maka Indonesia berkomitmen untuk mengambil peluang tersebut. Untuk mengisinya dengan menyiapkan SDM berkualiatas untuk memenuhi persyaratan standar budaya dan bahasa yang sudah ditetapkan oleh Jepang.

"Jepang tidak hanya membuka kesempatan hanya untuk Indonesia saja, tapi juga kenegara lainnya seperti Vietnam, laos myanmar, Folilipina dan sejumlah negara lainnya", tambahnya.

"Ini menjadi tantangan bagi Indonesia, untuk mengambil peluang dengan mengirim tenaga kerja yang lebih banyak tanpa mengurangi kualitas. Program SSW ini juga bisa menjadi salah satu jalan pemulihan ekonomi bagi yang terdampak pandemi" tandasnya.***

 

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler