Gelombang Covid-19 Bisa Berlanjut, Luhut: Varian Terus Bermutasi, Hati-hati dengan Pertemuan Tatap Muka

23 Agustus 2021, 16:55 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. /Instagram/

GALAMEDIA - Indonesia memiliki kemungkinan untuk menghadapi gelombang Covid-19 lainnya di masa yang akan datang.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Adanya kemungkinan itu, kata Luhut, membuat seluruh elemen bagsa perlu memperbaiki sistem ketatanegaraan yang ada.

"Kalau kita lihat, varian Covid-19 terus bermutasi. Kita bisa saja menghadapi multiple wave di masa depan. Oleh karena itu, sistem kita harus diperbaiki," ujar Luhut.

"Saya mengatakan bahwa sistem bernegara kita, tata kelola bernegara kita musti perlu ada revisi secara nasional," sambung dia saat menghadiri HUT ke-43 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) secara virtual, Senin, 23 Agustus 2021.

Baca Juga: Lima Juta Vaksin Tiba di Tanah Air, Indonesia Telah Amankan Lebih 200 Juta Dosis Vaksin

Luhut menyampaikan, hal tersebut karena pada keadaan darurat, ternyata sistem yang ada selama ini tidak berjalan sebagaimana mestinya.

"Jadi, saya mengalami sekarang bagaimana misalnya garis komando dari pemerintah pusat ke gubernur ke kabupaten/kota perlu ada perbaikan di sana sini," tuturnya.

Ditambahkan Luhut, ekonomi menunjukkan pemulihan yang kuat hingga pada pertengahan tahun 2021 dengan adanya Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), yang kemudian sedikit dilonggarkan.

Namun, ia memperingatkan agar masyarakat tetap harus berhati-hati dengan mulai banyaknya pertemuan tatap muka (PTM).

Terlebih masih ada yang belum divaksin dan tidak menggunakan masker, karena hal itu, lanjut Luhut, justru kembali memicu penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Satu Tahun Sehat Bersama Edelweiss Hospital #AmanTapiNyaman

Untuk itu, penggunaan aplikasi SiLacak dan PeduliLindungi menjadi sangat penting. Dengan kedua aplikasi itu, Indonesia menghadapi era hidup baru.

"Karena kami hitung sampai akhir tahun, PeduliLindungi ini akan masuk lebih dari 100 juta orang, dan itu akan lebih bagus dari e-KTP yang membuat beberapa orang masuk penjara gara-gara itu," ungkapnya, dilansir Antara.

Ia menegaskan, dalam penanganan Covid-19 seluruh pemangku kepentingan perlu bersatu dengan tidak ada merasa sebagai lembaga yang lebih hebat dari yang lain, karena situasi saat ini membutuhkan peran yang kolaboratif.

"Tidak ada yang paling hebat, yang hebat adalah yang dapat bekerja sama dalam tim," pungkas Luhut.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler