Gatot Nurmantyo Sebut TNI Telah Disusupi PKI, Kostrad Tak Punya Ide Bongkar Patung Soeharto dan Sarwo Edhi

27 September 2021, 16:52 WIB
Gatot Nurmantyo dalam diskusi daring, singgung isu PKI dan sebut ada penyusupan di tubuh TNI// /Foto: Tangkapan layar/YouTube/Kang Jana Tea/

 

GALAMEDIA - Mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Numantyo mengingatkan bahwa paham komunis sudah menyusupi tubuh TNI.

Hal itu dikaitkan dengan hilangnya patung para tokoh militer terdahulu dari Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat (Jakpus).

Kepala Penerangan Konstrad Kolonel Inf Haryantana langsung mengeluarkan bantahannya, Senin, 27 September 2021.

"Tak benar Kostrad mempunyai ide untuk membongkar patung Pak Harto, Pak Sarwo Edhie, dan Pak Nasution yang ada dalam ruang kerja Pak Harto di Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad," ujarnya.

Ia mengungkapkan, pada 30 Agustus 2021, terdapat permintaan dari Letjen TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution selaku Pangkostrad ke-34 yang meminta bangunan tersebut untuk dibongkar.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Ungkap PKI Sudah Susupi TNI, Pengamat Politik Malah Sebut Tak Mau Kalah Sama Vina Panduwinata

Permintaan Azmyn disampaikan langsung ke Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman.
"Pembongkaran patung-patung tersebut atas keinginan Letjen TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution, karena pada saat menjabat Pangkostrad periode 9 Agustus 2011 sampai dengan 13 Maret 2012 dia yang membuat ide untuk pembuatan patung-patung tersebut," ujarnya.

Dia menyebut Azmyn Yusri Nasution meminta patung-patung yang telah dibuatnya agar dibongkar demi ketenangan lahir dan batin.

Mendengar permintaan itu, sambung dia, dari pihak Kostrad mempersilakan.

"Letjen TNI Purn Azmyn Yusri Nasution meminta patung-patung yang telah dibuatnya untuk di bongkar demi ketenangan lahir dan batin, sehingga pihak Kostrad mempersilahkan," jelasnya.

Sementara Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya bereaksi keras atas pernyataan Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) tersebut melalui akun Twitter @yunartowijaya, Senin, 27 September 2021.

"Nah khan, tiap september dia manggung lagi... Gak mau kalah sama Vina Panduwinata 'September Ceria'...," cuitnya.

Baca Juga: BEM SI Kepung Gedung KPK, Demontrans Saling Dorong dengan Aparat Kepolisian, Kapolres Turun Tangan

Pernyataan tersebut langsung mendapat respons dari netizen.

"Pensiunan 'Jenderal' kok gini amat ya, seperti orang 'post power syndrome'," cuit @Sualoon.

Mantan politisi Partai Demokrat Ferdindand Hutahaean pun menanggapi hal tersebut melalui akun @FerdinandHaean3.

"Bukan post power sindrome, tapi tak punya kecerdasan bermain isu utk panggung politik, jadi pake isu basi," katanya.

Sebelumnya Gatot Nurmantyo mengungkap adanya indikasi penyusupan paham komunis ke dalam tubuh TNI.

Hal tersebut disampaikan melalui webinar yang berjudul 'TNI Vs PKI' pada Minggu, 26 Septembmer 2021.

Gatot mengungkapkan pendapatnya terkait masih ada-tidaknya PKI saat ini. Dia menegaskan komunisme saat ini di Indonesia masih ada meski selalu dibantah berbagai pihak.

"Pertanyaan tadi yang sangat ditunggu, masih adakah komunisme? Jawabannya jelas masih ada, dan terhadap apa yang saya sampaikan tentang PKI tentu selalu ada yang membantah dengan berbagai cara dan pendekatan, bagi saya itu sah-sah aja di negara demokrasi," katanya.

Baca Juga: Azis Syamsuddin Segera Diganti Sebagai Wakil Ketua DPR RI, Partai Golkar Gelar Rapat Malam Nanti

"Menghadapi komunis hari ini, sangat benar bahwa PKI sebagai organisasi sudah dibubarkan, benar pula hari ini ideologi komunis sudah tidak laku di dunia, tetapi pengalaman di Indonesia merupakan fakta yang tak terbantahkan bahwa PKI dengan serta-merta mudah saja melakukan pemberontakan," ujarnya.

Gatot lantas memberikan bukti-bukti masih adanya PKI di Indonesia lewat insiden perusakan museum Kostrad. Dia menyebut dalam museum tersebut terdapat sejumlah bukti peristiwa penumpasan komunisme, seperti patung yang dihilangkan.

"Bukti nyata jurang kehancuran itu adalah persis di depan mata, baru saja terjadi adalah Museum Kostrad, betapa diorama yang ada di Makostrad, dalam Makostrad ada bangunan, bangunan itu adalah kantor tempatnya Pak Harto (Soeharto) dulu, di situ direncanakan gimana mengatasi pemberontakan G30SPKI di mana Pak Harto sedang memberikan petunjuk ke Pak Sarwo Edhie sebagai Komandan Resimen Parako dibantu oleh KKO," tuturnya

"Ini tunjukkan bahwa mau tidak mau kita harus akui, dalam menghadapi pemberontakan G30SPKI, peran Kostrad, peran sosok Soeharto, peran Kopassus yang dulu Resimen Para Komando dan Sarwo Edhie, dan peran Jenderal Nasution, peran KKO jelas akan dihapuskan dan (tiga) patung itu sekarang tidak ada, sudah bersih," lanjutnya.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler