Relaksasi Diperluas, Pengendalian dan Penerapan Prokes Tetap Ketat

1 Oktober 2021, 22:27 WIB
Penerapan protokol kesehatan (prokes) di Trans Studion Mall, Kota Bandung, Jumat, 13 Agustus 2021./Foto: Biro Adpim Jabar /

GALAMEDIA - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tetap berhati-hati memberikan relaksasi meski kasus Covid-19 terus melandai.

Hal itu berkaitan dengan pengendalian dan penanganan Covid-19 yang tak mengendur.

Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Oded M. Danial mengungkapkan pelonggaran lebih luas akan diberikan pada sektor pariwisata.

Pihaknya juga akan mencoba membuka museum-museum yang ada di Kota Bandung.

Meski begitu, Oded memastikan, protokol kesehatan (prokes) 5M terkait prosedur pelaksanaan operasional harus ketat.

Prokes 5M tersebut yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi.

Baca Juga: Peristiwa 2 Oktober: Jokowi Mengundurkan Diri dan Digantikan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta

Sebab, Oded enggan kecolongan kasus positif aktif kembali meningkat akibat pengawasan yang kurang ketat di sektor pariwisata.

"Ada beberapa hal kita berikan relaksasi. Barang kali uji coba perluasan tempat wisata. Insyaallah dengan prinsip kehati-hatian dan memperketat prokes," tutur Oded usai menggelar rapat terbatas evaluasi penanganan Covid-19 di Balai Kota Bandung, Jumat, 1 Oktober 2021.

Oded menuturkan, sejumlah pembatasan tetap diberlakukan yang disesuaikan antara Instruksi Menteri Dalam Negri (Inmendagri) dengan kondisi Kota Bandung.

Seperti pelaksanaan 'meetings, incentives, conferences, and exhibitions' (MICE), lalu pernikahan yang hanya boleh dihadiri 20 orang per sesi.

"Pernikahan juga harus ada rekomendasi dari satgas, karena ini demi kehati-hatian. Museum juga akan beri relaksasi. Kemudian kapasitas MICE tetap dibatasi," lanjutnya.

Baca Juga: Jasa Raharja Melaksanakan Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Pengemudi Awak Angkutan Umum

Menurut Oded, kebijakan pengaturan lalu lintas juga akan tetap diberlakukan di Kota Bandung. Sebab, dari hasil laporan dari kepolisian, penerapan ganjil genap cukup mampu menekan volume kendaraan yang masuk ke Kota Bandung.

Untuk pelaksanaan konser secara terbuka di Kota Bandung, Oded menyatakan, hal itu masih riskan. Sebab, hasil kajian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung menunjukan konser tetap berpotensi besar menjadi sumber klaster penyebaran Covid-19.

"Konser ruang terbuka sesuai usulan dari Disbudpar masih belum disepkati. Kalau kelanjutan ganjil genap ini diputuskan, dalam dua pekan ke depan tetap dilaksanakan. Karena kita tidak mau euforia dan menjaga kehati-hatian," jelasnya.

Perihal evaluasi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PMT), Oded menyebutkan, sejauh ini berjalan cukup lancar. Di samping protokol kesehatan, salah satu syarat yang harus menjadi perhatian utama yakni izin orang tua.

Baca Juga: 40 Kode Redeem FF Free Fire 2 Oktober 2021: Buruan Klaim di Sini Sebelum Hangus!

"Evaluasi PTM terbatas, hasil pantauan di lapangan masih ada pro kontra dari orang tua. Karena ada pro kontra ini tetap kita berikan keleluasaan kepada orang tua murid. Ketika tidak ada izin orang tua, maka tidak boleh," bebernya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengungkapkan, dalam waktu dekat ini akan dilakukan tes acak di lingkungan sekolah. Hal ini untuk melihat kondisi terkini setelah dijalankan PTMT.

"Jadi itu 10 persen dari sekolah yang sudah diizinkan PTMT. Nanti dari hasil random kalau di bawah 1 persen di-tracing (dilacak) kontak erat. Kalau 1-5 persen itu satu rombongan belajar dilacak, tapi kalau di atas 5 persen itu sekolahnya ditutup," ungkap Yana.

kemudian terkait relaksasi tempat wisata dan museum, Yana menyatakan tempat-tempat yang mulai diberi kelonggaran beraktivitas akan dilengkapi dengan aplikasi PeduliLindungi untuk memudahkan pengendalian pengunjung.

Baca Juga: RUU HPP Baru, Fungsi NIK di KTP Kini Sekaligus Sebagai NPWP

"Di semua yang akan diberi relaksasi, PeduliLindungi harus digunakan. Karena bisa diketahui status pengunjung, termasuk jumlahnya," tutur Yana.

Yana menambahkan, penggunaan aplikasi PeduliLindungi sangat memungkinkan dilakukan di Kota Bandung yang saat ini cakupan pemberian vaksinnya sudah cukup luas.

Terhitung tanggal 30 September 2021, pemberian dosis pertama mencapai 85,02 persen dan dosis kedua 57,42 persen.

"Kita percaya diri menerapkan itu karena proses vaksinasi Kota Bandung sudah luar biasa. Itu juga diharapkan mendorong orang yang tadinya tidak mau divaksin untuk mau divaksin," ucapnya.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler