Jokowi Bakal Panggil Mensos Gegara Sering Ngamuk, Guru Besar Ilmu Politik: Risma Cari Perhatian Megawati

5 Oktober 2021, 06:40 WIB
Tri Rismaharini atau Risma. /Instagram.com/@tri_risma_harini

GALAMEDIA - Profesor Dr Tjipta Lesmana merasa yakin Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini alias Risma bakal dipanggil Presiden Joko Widodo (Jokowi) sepulang dari Papua.

Hal itu terkait Risma kerap marah-marah di depan publik saat melaksanakan kegiatannya sebagai seorang pejabat negara.

Profesor Cipta mengungkapkan hal tersebut saat berbincang-bincang dengan Rahma Sarita pada tayangan video YouTube pada kanal Realita TV dikutip Selasa, 5 Oktober 2021.

"Saya yakin, Presiden Jokowi akan memanggil Bu Risma. Bicara baik-baik, Bu Risma minta mengkoreksi cara berkomunikasinya. Jangan marah-marah, jangan kasar," kata Guru besar di Universitas Pelita Harapan (UPH) ini.

"Jokowi bakal bicara, 'itu bisa memalukan saya sebagai pemimpin," lanjut dia.

Menurutnya, perilaku Risma yang kerap marah-marah tersebut pun akibat sebelumnya ia mendapat briefing dari Presiden Jokowi.

Baca Juga: Facebook, Instagram, WhatsApp Down! Apa Alasannya?

"Saya yakin, Bu Risma sebelumnya pun di-briefing sama Pak Jokowi, agar bekerja dengan benar, jangan sampai kayak pendahulunya itu. Itu membuat masalah tersebut menjadi top on mind dalam pikirannya,"ujarnya.

"Dia mengemban misi berat dari presiden Indonesia. Misi berat itu masuk ke otak bu Risma. Setiap melihat ada masalah yang beres, langsung pecah. Langsung marah," ujarnya.

Menyinggung Risma salah paham dalam menilai kasus di Gorontalo, Profesor Cipta menilai, Mensos tersebut wajib belajar komunikasi.

"Jadi sebelum beraksi, harus tahu dulu duduk persoalannya bagaimana. Jangan langsung bereaksi. Jangan langsung emosi. Dia emosi karena mind set itu lho," katanya.

Meski begitu, ia menilai, aksi Risma tersebut merupakan salah satu upaya 'çari perhatian' terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Soalnya saat ini Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tengah mencari kader-kadernya yang berpotensi untuk maju pada Pilpres 2024.

"Memang, Bu Mega berkeinginan Puan untuk bisa maju di Pilpres 2024. Tapi Puan terpukul dengan elektabilitasnya yang dari survei menyebutkan angkanya hanya enol koma sekian. Kalah dari Ganjar Pranowo yang sudah bisa di atas 40 persen," katanya.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 5 Oktober 2021: Denis Jadi Dalang Kasus Kecelakaan Pak Hartawan

Sehubungan hal itu, lanjut dia, Megawati kini tengah mencari kader untuk jadi cadangan selain kedua sosok tersebut.

"Bu Risma itu orang politik. Tentunya sebagai politisi, ia pun mengharapkan hal itu. Dia pun mencari perhatian dengan berbagai aksinya itu," katanya.

Profesor Cipta pun menyayangkan sikap Risma yang tidak meminta maaf kepada publik melainkan hanya meminta maaf kepada istri Gubernur Gorontalo melalui pesan singkat WhatsApp (WA).

"Sebagai pejabat negara, seharusnya berani meminta maaf kepada publik atau ke orang yang dimarahinya itu. Soalnya ia marah-marah di hadapan publik," katanya.

"Kalau berjiwa besar, dia minta maaf sama Fajar (orang yang dimarahi di Gorontalo). Fajar itu korban konyol sifat Risma marah-marah. Kalau saja Bu Risma minta maaf, banyak orang yang memujinya. Waduh itu pemimpin yang hebat," katanya.

Baca Juga: Megawati Gulingkan Gus Dur dari Jabatan Presiden, Pengamat: Sangat Tendesius, Ingin Menyudutkan

Ia pun kembali mengingatkan Risma agar mau belajar berkomunikasi di hadapan publik. Pasalnya, jika terus bersikap seperti itu maka lambat laun masyarakat justru menilai buruk terhadapnya.

"Itu bisa menjadi bumerang bagi dirinya. Sering-sering menampar, lambat laun itu bisa menampar mukanya sendiri. Bukan jadi populer, publik malah bisa menjadi benci," ingatnya.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler