Rizal Ramli Menegur Jokowi: Ibu Kota Baru Siapa yang Akan Tinggal Disana? Rakyat Kita atau Beijing Baru?

5 Oktober 2021, 16:18 WIB
Ekonom senior, Rizal Ramli soroti rencana pemindahan ibu kota. /Twitter/@RamliRizal/

GALAMEDIA - Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli memberikan pernyataan tegas terhadap rencana pembangunan Ibu Kota Baru di Penajam, Kalimantan Timur.

Rizal Ramli meminta Presiden Jokowi mengkomunikasikan ibu kota baru secara jelas kepada rakyat Indonesia.

"Jadi untuk siapa kita ingin membangun ibu kota baru? Benarkah untuk rakyat kita, untuk bangsa kita atau kita sedang mempersiapkan Beijing baru," kata Rizal.

"Pak Jokowi harusnya memberitahu orang-orang apa adanya. Apalagi dalam situasi di mana negara tidak punya uang," katanya.

Baca Juga: BURUAN KLAIM Kode Redeem FF 5 Oktober 2021! Ada M1014 Underground Howl dan Flaming Red Weapon

Pernyataan Rizal dirilis saat berdialog dengan politisi Fadli Zon dan diunggah ke kanal YouTube resmi Fadli Zon pada Senin, 4 Oktober 2021.

Ia mengambil contoh pemindahan Rio de Janeiro ke Kota Brasilia yang gagal.

"Misalnya kota Brasil, bekas ibu kota Rio de Janeiro, 6 jam naik mobil, pihak berwenang tidak mau pindah," katanya.

"Nah yang tertarik itu BUMN China, beli tanah disitu, bikinin ibu kota baru, penghuninya siapa? rakyat ga mau, penghuninya pasti ngundang lagi dari RRC, bisa jadi ibu kota Beijing Baru," tuturnya.

Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Blunder Lagi, Salah Sebut Daerah Netizen Kompak Lempar Hujatan

"Gubernur ibukota Beijing Baru pasti teman-teman non pribumi, presiden pasti dari situ juga, mereka ga takut di demo.Ibu kota republik baru, Beijing," kata Rizal.

Oleh karena itu, pertimbangkan untuk memindahkan ibu kota ke Panajam Kalimantan Timur sebagai ibu kota Beijing Baru.

"Jadi saya minta maaf kepada Pak Jokowi yang akan tinggal di ibu kota, saya anggap sebagai ibu kota Beijing Baru," katanya.

Rizal mengilustrasikan model investasi para BUMN-BUMN China.

Baca Juga: Heboh Luhut-Airlangga Terseret ke Pandora Papers, Rocky Gerung: Partai Politik Indonesia Gak Mampu Lakukan Itu

"Misal bikin KA Jakarta-Bandung. Ga bakal cukup hanya dari tiket, makanya mereka bikin strategi bikin tiga tempat pemberhentian untuk kembangkan real estate biar nutup biaya tarif," jelas dia.

Menurutnya, skema yang akan diterapkan untuk pembangunan ibu kota baru Indonesia akan sama.

“Polanya sama, beli murah di Kaltim, bangun dan jual dengan orang Indonesia, yang mau beli pindah ke Panajam. Tapi dari Beijing, dengan penduduk 1,4 miliar orang, banyak yang mau pindah,” dia berkata.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler