Siap Pimpin Kembali PBNU, KH Said Aqil Sirajd: NU Harus Mandiri, Bebas dari Radikal, Sekuler atau Liberal

19 Oktober 2021, 21:35 WIB
Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj. /Dok. nu.or.id/

GALAMEDIA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Sirajd menyatakan siap kembali mencalonkan diri sebagai bakal calon ketua umum PBNU periode mendatang.

Seperti diketahui, pemilihan Ketua Umum akan dilakukan dalam Muktamar yang akan berlangsung pada tanggal 23-25 Desember 2021 di Provinsi Lampung.

“Kalau diminta oleh para kiyai saya siap (mencalonkan diri),” begitu ujar KH Said Aqil Sirajd di Banda Aceh, Selasa, 19 Oktober 2021.

Said Aqil mengatakan, sejauh ini sudah ada para tokoh termasuk kiyai besar seperti Tuan Guru Turmudzi dari Lombok, Kiyai Muhtadi dari Banten, para kiyai dari Jawa Tengah, Jawa Timur termasuk Habib Luthfi juga meminta dirinya agar kembali mencalonkan diri.

Baca Juga: Dua Kereta Api Tabrakan di Pondok Betung, Ratusan Penumpang Tewas pada Tragedi Bintaro I 19 Oktober 1987

Bahkan salah satu ulama Aceh Teungku Nuruzzahri atau Waled NU juga meminta agar dirinya kembali mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PBNU periode ke depan.

Said Aqil menyatakan, salah satu visi dan misi pencalonan dirinya ke depan sebagai calon Ketua Umum PBNU, yakni untuk meningkatkan kualitas kemandirian NU termasuk dalam budaya dan pendanaan.

Ia menyatakan NU harus mandiri secara finansial, tidak minta-minta, termasuk dalam pembangunan masjid, madrasah maupun pondok pesantren juga harus mandiri, dengan melibatkan kemandirian bersama ummat.

"Misalnya, ada satu juta warga NU yang memberi sumbangan sehari Rp 1 ribu dikali sebulan dan dikalikan satu tahun, maka berapa besar jumlah dana yang akan dimiliki NU dengan sumbangan tersebut," tuturnya dikutip dari Antara.

Baca Juga: Peristiwa 20 Oktober: Tiga Presiden RI Dilantik hingga Lahirnya Partai Golkar

“Jadi, kita ingin NU yang mandiri, terhindar dari aliran apa pun yang berbahaya seperti radikal, sekuler atau liberal,” lanjutnya menegaskan.

Menurutnya, dalam kepemimpinannya selama ini, NU tidak berpihak kepada aliran kiri dan aliran kanan (radikal, sekuler atau liberal). Akan tetapi, NU selalu menghormati jalan tengah, katanya.

NU tidak kanan dan tid kiri, selalu menghormati jalan tengah, kemandirian finansial, tidak minta-minta, masjid, madrasah, pesantren.

Baca Juga: BIG MATCH Atletico Madrid vs Liverpool, 20 Oktober 2021: The Reds Dibayangi 2 Kekalahan Musim 2019-2020

Said Aqil juga mengatakan, selama 10 tahun memimpin NU, selama ini dirinya telah melakukan berbagai terobosan di antaranya seperti membangun 34 perguruan tinggi negeri tersebar di sejumlah daerah seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung,

Kemudian di Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, serta sejumlah daerah lainnya termasuk di seluruh Pulau Jawa.

Selama kepemimpinannya di PBNU, Said Aqil telah banyak melahirkan ide dan gagasan termasuk mencetus lahirnya badan hukum NU, Undang-Undang Pesantren, Peringatan Hari Santri, pengkaderan NU melalui MKNU, hadirnya TVNU, portal islam terbesar yakni Nuonline, serta sejumlah prestasi lainnya.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler