Kereta Api Berperan Besar dalam Perekonomian di Jabar, Banyak Jalur yang Harus Direaktivasi

11 November 2021, 17:29 WIB
Webinar PT KAI, "Geliat Ular Besi Dalam Meningkatkan Perekonomian di Jawa Barat", Kamis (11/11/2021). /Tangkapan layar./

GALAMEDIA - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan bahwa Jabar dengan penduduk 50 juta jiwa, harus punya koneksifitas yang proporsional. Sehingga transportasi tidak hanya mengandalkan jalan tol, tetapi harus ada transfortasi lainnya.

"Contohnya di Eropa, mereka mengandalkan moda kereta api, yang ternyata efektif mengurai kemacetan. kita mempunyai peninggalan jalur kereta dari kolonial yang bisa kita reaktifasi untuk digunakan kembali, ini modal kita," ungkapnya pada Webinar PT KAI, "Geliat Ular Besi Dalam Meningkatkan Perekonomian di Jawa Barat", Kamis, 11 November 2021. 

Dalam webinar tersebut, membahas perencanaan PT KAI dan Pemprov Jabar dalam meningkatkan perekonomian masyarakat dalam memanfaatkan moda kereta api dan pemanfaatan jalur kereta api peninggalan kolonial Belanda ke wilayah Jabar Selatan, melalui program reaktifasi

"Reaktifasi jalur Bandung Garut sudah dilakukan, kedepan akan dilanjut ke wilayah jabar selatan, sumedang dan pangandaran, yang sudah ada jalur peninggalan Belanda," ujarnya.

Baca Juga: Kota Bandung Rawan Pohon Tumbang, Yoel: Pangkas Pohon yang Terlalu Rimbun dan Keropos

Direktur Utama PT KAI, Didiek Hartantyo menyampaikan bahwa PT kereta api mengalami beberapa kali perubahan, terakhir menjadi PT KAI persero. Perubahan tersebut berdampak positif terhadap kemajuan perkereta apian di Indonesia.

Dikatakannya kereta api sangat penting bagi Jawa Barat, untuk perekonomian, pariwisata dan transportasi. Dilihat sejarah, jalur kereta yang menuju tempat pariwisata di Jabar banyak, sayangnya jalur jalur tersebut belum mendapatkan reaktifasi untuk dapat kambali digunakan.

"Oleh karena itu, proyek reaktivasi sedang direncanakan, baru Bandung-Garut yang sudah jadi, yang lainnya masih perencanaan dengan perhubungan dan stikholder lainnya," katanya.

Didiek menuturkan bahwa reaktivasi bisa menggenjot pariwisata Jabar, juga memudahkan laju perekonomian kota dan daerah, karena kapasitas gerbong yang besar, juga ada konektivitas integrasi bidang lainnya, yang ujungnya berimbas pada perekonomian.

Baca Juga: Meiwan Kartiwa: Harga Sembako di Kota Bandung Relatif Stabil, Kecuali Minyak Goreng Curah

"Mewujudkan visi kereta api, menjadi solusi transportasi, akan bisa tercapai jika ada kolaborasi sinergi dengan berbagai pihak. Tentunya kereta api sebagai operator dan kebijakan insfrastruktur adalah pemerintah," tuturnya.

Diketahui pendapatan PT KAI saat ini adalah dari angkutan logistik yang meningkat, namun dari angkutan penumpang disaat pandemi menurun. Berdasarkan itulah kedepan harus ada keseimbangan dalam pendapatan PT KAI, anatara logistik dan penumpang, saat ini sedang direncanakan.

"Kami menyambut baik ajakan Gubernur Jabar, untuk membangun potensi pariwisata di jabar, mari bersama dengan Dirjen Perkeretaapaian dan Perhubungan, mereaktifasi jalur peninggalan belanda agar dapat digunakan kembali," terangnya.

"Kedepan PT KAI menjadi leading sponsor kereta api cepat, harapannya nanti akan muncul integrasi konektivitas di stasiun padalarang dan stasiun bandung. untuk itu diharapkan kerjasama dengan pemprov dan pemda," tuturnya.

Vice Presiden Public Relasion PT KAI, Jhoni Martinus menerangkan bahwa ditahun 2019 volume penumpang dan barang di kereta api stabil, namun sejak 2020 adanya pandemi Covid-19, volume turun drastis dan 2021 masih terjadi penurunan, tetapi pihaknya akan berusaha bangkit dan keluar dari krisis ini.

Baca Juga: 4 Presiden Paling Kaya di Dunia, Presiden Jokowi Kalah Jauh Nih!

"Kami melihat adanya potensi besar melalui industri besar yang bisa menggunakan jasa angkutan si ular besi (kereta api), seperti garmen, makanan minuman, dll, ini akan kita gali potensinya untuk meningkatkan pendapatan PT KAI persero," jelasnya.

Jhoni menuturkan pada tahun 2020 ada 33 mitra binaan yang di handle PT KAI, yaitu di sektor industri, perdagangan dan pertanian, yang tersebar di Jawa Barat. Selain itu juga ada kerjasama pendanaan dengam UMK yang jumlahnya bervariasi, saat pandemi mengalami penurunan, tetapi PT KAI akan upayakan terus, agar dapat kembali normal.

"Kami akan membuka kerjasama untuk membangkitkan perekonomian di Jabar, dengan mengoptimalkan moda kereta api," ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Pengamat Ekonomi Unpas, Acuviarta Cartobi menjelaskan bahwa dalam mengembalikan aktifitas perekonomian setelah pandemi, harus dilakukan bertahap. Rencana Reaktivasi jalur selatan Bandung-Ciwidey apabila sudah terealisasi, dampaknya akan luar biasa positif.

Baca Juga: Tips Meningkatkan Kualitas Tidur Berdasarkan Sunah Rasulullah, dr Zaidul Akbar Paparkan Secara Lengkap!

Karena berdasarkan studi dan penelitian dari luar negri, meningkatkan transfortasi kereta api, sangat berdampak pada perekonomian masyarakat, karena nilai efisien kost yang dihasilkan menggunakan moda transfortasi kereta api.

"Jabar memiliki jumlah penduduk banyak, berdampak tingkat kemacetan tinggi. Semua pihak berharap agar solusi kereta api mendapat fokus serius dari pemerintah," ujarnya.

Kendati demikian, Ia menilai jangan terbuai oleh kereta cepat, tetapi bagaimana kereta api bisa terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

"Hal ini akan mengatasi berbagai persoalan, salahsatunya mengatasi persoalan harga minyak dunia yang terus meningkat, dan kereta api adalah solusinya," tambahnya.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler