GALAMEDIA – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas kembali membuka suara terkait Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri (Densus 88).
Anwar mengklaim, Densus 88 bakal terus beraksi meringkus banyak ulama yang dianggap sebagai teroris.
Baca Juga: Epidemiolog ‘Tolak’ Peningkatan Level PPKM Selama Libur Nataru, Pandu Riono: Cukup Lakukan Penalti
Menurutnya, menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 nanti, pasukan antiterror itu akan akan lebih banyak lagi menangkap pemuka agama di Tanah Air.
Meski tidak menyebut ulama mana saja yang menjadi target Densus 88, Anwar merasa bisa saja ditangkap oleh mereka.
“Saya yakin menjelang 2024 akan ada korban-korban lain, ulama yang akan jadi korban lain, dan bisa juga saya yang kena korban,” ujarnya dilansir melalui berbagai sumber Jumat, 19 November 2021.
Lebih jauh, Anwar mengatakan bahwa penangkapan para ulama ini akan memberatkan tugas Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga: Pengamat Usul Anies Baswedan Berpasangan dengan Puan Maharani di 2024, Cocok?
"Saya minta tolong lah pada Densus 88 ya, jangan memberatkan tugas Pak Jokowi, karena menurut saya tugas Pak Jokowi sebagai presiden sudah sangat berat. Dia dituduh macam-macam seperti kriminalisasi ulama, pertanyaan saya tau gak Pak Jokowi tentang hal itu, saya rasa Pak Jokowi tidak tahu,” terangnya.
Anwar meminta agar Densus 88 berhenti mengkriminalisasi para ulama, karena itu bukan perintah Jokowi.
Alih-alih mengkriminalisasi, dia mengusulkan Densus 88 agar lebih bisa merangkul masyarakat guna mensukseskan visi misi dari pemerintahan Jokowi.
“Karena itu semestinya aparatur negara secara bersama-sama merangkul rakyat untuk mensukseskan visi dari pemerintah dan negara kita,” pungkasnya.
Menanggapi pernyataan Anwar terkait Densus 88 yang disebutnya akan lebih getol ringkus ulama menjelang Pilpres 2024, pegiat media sosial, Ferdinand Hutahaean geram.
Menurut Ferdinand, Anwar terus berupaya memprovokasi masyarakat.
“Provokasi aja terus..!!” ujar Ferdinand melalui akun Twitter pribadi @FerdinandHaean3 Jumat, 19 November 2021. ***