GALAMEDIA - Nama Menteri BUMN, Erick Thohir mendadak menjadi perbincangan hangat netizen.
Kali ini, Erick menyatakan ketidaksetujuannya jika toilet di SPBU Pertamina harus berbayar.
Dalam hal ini, Erick meminta kepada direksi Pertamina agar seluruh toilet di semua SPBU Pertamina yang dikelola langsung maupun dikerjasamakan dengan swasta bersifat gratis.
"Kepada direksi Pertamina, saya mengharapkan fasilitas umum (toilet) seperti ini harusnya gratis, karena kan sudah dapat (keuntungan) dari penjualan bensin, selain itu ada juga toko kelontongnya,” ujar Erick dilansir Galamedia dari akun Instagram @erickthohir pada Kamis, 25 November 2021.
Lebih jauh, Erick mengungkapkan sudah seharusnya masyarakat mendapatkan fasilitas tambahan berupa toilet gratis di SPBU Pertamina.
Menariknya, Erick juga membagikan video di akun Instagramnya saat dirinya mengetahui bahwa toilet di SPBU berbayar.
Erick mengaku heran saat mengetahui adanya harga Rp 2.000 hingga Rp 4.000 yang harus dibayar oleh masyarakat ketika akan menggunakan toilet umum SPBU Pertamina.
Dalam unggahannya, Erick lantas akan segera menindaklanjuti pungutan biaya di toilet umum SPBU Pertamina dengan menghubungi pemilik SPBU tersebut yang bernama Agus.
"Ya sudah nanti ditelepon, kenapa toilet saja mesti bayar padahal sudah bisnis bensin," tuturnya.
Aksi Erick yang meminta agar semua toilet di SPBU Pertamina gratis tersebut lantas turut ditanggapi oleh berbagai pihak, termasuk Akademisi Cross Culture, Ali Syarief.
Melalui akun Twitter pribadinya @alisyarief, Akademisi Cross Culture tersebut nampak menyampaika ucapan terimkasih kepada Erick Thohir karena telah meminta semua toilet SPBU Pertamina digratiskan.
“Terima Kasih Menteri Erick Thohir telah meminta toielt2 di SPBU digratiskan,” ujar Ali Syarief dilansir Galamedia dari akun Twitter @alisyarief pada Kamis, 25 November 2021.
Lebih jaug, Ali Syarief juga meniali bahwa dengan adanya kabar toilet di SPBU gratis maka rakyat pasti merasa bahagia ketika mendengarnya.
“Rakyat bahagia sekali membaca beritanya,” katanya.
Meski begitu, Akademisi tersebut mengatakan bahwa jika ada yang meminta tes PCR digratiskan maka ia menilai akan ada pihak yang marah.
“Kalau minta PCR digratiskan, nanti ada yg marah,” ucapnya***