Karir Puan Terancam Buntut Pasang Baliho di Gunung Semeru, Pengamat: Harusnya Bantu dengan Ikhlas

22 Desember 2021, 22:20 WIB
Ketua DPR RI, Puan Maharani. /Dok. DPR RI

GALAMEDIA – Sejumlah baliho Ketua DPR RI, Puan Maharani di sekitar desa terdampak erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur menjadi sorotan.

Pemasangan baliho tersebut berakhir dengan kritikan dari masyarakat hingga korban bencana di sana.

Baca Juga: Parah! Gegara Polri Lambat, Antrean Panjang Terjadi di Kantor Samsat, WP: Birokrasi Oh Birokrasi ...

Puan dinilai tidak memiliki rasa empati terhadap para korban dan bahkan disebut melakukan kampanye secara terselubung.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin berpendapat, elektabilitas Puan justru akan anjok dengan baliho itu.

Sebab, baliho itu membuat masyarakat tidak lagi simpati pada Puan.

“Karena membuat rakyat tidak simpati lagi kepada Puan,” ujarnya pada wartawan, Rabu, 22 Desember 2021.

Pengamat politik ini mengatakan, seharusnya Puan ikhlas membantu para korban tanpa ada embel-embel kampanye terselubung.

Baca Juga: Sejarah Gunung Anak Krakatau yang Sempat Meletus 2018 dan Timbulkan Tsunami di Banten-Lampung

“Jika ingin membantu rakyat yang terdampak erupsi. Bantu saja dengan ikhlas. Tanpa harus pasang baliho. Karena jika membantu lalu diembel-embel dengan pasang baliho,” jelas Ujang.

Dengan adanya baliho tersebut, dia menilai masyarakat akan menjustifikasi Puan memiliki kepentingan di balik bantuannya kepada korban bencana.

Tentu hal ini tidak baik bagi karir politik Puan.

"Itu membuat rakyat menilai bahwa Puan ada maunya dan ada unsur politiknya dan itu bisa membuat rakyat tak simpati. Jika rakyat tak simpati, maka akan membuat elektabilitas nya makin jeblok,” pungkasnya.

Baca Juga: LINK NONTON LIVE STREAMING INDONESIA VS SINGAPURA di Semifinal Piala AFF 2020 Malam Ini Pukul 19.30 WIB

Dalam baliho yang tersebar, tampak potret diri Puan dengan latar para pengungsi. Selain itu, ada pula tulisan ‘Relawan Puan Maharani’ dilengkapi kalimat penyemangat.

“Tangismu, tangisku. Ceriamu, ceriaku. Saatnya bangkit menatap masa depan,” demikian yang tertulis dalam baliho Puan.

Seorang warga Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Ahmad Samiludin adalah satu warga yang mengaku kecewa.

Menurutnya, dana yang dipakai untuk membuat baliho itu lebih baik dialokasikan untuk membantu para pengungsi.

“Jujur kalau itu ndak pantas karena orang lagi berduka. Kalau mau bagi-bagi bantuan saja, jangan baliho,” ujarnya.

Baca Juga: Eks Kades di Lembang Didakwa Korupsi Rp 50 Miliar Minta Dibebaskan Hakim, Begini Alasannya

Ahmad mengaku sudah melihat baliho Puan banyak terpasang sejak Senin, 20 Desember 2021 kami. Dia menduga baliho dipasang sejak malam sebelum Puan datang ke lokasi.

“Baru pagi tadi saya tahu, kayaknya dipasang malam tadi. Saya enggak tahu siapa yang masang,” jelasnya.

Bahkan, kata Ahmad, jumlah baliho Puan yang terpasang cukup banyak, sekitar 30 meter sekali.

“Setiap 30 meter ada baliho, dari kecamatan sampai balai desa saya waktu lewat mungkin sampai ratusan jumlahnya,” tambahnya. ***

 

Editor: Muhammad Ibrahim

Tags

Terkini

Terpopuler