Pemerintah Korsel Memberikan Voucher Dengan Nilai Besar Untuk Bayi Yang Lahir di Tahun 2022 di Seoul

8 Februari 2022, 09:44 WIB
Ilustrasi melahirkan. /Pixabay/

GALAMEDIA - Populasi negara Korea Selatan mengalami penurunan untuk pertama kalinya sejak dimulainya data sensus penduduk di negara itu.

Dikutip dari Kedglobal, menurunnya populasi di sana di sebabkan lantaran adanya penurunan tajam angka kelahiran dan imigrasi sejak awal pandemi COVID-19.

Data statistik Korea menyatakan penurunan populasi terjadi sebanyak 0,18% pertahun menjadi 51,7 juta pada akhir tahun 2021.

Itu menunjukan populasi di Korea mengalami penurunan delapan tahun lebih cepat dari garis waktu yang sudah diproyeksikan oleh kantor statistik Korea dua tahun yang lalu.

Baca Juga: PA 212 Minta Prabowo Tak Calonkan Diri Lagi di 2024: Jadi Negarawan Saja, Indonesia Butuh Anak Muda

Setahun yang lalu, Korea selatan melaporkan adanya penurunan populasi alami untuk pertama kalinya dengan angka kematian melebihi angka kelahiran.

Tahun 2021, angka kelahiran yang diharapkan dari wanita Korea selatan turun ke level terendah 0,82 yang sebelumnya mencapai rekor 0,84.

Angka tersebut menjadikan Korea selatan sebagai salah satu negara dengan angka kelahiran terendah di dunia.

Sebagai dampak dari rendahnya angka kelahiran bayi di Korea Selatan, Insider.com melaporkan bahwa di negara ini ratusan sekolah kosong dan terbengkalai.

Baca Juga: Profil Pembalap Marc Marquez yang Tiba di Lombok dan Jadi Pusat Perhatian

Untuk meningkatkan angka kelahiran yang rendah di negara tersebut, pemerintah kota Seoul membagikan bantuan tunai kepada orang tua bayi yang baru lahir.

Dilansir dari Chosun Ilbo, terhitung sejak tanggal 1 Januari 2022, orang tua yang mendaftarkan kelahiran anak dapat menukarkan voucher tunai dengan nilai yang cukup fantastis.

Voucher sebesar 2 juta won (kurang lebih sebesar Rp23 juta) tersebut dapat ditukarkan di komunitas lokal pusat pada akhir tahun 2022.

Insentif tersebut adalah salah satu subsidi persalinan yang diberikan oleh pemerintah Korea selatan dalam beberapa bulan terakhir ini.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 8 Februari 2022: Reyna Jujur Soal Nino, Andin Syok Hingga Pendarahan Hebat!

Pada November tahun lalu, pemerintah melalui Layanan Asuransi Kesehatan Nasional memberikan voucher sebesar Rp12 juta kepada ibu yang melahirkan.

Sementara itu, ibu baru yang melahirkan anak kembar mendapat voucher lebih besar, yakni sebesar Rp16,8 juta.

Tingkat kelahiran yang rendah di Korea Selatan dipicu oleh adanya utang yang harus ditanggung dan semakin sulitnya mendapatkan hunian yang layak dengan harga terjangkau.

Hal tersebut membuat para generasi milenial memutuskan untuk melajang atau menunda untuk menikah.

Baca Juga: Medina Zein Klarifikasi Soal Foto Bersama Suami di Cafe saat Positif Covid-19, Ini Katanya

Para generasi muda Korea memilih menunda pernikahan karena situasi finansial yang belum stabil.

Inilah yang menyebabkan usia pernikahan di Korea Selatan termasuk lambat yang berdampak pada menurunnya angka kelahiran bayi dan keseluruhan populasi di negara itu. ***

Editor: Dadang Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler