Pondok Pesantren Al-Inayah Ajarkan Pentingnya Membangun Kekuatan Ekonomi dan Kesadaran Inklusivitas Masyarakat

9 Februari 2022, 20:42 WIB
Seniman dan budayawan Eddie Karsito (kanan) bersama Pendiri dan Pengasuh Yayasan Pondok Pesantren Al-Inayah, Jambi, Nyai Hj. Sumiyati Khilyatun Hasanah, S.Pd.I., M.Pd./dok.IST /

GALAMEDIA - Membaca masuknya Islam di Indonesia adalah sejarah tentang toleransi, akulturasi, dan inklusivitas.

"Para wali Nusantara sesungguhnya telah mempraktikkan nilai-nilai tersebut melalui proses sosial dan proses kultural," ujar Eddie Karsito, di sekretariat Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan, Kranggan Permai Jatisampurna, Kota Bekasi, Selasa, 8 Februari 2022.

Sebuah harapan besar, kata Eddie, apabila kesadaran beragama tersebut dijadikan modal pijakan untuk menggalang persatuan dan kesatuan.

"Sehingga Indonesia diharapkan dapat menjadi kiblat dan pelopor perdamaian dunia," ujar seniman dan budayawan, lulusan Pendidikan Guru Agama (PGA) Islam ini.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Kasus, Pemkot Bandung Pastikan Tiap Wilayah Tersedia Tempat Isoman

Pandangan tersebut dikemukakan aktor dan wartawan senior ini, saat menyambut kunjungan Pendiri dan Pengasuh Yayasan Pondok Pesantren Al-Inayah, Jambi, Nyai Hj. Sumiyati Khilyatun Hasanah, S.Pd.I., M.Pd.

Kehadiran Nyai Hj. Sumiyati, atau yang akrab disapa Umi Al-Inayah tersebut, dalam rangka menjajaki berbagai kemungkinan kerjasama guna meningkatkan potensial santri dan sivitas akademik pondok pesantren yang dipimpinnya.

"Selain masalah toleransi, akulturasi, dan inklusivitas, kami juga mempercakapkan tentang pentingnya membangun kesadaran masyarakat dalam membangun kekuatan ekonomi berbasis syariah. Yaitu benar-benar syariah dan bukan sekedar packaging and labeling," terang Umi Al-Inayah.

Bersama suaminya, K.H. M. Rifa’i Abdullah, di Pondok Pesantren Al-Inayah, yang beralamatkan di jalan Lesmana, Desa Perintis, Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi ini, Umi Al-Inayah tidak hanya menempatkan pondok sebagai pesantren Salafiyah. Melainkan juga menjadi pondok pesantren modern berbasis ilmu pengetahuan modern.

Baca Juga: PKS Jabar Kantongi 2 Nama dari DPP untuk Wakil Wali Kota, Haru: Siapapun Nanti Fokus Majukan Kota Bandung

Sebagai pesantren Salafiyah, Al-Inayah mengajarkan keilmuan berdasarkan Kitab Kuning sebagai literatur keislaman. Yaitu; Ilmu Bahasa; Nahwu dan Sharaf, Mantiq, Fiqih, Usul Fiqh, Hadits, Tafsir, Tauhid, Tasawuf, Akhlak, dan lain-lain.

Sebagai lembaga pendidikan berbasis pengetahuan modern, Pondok Pesantren Al-Inayah, juga mengajarkan ilmu pengetahuan yang mengarah pada kerja dan aplikasi nyata.

"Islam diwahyukan sebagai ‘agama kerja’ (dinul ’amal). Hanya dengan cara (amal nyata) itulah Islam menjadi solusi bagi berbagai permasalahan manusia," ujar Anggota DPRD Kabupaten Tebo dari Fraksi Partai Demokrat ini.

Umi Al-Inayah, juga mengajak masyarakat bagaimana meneladani Muhammad Rasulullah SAW sebagai seorang pedagang. "Nabi berhasil menjadi pengusaha dan membangun imperium bisnisnya dengan cara yang amanah dan jujur," ujarnya.

Spirit dagangnya Rasulullah tersebut, kata Umi Al-Inayah, sebagian telah diaplikasikan di pondok pesantren yang diasuhnya, dengan membentuk berbagai lembaga bisnis.

Baca Juga: Venna Melinda dan Ferry Irawan Resmi Bertunangan, Verrell Bramasta: Selamat Ya Mama

Umi Al-Inayah, antara lain mendirikan Taman Rimbo Wisata (TRW), Perusahaan Biro Haji & Umroh, Pengembangan Bisnis Media & Studio TV Komunitas, mendirikan Balai Latihan Kerja (BLK), dan lembaga usaha lain berbasis ekonomi syariah.

"Ke depan kami berharap terjadi simbosis mutualisme, antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan lembaga keuangan dan bisnis yang mampu menjadikan pesantren sebagai pelaku ekonomi penting di Jambi khususnya ekonomi syariah," harapnya.

Umi Al-Inayah berharap, pesantren tidak hanya dapat mandiri secara ekonomi, tetapi juga menghidupkan ekonomi masyarakat sekitar pesantren. Apalagi, pesantren meyimpan potensi besar sebagai penggerak ekonomi masyarakat.

"Kami berharap tumbuh pengusaha-pengusaha di pesantren. Pesantren maju, ekonomi berkembang. Jika usaha pesantren berkembang, manfaatnya tidak hanya dirasakan pesantren, tetapi juga masyarakat sekitar," harapnya.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler