Polisi Bisa Mudah Tangkap Penganiaya Ketua KNPI, Pigai: Paling Penting Bukan Soal Hukuman, Tapi Apa Motifnya

21 Februari 2022, 21:48 WIB
Natalius Pigai. /Antara/Widodo S. Jusuf/

 

GALAMEDIA - Mantan Komisioner Komite Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai meminta aparat kepolisian untuk segera mengusut tuntas kasus pengeroyokan terhadap Ketua Umum DPP KNPI Haris Pertama.

Ia pun meminta agar polisi bisa mengungkap motif kejadian tersebut.

"Yang paling penting bukan soal hukuman kepada ketiga (pelaku), tapi apa motifnya. Menolak kekerasan!," ujar aktivis HAM ini, Senin, 21 Februari 2022.

Pigai yang juga mantan Komisioner Komnas HAM ini meyakini, Korps Bhayangkara bisa dengan mudah mengungkap peristiwa yang terjadi di salah satu restoran di Cikini, Jakarta Pusat itu.

"Saya berharap polisi akan dengan mudah temukan pelakunya," tutup Pigai.

Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun pun menyatakan Polisi harus begerak untuk mengusut tuntas kasus kriminal ini.

Baca Juga: Menteri Bisa Rangkap Jabatan Jadi Pemimpin IKN Baru, PKS Menolak: Contoh Buruk

Advokat ini pun menyoroti bahwa Haris Pertama merupakan pelapor dari Ferdinand Hutahaean.

Tak hanya itu, ia juga merupakan pelapor dari Abu Janda alias Permadi Arya.

"Tapi ini belum pasti ini berkaitan dengan Ferdinand Hutahaean ataupun Abu Janda," ujar Refly melalui tayangan video pada kanal YouTube, Senin, 21 Februari 2022.

Seperti diketahui, Ferdinand Hutahaean segera menjalani persidangan dalam kasus ujaran kebencian berbau SARA.

Sementara kasus Abu Janda hingga saat ini belum ada kejelasan.

Padahal, menurut Refly, Kasus Abu Janda lebih berat dari kasus Ferdinand karena berbentuk audio visual.

"Itu lebih strong," ujarnya.

Baca Juga: Aurel Hermansyah Segera Melahirkan, Fuji: Bismillah semoga lancar kakak

Refly mengungkapkan saat melaporkan Abu Janda, Haris Pertama mengaku mendapatkan banyak teror.

Tak hanya itu, posisinya sebagai Ketua Umum DPP KNPI pun terus digoyang. Haris pun disebut-sebut dicopot dari jabatan Ketua Umum.

Dengan kondisi itu, saat ini --dikabarkan-- KNPI terbagi menjadi 3 kubu.

"Bahkan menurut pengakuan Haris, yang terdaftar di Kemenkumham, pengurusnya bukan dari kubunya dia," ungkapnya.

Sehubungan hal itu, Refly kembali menegaskan, Polisi harus bergerak cepat karena ini bukan keributan biasa.

"Ini bisa ada motif untuk membuat jera," katanya.

Baca Juga: Usai Gempa Berkekuatan 5,8 Setengah Jam Disusul 5,1 di Flores, Daryono: Meski Kuat Belum Berpotensi Merusak

Ia menilai banyak pihak merasa dekat dengan kekuasaan sehingga bertindak seenaknya karena merasa kebal hukum.

"Yang pasti ini ada tindakan kriminal, pemerintah berkewajiban untuk membongkarnya," katanya.

Ia berharap dengan gerak cepat aparat kepolisian kasus seperti itu tidak terulang lagi di masa mendatang.

Ia pun mengingatkan pesan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar aparat kepolisian bersikap netral dalam penyelidikan.

"Ingat pesan Kapolri, polisi harus netral ...," ingatnya.

Pengeroyokan dialami Haris Pertama di daerah Menteng, Jakarta Pusat, siang tadi. Haris dikeroyok di parkiran sebuah restoran.

Peristiwa itu terjadi pada pukul 14.30 WIB. Saat itu Haris baru turun dari mobilnya.

"Saya baru turun dari mobil langsung disergap. Kejadian setengah jam lalu," ujar Haris.

Haris belum mengetahui ciri-ciri dari pelaku. Dia hanya menyebut pelaku berkisar tiga hingga lima orang.

"Saya baru turun dari mobil tiba-tiba ada tiga sampai lima orang hajar saya langsung di Restoran Garuda Cikini," terang Haris.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler