Integrated Green Industry & Blue Energy, Kerjasama Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia - IBIMA

23 Februari 2022, 17:19 WIB
IBIMA dan Komunitas MadeinITB – MadeinIndonesia Superconnection didukung oleh Kementerian Koperasi dan UKM tengah mengakselerasi Korporatisasi Petani dalam program Integrated Farming, melalui pembentukan koperasi moderen dan optimalisasi produktivitas petani Indonesia. /

GALAMEDIA - IBIMA dan Komunitas MadeinITB – MadeinIndonesia Superconnection didukung oleh Kementerian Koperasi dan UKM tengah mengakselerasi Korporatisasi Petani dalam program Integrated Farming, melalui pembentukan koperasi moderen dan optimalisasi produktivitas petani Indonesia.

Integrated Farming System sendiri, merupakan sistem pertanian dengan upaya memanfaatkan keterkaitan antara tanaman perkebunan, pangan, hortikultura, hewan ternak dan perikanan, untuk mendapatkan agro ekosistem, yang mendukung produksi pertanian (stabilitas habitat), peningkatan ekonomi dan pelestarian sumber daya alam.

Founder Made-in-Indonesia Superconnection (MSC), sekaligus Founder dan CEO Industry and Businees Institute of Management (IBIMA), I Made Dana Tangkas, dalam pelaksanaan Kick Off Program Integrated Farming (Superconnection) yang diselenggarakan pada Sabtu, 12 Februari 2022 di Sumedang, menyebutkan bahwa pihaknya memiliki cita-cita Indonesia harus maju karena teknologi. Salah satu caranya, dengan membangun integrated farming di seluruh Indonesia.

Oleh karena itu, Made Tangkas akan mengembangkan Superconnection Integrated Farming National Project.

Baca Juga: Bangun Ekosistem Digital Masif, Bank bjb Bersama Amazon Web Service (AWS) DCI Ciptakan IT Digital Enablement

"Setelah di Sumedang, kita akan masuk ke Pekalongan dan Bali," ungkapnya.

Di Sumedang, di atas lahan seluas 3000 meter persegi di tahap awal ini, akan dikembangkan produk pertanian padi, jagung, porang, dan sebagainya. Bahkan, di lahan tersebut juga akan dikembangkan lahan untuk pakan ternak berupa rumput Taiwan.

"Kita juga menyiapkan peternakan ayam, kambing, dan sapi," ujar Made Tangkas.

Dalam hal itu, Made Tangkas akan menggulirkan aneka pelatihan, pengembangan produk, hingga business development.

"Kita integrasikan di desa-desa dan berkolaborasi dengan IBIMA dan MSC," tandas Made Tangkas.

Menurut Made Tangkas, dalam hal ini yang paling penting itu menyiapkan offtaker-nya, yang rata-rata merupakan usaha besar.

"Kita yang akan menyambungkan integrated farming dengan pihak offtaker," kata Made Tangkas.

Dalam struktur usahanya, akan berdiri yang namanya Holding Integrated Farming yang memiliki anak-anak usaha di bawahnya berupa Badan Usaha/ PT, Koperasi, dan Kelompok Usaha Bersama/ KUBE (inti plasma).

Akan tercipta juga sebuah kolaborasi dengan pihak lain dalam hal teknologi informasi (TI). Pada 2022 ini, Made Tangkas mentargetkan pembentukan integrated farming sebanyak 250, dengan masing integrated farming menyiapkan modal antara Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar.

Ke depan, Made Tangkas berharap pengelolaan integrated farming melalui koperasi. Bisa melalui koperasi primer, sekunder, dan jenis koperasi lainnya, dari hulu ke hilir. Juga, ada plasma dan inti plasma.

Baca Juga: Barbie Kumalasari Blak-blakkan Soal Biaya Perawatannya yang Capai Rp4 Miliar Lebih, Apa Saja Itu?

"Benchmark kita adalah integrated framing milik Sri Darmono yang ada di Cikampek," ungkap Made Tangkas.

Pelaksanaan program ini didukung oleh Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, sejalan dengan visi, misi dan program pengembangan Koperasi dan UKM bahwa perlu dilaksanakan percepatan dukungan baik untuk kualitas SDM, struktur ekonomi yang merata, produktif dan berdaya saing termasuk di sektor agro industri agar Indonesia dapat berdaulat secara pangan maupun energi.

Pada pelaksanaan Kick Off Program Integrated Farming (Superconnection) yang diselenggarakan pada Sabtu, 12 Februari 2022 di Sumedang dihadiri pula oleh Sekertaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenkopUKM) Republik Indonesia, Arif Rahman Hakim.

Sekertaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenkopUKM) Republik Indonesia, Arif Rahman Hakim mengatakan, Dalam integrated farming, kami akan kembangkan Koperasi Multi Pihak untuk mensejahterakan anggota dan masyarakat sekitar.

"Integrated Farming merupakan inovasi di sektor pertanian dan peternakan yang akan menjadi andalan Sumedang untuk sektor pangan," kata Arif.

Sistem Integrated Farming ini dimanfaatkan untuk produktivitas sektor pertanian, dimana kotoran sapi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kandang bagi pakan ternak hijauan.

"Selain itu, dapat juga dijadikan biogas sebagai energi alternatif untuk kebutuhan sehari-hari anggota koperasi dan masyarakat sekitar," imbuh Arif.

Arif menjelaskan, pembukaan Integrated Farming ini merupakan inisiasi dan tindak lanjut dari Kerjasama dan Kolaborasi dengan IBIMA dan Komunitas MadeinITB – MadeinIndonesia Superconnection, serta kunjungan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki ke pilot project area integrated farming system milik dari Sri Darmono (Superconnection) bernama Mas Ihsan Farm. Sistem seperti inilah yang akan direplikasi di banyak daerah lain di Indonesia.

Dukungan dari Founder Superconnection, I Made Dana Tangkas sangat mengupayakan percepatan upaya Kabupaten Sumedang menjadi show case area dan sentra kluster pangan, seperti ternak sapi, domba, yang juga dapat diintegrasikan dengan ketersediaan pakan ternak yang bersumber dari kacang koro bertempat di Kawasan SMK Pelita Al – Ikhsan (milik I Made Dana Tangkas).

“Sehingga, ekosistem integrated farming dapat menjadi andalan Pemerintah Kabupaten Sumedang,” kata Arif.

Lebih lanjut Arif menjelaskan, program Integrated Farming juga merupakan exit strategy dari tantangan terhadap kebutuhan kemandirian pangan bagi suatu negara.

"Kebutuhan akan pangan sangat mendesak dan menjadi tantangan bagi dunia di tengah ancaman kiris pangan sehingga perlu kita antisipasi sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam,” kata Arif.

Menurut Arif, integrated farming system, yang mengelola potensi pertanian dari hulu ke hilir, dianggap menjadi model yang pas untuk ditiru para petani dan peternak, maupun koperasi di sektor pangan. Tak hanya dinilai bisa meningkatkan kesejahteraan petani, integrated farm ini juga diyakini mampu memperkuat ketahanan pangan di Indonesia.

Baca Juga: Resep Bolu Red Velvet Vla Keju Tanpa Oven untuk Camilan Sore dengan Keluarga

Mas Ihsan Farm, saat ini mampu menciptakan hasil pertanian dan peternakan dengan penerapan model integrated farming system sebesar omzet Rp 8-11 miliar perbulan. Di atas lahan berukuran 20 hektar, mampu menghasilkan aneka produk. Mulai dari pangan, energi (biogas), pakan ternak, hingga pupuk organik (asam humat). Jika hanya dari dari seekor sapi atau domba, hanya menghasilkan pendapatan tak lebih dari 30 persen saja. Namun, jika dengan peternakan terintegrasi dengan sistem Closed-Loop maka akan menghasilkan banyak produk yang memiliki nilai ekonomi jauh lebih tinggi.

Dari seekor sapi, 30 persen hanya menghasilkan energi dan daging. Sedangkan 70 persen lainnya menghasilkan biogas, pakan, dan pupuk kompos. Yang paling mahal adalah menghasilkan bibit atau sel sapi (sperma dan sel telur).

"Namun, yang terpenting dalam pengelolaan model pertanian integrated farm ini letaknya pada kemampuan dari SDM menghubungkan antar elemen yang ada. Sehingga, diharapkan memang benar-benar dipelajari secara menyeluruh dan mendalam," ungkap Arif.

Oleh karena itu, Arif berharap Superconnection yang didirikan oleh I Made Dana Tangkas, serta Mas Ihsan Farm milik Darmono bisa menjadi inkubator bagi UKM (petani dan peternak) yang akan belajar tentang integrated farming. Dimana mereka akan ikut nyata berproses dari awal hingga produk dilepas ke pasar. Sehingga mampu fokus pada produksi dan pemasaran, serta rancangan model bisnis dan penyiapan offtakernya.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumedang Herman Suryatman berharap program integrated farming bisa dijalankan secara totalitas, bukan sekadar sporadis.

"Yang penting menjadi fokus kita adalah output, outcome, hingga benefit dari integrated farming," kata Herman.

Bahkan, Herman menyebutkan bahwa bila integrated farming di Desa Ujungjaya berjalan sukses, maka bisa direplikasi di desa-desa lainnya di Sumedang yang berjumlah 270 desa. Terlebih lagi, saat ini, Sumedang memiliki modal strategis sebagai wilayah terdepan dalam hal transformasi digital di Indonesia.

Bagi Herman, dengan mengembangkan integrated farming, produk yang dihasilkan petani dan peternak bisa memiliki nilai tambah. Hal itu bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mengentaskan kemiskinan di Sumedang.

"Saya meyakini Sumedang bisa mengembangkan integrated farming, hingga mencapai smart farming. Dengan bergotong-royong kita bisa mewujudkan itu," ujar Herman.

Oleh karena itu, Herman akan mendorong pembentukan koperasi petani yang pada prosesnya akan menyerap (membeli) produk yang dihasilkan petani dengan harga baik. Jangan sampai produksi integrated farming sebaik mungkin, namun saat masuk pasar harganya jatuh.

"Integrated farming harus disiapkan secara matang semua proses dari hulu hingga hilir. Dan sangat memungkinkan bila dikembangkan dalam wadah koperasi," ujar Herman.

Tantangan Kompetisi Dunia dan Permasalahan Kesiapan Inovasi & Teknologi serta Penguatan Kompetensi Industri dan Bisnis Global. Dilatarbelakangi oleh tantangan kompetisi global dari multisectoral bisnis dan industri, yang mana terjadi Free Trade Agreement baik Global maupun Regional, terjadinya globalisasi (dunia tanpa batas), dampak Pandemi Covid-19 yang masih berlanjut hingga kini, ancaman Perang Dunia ke-III dan Perang Dagang (USA vs China), termasuk konflik geopolitik (termasuk Brexit), kita Indonesia dihadapkan pada tantangan :
1. Keterbukaan pasar dan informasi
2. Persaingan produk berbasis teknologi & inovasi
3. Persaingan kompetensi & profesionalisme SDM

Ukuran ekonomi Indonesia termasuk yang paling besar di dunia, sekarang menempati peringkat ke-16 (dari PDB) sehingga masuk G-20. Pada forum G- 20 ini Indonesia menjadi satu-satunya wakil ASEAN.

Selanjutnya diprediksi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan bahwa pada tahun 2030, Indonesia dapat mampu menduduki posisi ke 7 sebagai ekonomi terbesar di dunia dengan berbagai proyek pengembangan di Indonesia dengan total GDP di tahun 2030 sebesar USD 3 Triliun.

Saat ini tengah dilakukan penguatan dan akselerasi pada proses hilirisasi, optimalisasi, digitalisasi dan efisiensi di semua lini produksi, manajemen, distribusi dan marketing pada berbagai sektor bisnis dan industri. Hal ini pula disambut positif pada penguatan teknologi dan inovasi di bidang agrikultur dan maritim.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler