Vladimir Putin: Negara yang Tidak Bersahabat dengan Rusia Harus Bayar Gas Pakai Rubel

24 Maret 2022, 10:32 WIB
Vladimir Putin /Reuters/Sputnik/

GALAMEDIA - Meski perang masih berlangsung antara Rusia dengan Ukraina, namun Rusia masih tetap mengirim pasokan gas ke negara-negara Eropa.

Tapi setelah mendapatkan banyak sanksi, Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Rabu, 23 Maret 2022,  meminta negara-negara tak bersahabat yang membeli gas Rusia untuk membayarnya dalam mata uang Rubel alih-alih dalam euro seperti ketentuan dalam kontrak yang berlaku saat ini.

Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat telah memberlakukan sanksi berat terhadap Rusia sejak Moskow mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari.

Namun, Eropa sangat bergantung pada gas Rusia untuk pemanas dan pembangkit listrik.

Baca Juga: Krisdayanti Genap 47 Tahun, Yuni Shara Ucapkan Selamat Ulang Tahun Untuk Grandmi Ameena Hanna Nur Atta

Putin tidak akan berkompromi dalam pembayaran dengan mata uang lainnya termasuk dolar dan euro.

Pemimpin Rusia itu akan tetap melanjutkan kontrak pengiriman pasokan gas ke 'negara-negara yang tidak bersahabat' tapi sistem pembayarannya akan berubah dengan mata uang Rusia.

Saat ini, negara-negara di Uni Eropa masih memiliki perbedaan pendapat terkait perlu atau tidaknya memberi sanksi pada sektor energi Rusia.

Harga gas Eropa melonjak di tengah kekhawatiran terjadinya krisis energi di kawasan tersebut.

Baca Juga: Justin Bieber Bakal Konser di Indonesia 3 November 2022, Beliebers Siap-Siap Nabung, Cek Harga Tiketnya!

Rusia adalah salah satu eksportir terbesar pasokan energi. Eropa adalah salah satu konsumen utama mereka selain China. Produk ekspor gas alam Rusia sendiri adalah salah satu yang terbesar di dunia, jauh di atas Amerika Serikat (AS) dan Qatar.

Dikutip dari Antara, Putin mengatakan, "Jika Anda menginginkan gas kami, belilah mata uang kami," ujar Putin pada pertemuan yang disiarkan televisi dengan para menteri pemerintah.

Selain itu, Kementerian Keuangan dan Bank Sentral Rusia juga diwajibkan, dalam waktu satu minggu, harus bisa menentukan prosedur pembelian rubel di pasar domestik dan importir gas Rusia.

Baca Juga: Link Cek Penetapan NIP CPNS dan NI PPPK 2021 Terbaru, Klik di Sini!

Para analis melihat keputusan Putin ini sebagai langkah mengejutkan.

"Dia (Putin) pada dasarnya mencoba untuk membuat negara-negara Barat yang memberikan sanksi kepada Bank Sentral untuk bertransaksi dengannya. Tapi ini hanya akan mempersulit transaksi dengan Rusia untuk pasokan energi," ujar Timothy Ash, analis ekonomi, dilansir The Moscow Times.

Penerapan perintah Putin akan memperumit Eropa karena banyak bank negara Rusia, termasuk Bank Sentral, berada di bawah sanksi yang melarang transaksi langsung.

Sedangkan pembayaran menggunakan rubel berarti memaksanegara-negara Eropa membeli rubel langsung dari Bank Sentral.

Baca Juga: Photoshoot Teranyar Lyodra Ginting dan Riza Syah, Couple Ini Bikin Penggemar Meleleh

Tetapi transaksi bisa terbukti rumit bagi Eropa karena banyak bank negara Rusia, termasuk Bank Sentral sendiri, berada di bawah sanksi yang melarang transaksi langsung.

Namun, masih belum jelas bahwa Rusia memiliki kekuatan untuk mengubah kontrak jual beli gas secara sepihak atau tidak.

"Rusia akan terus memasok gas alam sesuai dengan volume dan harga seperti dalam kontrak yang disepakati sebelumnya. Perubahan hanya akan mempengaruhi mata uang pembayaran yang diubah menjadi rubel Rusia," kata Putin.

Beberapa harga gas grosir Eropa naik hingga 30% pada Rabu, 23 Maret 2022.

Baca Juga: Cek Daftar Lokasi UTBK SBMPTN 2022, Pastikan Memilih Lokasi Terdekat!

Harga gas grosir Inggris dan Belanda melonjak. Gas Rusia menyumbang sekitar 40% dari total konsumsi Eropa.

Pelanggan gas utama dari Rusia segera memberi komentar terhadap kabar keputusan Vladimir Putin. Austria, Italia dan Jerman merupakan tiga negara Eropa utama yang membeli gas dari Rusia.

Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan pengumuman pembayaran dalam rubel adalah pelanggaran kontrak.

"Dan kami sekarang akan mendiskusikan dengan mitra Eropa kami bagaimana kami akan bereaksi terhadap itu."

Baca Juga: Link Cek Penetapan NIP CPNS dan NI PPPK 2021 Terbaru, Klik di Sini!

Dilansir BBC, Uni Eropa mengimpor hampir 40 persen gas dari Rusia. Jerman dan Italia adalah dua importir terbesar.

Hampir separuh kebutuhan gas Jerman, 42, 6 persen, dibeli dari Rusia. Hungaria, Belanda dan Polandia adalah negara Eropa lain yang banyak mengimpor gas Moskow.

Sementara itu sumber senior pemerintah Polandia menambahkan, Polandia tidak berniat menandatangani kontrak baru dengan Gazprom setelah kesepakatan mereka yang ada berakhir pada akhir tahun ini.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler