Jabar Targetkan Smart Cluster Kebencanaan di Setiap Desa

24 Maret 2022, 18:00 WIB
Jabar Targetkan Smart Cluster Kebencanaan di Setiap Desa./Rio Ryzki Batee/Galamedia /

GALAMEDIA - Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Jabar Quick Response terus meningkatkan kesadaran masyarakat agar siap dalam menghadapi bencana. Salah satunya dengan membentuk relawan-relawan kebencanaan di setiap lingkup terkecil masyarakat.

Kepala Divisi Media, Data, dan Pelayanan Informasi Jabar Quick Response (JQR), Aditya Sanggaputra, menjelaskan bahwa pihaknya berharap semua daerah di Jawa Barat terdapat relawan kebencanaan yang memahami situasi dan keterampilan dalam mitigasi bencana. 

"Jadi hadirnya relawan yang memiliki skill dasar dalam tanggap kebencanaan," ungkapnya disela-sela Seminar Nasional "Peran Relawan Dalam Membangun Jabar Resilience Culture Province" di Hotel Preanger, Jln. Asia-Afrika, Kota Bandung, Rabu, 23 Maret 2022.

Baca Juga: Di Sumedang, Harmonisasi Unsur Forkompimda Makin Mesra

Dalam kegiatan tersebut, menghadirkan sejumlah pemateri seperti dari BNPB, relawan kebencanaan, hingga akademisi.

Menurutnya kebutuhan ini tidak terlepas dari situasi di wilayahnya, yakni hampir semua daerah di Jawa Barat memiliki potensi bencana. Oleh karena itu, setiap kawasan harus tersedia relawan tersebut.

"Bagaimana agar tercipta smart cluster. Ini juga seiring dengan amanat Pak Gubernur, karena Jabar sudah punya cetak biru terkait kebencanaan," katanya.

Dikatakannya smart cluster ini diharapkan ada di setiap desa di Jawa Barat. Para relawan tersebut, diharapkan memiliki berbagai keahlian dan pemahaman terkait kebencanaan seperti manajemen posko.

"Para relawan dilatih bagaimana caranya mengelola posko dengan SDM yang ada. Serta terdapat manajemen data dan relasi sehingga diharapkan relawan dapat memberikan data, informasi, sekaligus teknik penyajiannya," tuturnya. 

Baca Juga: Doa Pemain Persib di Pengujung Liga 1, Dua Laga Jadi Penentuan Nasib

"Kami juga terus berupaya memberikan materi fungsi kehumasan, bagaimana caranya mengelola dokumentasi, pengarsipan data, membicarakan etika. Misal menginformasik bagaimana tentang foto bencana yang tidak boleh dipublikasikan," jelasnya.

Ia menerangkan dengan adanya smart cluster ini, diharapkan tercipta unit reaksi cepat di lingkup terkecil, sehingga pola respons kebencanaan menjadi lebih cepat. 

"Intinya desentralisasi respons, selama ini mungkin respons itu dari masyarakatnya justru tidak mengetahui. Dengan ini mudah-mudahan masyarakat semakin tahu dan teredukasi," ujarnya.

Sekretaris BNPB, Lilik Kurniawan, menjelaskan penanganan kebencanaan memerlukan peran serta dari masyarakat. 

"Tidak bisa jika hanya mengandalkan pemerintah saja," katanya.

Baca Juga: Juragan 99 Pernah Hadiahi Tower Untuk Shandy Purnamasari, Nikita Mirzani Langsung Bilang Begini

Oleh karena itu, Ia menilai relawan memiliki peranan dominan dalam mitigasi bencana. 

"Relawan itu banyak sekali peran-perannya. Bukan saat situasi darurat saja," terangnya.

Pihaknya berharap setiap masyarakat memiliki pengetahuan dan informasi yang baik tentang kebencanaan. 

"Masyarakat harus mengetahui, memiliki kesadaran, dan melakukan rencana-rencana untuk diri sendiri maupun keluarga jika terjadi bencana," ucapnya.

Bahkan warga harus aktif dan rutin dalam pelatihan kebencanaan. "Harus ada pelatihan, simulasi kebencanaan, setidaknya setahun sekali," tambahnya.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler