Eks Direktur PD Kebersihan Terus Edukasi Masyarakat Gaya Hidup Minim Sampah Dengan Buka Toko

28 Maret 2022, 20:36 WIB
Mantan Direktur PD Kebersihan Gun Gun Saptari. /

 

GALAMEDIA - Tidak lagi berada dibawah bendera PD Kebersihan Kota Bandung (kini sudah dibubarkan, red) , tak membuat Gun Gun Saptari menghentikan langkahnya untuk mengedukasi masyarakat terkait sampah.

Kini, di rumahnya di Jalan Kembar Tengah No 25, ia pun mengedukasi masyarakat dengan mempraktekkan gaya hidup minim sampah.

Di rumahnya, Ketua I Ikatan Alumni Teknik Lingkungan ITB ini mempraktekkan cara mengolah sampah dengan membuat biopori dan Loseda (lodong desa dapur) serta kebun mungil.

Sehingga kompos yang dihasilkan dari Loseda bisa digunakan untuk pupuk tanamannya.

Selain mengolah sampah, mantan Direktur Operasional PD Kebersihan Kota Bandung ini juga membuka toko Madifa Lesswaste dan Healhty Store.

Baca Juga: Soal Perbedaan Penentuan Awal Ramadhan, MUI: Lumrah Terjadi dan Perlu Disikapi dengan Saling Menghormati

Di toko ini, konsumen diharuskan membawa sendiri tempat untuk wadah produk yang dibelinya. Kalau tidak membawa, maka pembeli akan diarahkan membeli plastik ziper yakni plastik yang bisa dipakai berulang kali sebagai bungkus untuk produk yang dibelinya.

Menurut Gun Gun, dalam mempraktekkan gaya hidup minim sampah maka harus dipisahkan antara sampah organik dan anorganik. Untuk sampah organik, Gun Gun pun menyelesaikannya di halaman rumah sendiri. Di mana ia membuat biopori dan Loseda untuk mengolah sampah organik.

"Sampah organik sesa dapur saya masukkan ke Loseda dan pembusukannya kasih MOL (mikro organisme lokal). Nanti ini (sampah yang dimasukkan ke Loseda jadi kompos," ungkapnya.

Loseda dengan kedalaman 30 centimeter ini bisa penuh dengan sampah organik hingga enam bulanan. Di rumahnya, terdapat dua Loseda. Sehingga saat Loseda satu penuh dan tengah terjadi proses pengomposan secara alami, ia menggunakan satu Losedanyya lagi untuk tempat sampah organik.

Baca Juga: Jangan Ngebut di Tol Trans Jawa dan Trans Sumatera! Mulai 1 April 2022 Polri Berlakukan Aturan Ini

"Untuk pot tanamannya saya gunakan botol bekas, sepatu bekas dan lainnya, " ujarnya.

Sementara di toko yang didirikannya, ia menawarkan produk yang reuseable sebagai gaya hidup minim sampah.

"Kan masalah sampah itu, kemasan yang sekali pakai, kita mencoba menggunakan produk-produk yang tidak sekali pakai. Pertama, kita jual produk refill seperti minyak goreng, kecap, saos, dan sabun. Jadi nanti kalau beli kesini bawa tempatnya sendiri. Makananya juga isi ulang, termasuk frozen food kaya kentang, sosis kan biasanya beli pakai kemasan -kemasan ya disini sistemnya isi ulang," ungkapnya.

Kedua adalah menjual produk pengganti sekali pakai. Contohnya tumbler, misting, pembalut dan pamper. Biasanya pembalut dan diaper menjadi sampah residu. Namun pembalut dan pamper yang dijual di tokonya berbahan kain sehingga bisa dicuci dan digunakan kembali.

"Juga tisu, kan sampah tisu enggak cuma mengotor lingkungan, tapi kan itu sumber awalnya dari pohon. Jadi kita juga sediakan tisu yang bisa dicuci setelah digunakan dan bisa dipakai kembali," ungkapnya.

Gun Gun mengaku ingin mempraktekkan gaya hidup minim samoah. Namun dulu ia kesulitan mencari barang-barangnya karena tersebar di beberapa tempat. Karena itulah, ia membuka toko yang menjual kebutuhan untuk menunjang gaya hidup minim sampah.

"Saya harap toko ini juga tidak hanya sekadar toko, tapi jadi pusat edukasi gaya hidup minim sampah," harapnya.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler