Ayo Mengajar dan Peace Generation Ajak Masyarakat Berkolaborasi untuk Bertoleransi

9 Juni 2022, 11:00 WIB
Ayo Mengajar dan Peace Generation Ajak Masyarakat Berkolaborasi untuk Bertoleransi //Foto ist /

GALAMEDIA - Ayo Mengajar Indonesia (AMI) dan Peace Generation berkolaborasi dalam upaya mencegah radikalisme dan terorisme di dunia pendidikan.

Demikian terungkap dalam Dialog Publik Peace Edu bertema Pendidikan Toleransi, Bentengi Radikalisasi via Hybrid Pertemuan Fisik dan Virtual di Hotel Shakti Bandung pada Rabu 8 Juni 2022.

"Dengan adanya dialog publik ini kita bersepakat bahwa pendidikan toleransi tidak sekadar ngomong tentang toleransi, tapi pendidikan toleransi harus diamalkan dan dirasakan” tutur Adi Raharjo dari pihak AMI saat memberikan sambutan.

Baca Juga: Ms. Marvel Berapa Episode dan Tayang Dimana? Cek Informasi Lengkapnya Beserta Link Nonton di Sini

Menurutnya kemunculan kelompok seperti Khilafatul Muslimin yang dengan sengaja menyebarluaskan paham khilafah menjadi ancamam terhadap ideologi negara.

Kehadiran mereka dapat memicu perpecahan dan merusak kedamaian di Tanah Air.

Sementara aktivis yang juga merupakan pendiri Peace Generation, Irfan Amalee mengatakan, fenomena Khilafatul Muslimin dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Baik  melalui perspektif hukum, sosial ataupun pendidikan.

Baca Juga: Jadwal Pertandingan Piala Presiden 2022, Lengkap!

"Kalau perspektif hukum, di Indonesia kan sudah jelas apa hal-hal yang tidak sejalan dengan ideologi Pancasila. Bukan hanya ideologi kekhilafahan ya, ideologi lain yang bertentangan  itu akan dianggap disintegrasi bangsa. Negara punya hukumnya sendiri," papar Irfan menjadi narasumber diskusi.

Pada kesempatan lain peneliti Setara Institute Iif Fikriyari Ihsani menyatakan bahwa membangun toleransi dapat dilakukan melalui pemerintahan yang inklusif dan modern.

"Pemerintahan yang menjalankan tata kelola yang setara, partisipatif, toleran dan membuka ruang keterlibatan untuk semua pihak" ungkapnya.

Baca Juga: Viral! Sukses Jual Kentut, Influencer Nyeleneh Ini Kini Jual Keringat Payudara dengan Harga Rp 7 Juta

Dialog sendiri membahas bagaimana cara mencegah intoleransi, radikalisme hingga terorisme masuk ke dunia pendidikan melalui contoh aplikatif dari para pembicara.

Sedangkan Sekjen Jaringan Kerja Antarumat Beragama, Risdo Mauli Tua Simangunsong mengungkap karakter masyarakat perkotaan terkait intoleransi.

Dikatakannya, sejauh ini masyarakat perkotaan lebih banyak mengekspresikan keagaamaan di tengah  hiruk-pikuk perkotaan di mana diskriminasi selalu dimulai dengan intoleransi.

Baca Juga: Sunda itu Islam, Islam itu Sunda

Dalam materinya Risdo mengenai isu agama yang kerap dikaitkan dengan isu politik, Risdo menyinggung Jakatarub yang menurutnya mencerminkan toleransi sebagai bentuk keberagaman. 

Berbagai materi disampaikan narasumber yang hadir dalam dialog publik Peace Edu. 

Di antaranya Founder Peace Generation Irfan Amalee, Sekjen Jaringan Kerja Antarumat Beragama Risdo Mauli Tua Simangunsong, peneliti Setara Institute Iif Fikriyari Ihsani, dan Direktur Ayo Mengajar Indonesia Adi Raharjo.***

Editor: Mia Fahrani

Tags

Terkini

Terpopuler