GALAMEDIANEWS - Seorang pria asal Texas, Amerika Serikat memperingatkan cacar monyet atau monkey pox yang tak bisa dianggap sepele.
Ia menyebut masa pengobatan selama dirinya terinfeksi cacar monyet ‘terasa bagai neraka’ dan 100 kali lebih buruk daripada Covid.
Saat ini kasus cacar monyet di Amerika Serikat telah mencapai 2.000.
Dikutip dari DailyMail, Jumat 22 Juli 2022, pengakuan datang dari Luke Shannahan, bartender di Dallas, Texas dalam sebuah wawancara.
Baca Juga: SLEBEW Apa Artinya? Tak Ada di KBBI dan Kamus Inggris Tapi Ada di Google Translate
Luke menyebut cacar monyet membuatnya menderita demam lebih dari 38 derajat Celsius, sakit kepala, dan pembengkakan kelenjar getah bening yang membuatnya terlihat 'seperti katak' hanya dua hari setelah terpapar.
Setelah itu sekujur tubuhnya melepuh. Rasanya menurut Luke sangat menyakitkan, kulit seolah-olah terasa dikelupas setiap kali menyentuh sesuatu.
Luke mendapat vaksin cacar monyet setelah didiagnosis, tapi hanya bisa terbaring di tempat tidur selama dua hari. Saat sakit yang sangat melanda ia pikir dirinya akan mati.
Baca Juga: Harga Xiaomi Mi 11 Ultra Terbaru di Indonesia dan Spesifikasi Resmi
Luke tak tahu pasti bagaimana dirinya terinfeksi cacar monyet. Tapi yang pasti ia menghabiskan waktu di bar, tempat biliar, dan festival musik beberapa hari sebelumnya.
Mengungkap cacar monyet yang menyerangnya kepada KHOU 11 Luke mengatakan, “Ini pengalaman paling traumatis yang pernah kualami, sakit terburuk yang pernah kualami.”
“Kulit melepuh dan setiap kali menyentuh sesuatu rasanya seperti seseorang mengelupas kulit dengan pengupas kentang,” tambahnya.
Baca Juga: Asus Rog Phone 5 Murah Harga Terbaru dan Spesifikasi Lengkap
Dua hari kemudian Luke mengalami demam, sakit kepala yang terus-menerus dan pembengkakan kelenjar getah bening. Ini diikuti kulit yang melepuh dan terasa sangat menyakitkan.
"Rasa sakitnya itu konstan," ujar Luke.
Ditanya apakah terasa seperti Covid, Luke menegaskan, “Oh, 100 kali lebih buruk. Ini tingkat kelelahan ekstrem yang sama sekali berbeda.”
Baca Juga: Harga Apple iPhone 13 Pro Terbaru Juli 2022 dan Spesifikasi
Luke didiagnosis dua minggu lalu dan sebagian besar gejala cacar monyet yang dideritanya telah mereda. Tapi dia masih dalam isolasi setidaknya selama tiga minggu.
Pasien cacar monyet harus dikarantina sampai semua lepuhan keropeng dan keropengnya hilang karena berdasar pedoman resmi ini bahkan bisa menyebarkan virus.
Luke diketahui mengumpulkan dana melalui GoFundMe untuk mengganti penghasilannya yang hilang sebagai bartender dan sejauh ini telah terkumpul $1.700 atau Rp 25 juta.
Texas mencatat 81 kasus cacar monyet dan berdasar Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Sebagian besar yang terinfeksi kalangan gay atau biseksual dan minggu ini negara bagian Lone Star mengumumkan kasus pertama cacar monyet di kalangan wanita.
Secara nasional, infeksi meningkat empat kali lipat selama dua minggu terakhir di tengah lonjakan pengujian virus.
Ini memicu peringatan dari beberapa ahli bahwa Amerika kemungkinan telah 'kehilangan kendali’ atas sebaran cacar monyet.
Baca Juga: Ini Respon Bupati Soal Viral Google Beralamat di Sumedang
Tetapi Direktur CDC Dr Rochelle Walensky menghklaim mereka klaim tersebut tidak masuk akal.
Pakar lainnya mengatakan perlu beberapa hari lagi untuk memastikan cacar monyet saat ini benar di luar kendali.
Pasien cacar monyet ditawari vaksin Jynneous di tahap awal penyakit untuk mengurangi gejala dan membantu membangun sistem kekebalan untuk melawan virus.
Baca Juga: Harga ZTE Nubia Red Magic 6 Pro Terbaru 2022 dan Spesifikasi Lengkap
Ada juga TPOXX, antivirus yang bekerja menghentikan virus monkeypox menyerang sel lain.
Selain dirancang melawan cacar, vaksin juga digunakan untuk melawan infeksi cacar monyet karena kedua virus yang terkait erat ini.***